Monday, April 30, 2007

Selamat merayakan Hari Buruh Internasional

Tiap manusia yang arif tak akan kehilangan hormat kepada
mereka yang turut menyumbangkan bata bagi pembangunan
hari kemarin, hari ini, dan hari esok yang lebih indah.
Setiap orang mempunyai sesuatu untuk disumbangkan,
dan "nemo dat quod non habet" (tak seorang pun
memberikan apa yang tak ia miliki).
Seperti "pejuang" yang lain,
para buruh di seluruh dunia pun
tak ketinggalan untuk
memberikan apa yang mereka punya
bagi kemaslahatan bangsa mereka dan dunia.
Bagi mereka yang telah meneteskan keringat,
walau kadang dipandang sebelah mata,
kuucapkan selamat merayakan
Hari Buruh Internasional,
tanggal 1 Mei 2007.

Saturday, April 28, 2007

Ho maen mutuin funan (Kau berlalu bersama bulan) Dawan <-> Indonesian


Ho maen mutin funan

Fai natnán, funan natból
Pah-pinan mnesamnés
Au aim he ít ho masam
nbin funan in meûsinen

Nenomatan nemantea
Nhoi pah neik maputun
Ho maen mutuin funan
mubalab kau nektuäs

Me monit ka nasnás fa
Masi ho masam apaisâ
nasaitan au nanait-sin
fun au ufnekan piuta

Yogyakarta, 26 Funhâ 2007


Kau berlalu bersama bulan

Larut malam, muncul bulan
Sunyi sepi meliputi dunia
Kucari ‘tuk temukan elokmu
di terang sang rembulan

Sang surya kini datang
Jemur bumi dengan panasnya
Kauberlalu bersama bulan
sisakan aku penyesalan

Namun hidup tak berakhir
Walau elokmu yang menggoda
kini jauh dari mimpi-mimpiku
karena aku tetap berharap

Yogyakarta, 26 April 2007

Tuis nâko/Karya Yohanes Manhitu

'Tolfatu Babel -- Menara Babel -- Tower of Babel (Genesis 11: 1-9) in Dawan (Uab Meto)


'Tolfatu Babel 
(Genesis 11: 1-9)
  1. Ma nbi pah-pinan nobamesen, ala uab mesê ma tekas mesê es mapakê.
  2. Es onnane sin natbokan neu neonsaet ma nít naijamnesat a-nbi pah Sinear, ma sin natuan nabala nbi nae.
  3. Ma sin nak es neu es: “Aim he tmoê fatumtasâ ma tòt sin leko-leko.” Ma sin a-npaek fatumtasâ nane on fatu ma haulitê on naijamakâliät.
  4. Oke-msâ sin nak: “Aim he tahakeb tan kota-es nok ‘tolfatu mesê lê namnaun ma in tunan a-ntea neno-tunan; ma aim he tânaeb hit kanak, henait hit kaisâ tauf-tasán'ok teu pah-pinan ok-okê.”
  5. Oke-te Uisneno nsaun he nkios kota ma ‘tolfatu lê liänmansianin nahakeb,
  6. ma In nakua aän nak: “Sin ok-okê tokaüf mesê ma namolok uab mesê. Sin mepu i fê naübon; nmulai nâko oras i sâ-sâ lê a-njail sin salit, lof natisbon natuin sin lomit.
  7. Neu aim he tsaun he tasulib sin uab, henait sin ka nahín fa es-es in molok.”
  8. Es onnane, Uisneno nbait-nasanâ sin nâko bale nane neu pah-pinan nfunamnatéf, ma sin ka nahakeb nan fa kota nane.
  9. Fun onnane talantea munî i, kota nane matekâ nak Babel, fun a-nbi bale nane Uisneno nasulib uab pah-pinan ok-okê ma nâko nane msâ Uisneno nbait-nasanâ sin neu pah-pinan nfunamnatéf. Matlakab nâko Yohanes Manhitu, natuin versi
-------------------------------------
*) This is my translation into the Dawan language based on the Indonesian and English sources, using the "new spelling-system" that I have developed.ab Indonesi ma Inglés (Diterjemahkan oleh Yohanes Manhitu menurut versi bahasa Indonesia dan Inggris). Terjemahan ini bersifat tidak resmi; hanya dimaksudkan sebagai bahan pengenalan bahasa Dawan (Uab Meto) dan perbandingan bahasa.

