Foto: http://amylovesum1.blogspot.com |
Oleh: Karol Wojtyła
Dengan air raksa kita uji pedih-perih
seperti mengukur suhu tubuh dan udara;
tapi ini bukan cara menemukan batas sanggup kita –
pikirmu, kaulah pusat segala yang tercipta.
Andaikan kaumengerti, kaubukan:
Dialah pusatnya,
dan, Ia pun tak temukan cinta –
mengapa tidak kaumengerti?
Hati manusia – apakah gunanya?
Suhu kosmik. Hati. Air Raksa.
Diterjemahkan oleh Yohanes Manhitu
Yogyakarta, 13 Desember 2004
Sumber puisi asli: http://www.pbs.org/wgbh/pages/frontline/shows/pope/poems
No comments:
Post a Comment