Monday, April 30, 2012

Kesunyian


Karya: Yohanes Manhitu

malam ini kulihat lagi munculmu;
malam ini kau kembali membayang.
siapa gerangan telah mohon hadirmu?
siapa pula yang harapkan datangmu?

seribu satu macam cara telah kutempuh:

seribu satu cara ampuh ‘tuk tolak datangmu.
namun kau masih tetap selimuti jiwa-ragaku.
tak pernah kau hiraukan rasa benciku padamu.

kini kutahu mengapa kau tetap datang;

kini kumengerti mengapa kau selalu hadir.
ternyata hayat dan badan yang mengundang,
agar kautemani mengarungi masa dan takdir.

Kalimalang-Jakarta Timur, 20 April 2003

Di Samudra Kata

Foto: https://unsplash.com/s/photos/sailing

Karya: Yohanes Manhitu

Hampir dua minggu kuberlayar.
Hampir dua pekan kumerasa liar,
mengarungi samudra luas lagi dalam,
samudra kata, antara siang dan malam.

Kucoba mengenal kata bisu, jua makna,
di hadapan mesin ahli meracik kata-kata,
di antara kumpulan kitab rupa-rupa kata.
Kuterpasung kenikmatan buaian kata.

Di luar sana, kupandang samudra sejati—
himpunan tetesan air nan dibendung Khalik.
Airnya sejuk dan jadi berkat berjuta makhluk.
Aku makhluk di antara dua samudra beda rupa. 

Di luar sana, kudengar rintik hujan basuh bumi.
Tak deras, tak bengis, namun kirim dingin malam.
Kubiarkan embusan pawana masuki geladak diam.
Aku masih di sini, beranjak dari bandar S menuju Z.

Tuktuk, Pulau Samosir, Sumatra Utara, 4 Mei 2003