Tuesday, April 24, 2007

PRENEZ LE TEMPS: Une traduction par Yohanes Manhitu

Image: picture-newsletter.com

Prenez le temps pour réfléchir;
C’est la source du pouvoir.
Prenez le temps pour lire;
C’est la fondation de la sagesse.
Prenez le temps pour jouer;
C’est le secret de la jeunesse éternelle.
Prenez le temps pour être tranquille;
C’est l’occasion de chercher de Dieu.
Prenez le temps pour être conscient;
C’est l’occasion d’aimer les autres.
Prenez le temps pour aimer et être aimé;
C’est la plus grande grâce de Dieu.
Prenez le temps de rire;
C’est la musique de l’âme.
Prenez le temps d’être aimable;
C’est la route du bonheur.
Prenez le temps de rêver;
C’est l’origine de l’avenir.
Prenez le temps de prier;
C’est la plus grande puissance sur terre.

Yogyakarta, le 24 de septembre 2001

Wednesday, April 18, 2007

Puisi-Puisi di Harian Seputar Indonesia - Sindo (1)


Hendak Kemana, Pertiwi

Silih berganti, bagai berkisar
di alur yang terancang rapi:
hadir tsunami, gempa bumi,
letusan Merapi, tanah longsor,
lumpur panas, flu burung,
kapal karam, pesawat jatuh,
banjir bandang, puting beliung.
Dan entah apa lagi. Semoga
ini jatah pamungkas kita.


Masih juga segar dalam ingatan kita
akan hutan gundul, paceklik, busung lapar,
kasus boraks-formalin, sawah kekeringan.
Dan kini harga jual beras melangit —
ironi gamblang di bumi dewi padi.


Hendak kemana, wahai pertiwi?
Kemana harus mencari jawaban pasti
bagi gelombang teka-teki menggunung?
Ajari anak negeri pandai membaca tanda zaman
dan berkaca pada cermin nurani.


Tak cukup bertelut pasrah
di tengah puing-puing kenangan
sambil ancang-ancang
berucap bim-sala-bim
harapkan mukjizat
tanpa cucuran keringat
sementara kereta sang waktu
terus bergerak lahirkan hari baru.
Oh Khalik, lindungilah pertiwiku!

Yogyakarta, Februari 2007




Bukan Sebuah Arca



Roda-roda waktu terus berputar
dan enggan diam, bagai sebuah arca.
Segalanya berpindah, segalanya berjalan,
dari stasiun masa teramat sederhana
dengan kecepatan tak berubah.
Segalanya bergerak seakan-akan
yang ada hanyalah keabadian,
dan tiada yang hilang, atau terbuang.


Benak dan hati manusia serupa
dengan layar film, yang disinggahi
gambar kehidupan beraneka warna.
Tiap babak, yang pancing gelak tawa,
yang undang tangis, menghiasi layar.
Lalu cepat, atau lambat, berlalu juga.


Masih banyak yang mesti dipelajari
agar hidup sebernas bulir padi sejati
dan sedekat kita dengan embusan nafas.
Masih banyak yang harus ditunaikan
agar tak sia-sia segala butir talenta
yang tak dibiarkan ditelan bumi.


Selama masih ada masa
lekaslah kawan kita berpadu

tuk pulihkan luka-luka lama,
tegakkan pilar-pilar keadilan,
suburkan lembah hati yang gersang,
dan basuh diri di kolam embun pagi.


Kita, para penumpang, yang berjejer
dalam kereka waktu, tak mungkin
terus membisu di atas roda-roda
tak diam. Sekali diam, berarti
selamanya ‘kan membisu kita.

Yogyakarta, Oktober 2005



Dua puisi ini terbit di Harian Seputar Indonesia (Sindo)

pada hari Minggu, 15 April 2007

Saturday, April 7, 2007

Happy Easter: Multilingual



Selamat Paskah!
Tabê Paskah!
Paskoa Kmanek!
Sugeng Paskah!
Happy Easter!
Joyeuses Pâques!
¡Felices Pascuas!
Feliz Páscoa!
Feliĉan Paskon!
Prospera Pascha sit!
Frohe Ostern!

Yohanes