Friday, May 18, 2012

Ahi-suar halai tuir anin : Tetun-Indonézia


Hosi: Yohanes Manhitu

Loron ba loron ita sura di’ak no aat iha laran kle’an,
no koko atu tetu buat hotu-hotu nia sentidu ho neon.
Dala ruma ita sei buka-tuir ahi-suar be tuir anin,
maibé la konsege hamate ahi-lakan ki’ikoan.

Loron ba loron ita haka’as an atu moris nafatin
no kaer metin esperansa ne’ebé sai murak.
Hanesan ahi-suar be hatada ahi-lakan,
esperansa sai marka ba ita-nia moris.

Loron no kalan ita hateke ba lalehan aas,
atu buka lia-hatán hosi loromatan no fulan;
ita mós hein se fitun sira sei bele hatán ita.
Sira sei ko’alia ho ita hodi lian lalehan nian?

Kuandu haree ahi-suar mosu hosi foho sorin,
no depois halai tuir anin, i lakon lahó marka,
ita sei lailais hatene katak iha moris nafatin
no ema ko’alia hela ho mundu no lalehan.

Yogyakarta, fulan-Abríl 2008
-----------------------------------

Asap api diterbangkan angin

Oleh: Yohanes Manhitu

Hari demi hari kita membilang baik dan buruk di dalam lubuk hati,
dan mencoba menimbang makna segala sesuatu dengan akal budi.
Terkadang kita memburu asap api yang diterbangkan angin,
namun tak berhasil memadamkan nyala api kecil.

Hari demi hari kita berusaha untuk terus hidup
dan memegang teguh janji yang begitu berharga.
Laksana asap yang menunjukkan nyala api,
harapan itu menjadi tanda bagi hidup kita.

Siang dan malam kita menengadah ke langit tinggi,
untuk mencari jawaban dari matahari dan rembulan;
kita pun berharap agar bintang-bintang memberi jawaban.
Akankah mereka berbicara dengan kita dalam bahasa surgawi?

Tatkala melihat asap api yang timbul dari sisi gunung,
dan kemudian diterbangkan angin, dan hilang tanpa bekas,
kita akan lekas tahu bahwa masih ada kehidupan
dan orang masih bercakap dengan surga dan bumi.

Cinta Menyapa Setiap Hari


Karya: Yohanes Manhitu

Tiada sajak yang telah sempurna
‘tuk melukiskan keagungan cinta.
Dan cinta itu bukan seuntai kata
yang menguap dari mulut pelupa.

Cinta hadir dalam setiap bahasa.
Meskipun orang fasih seribu logat,
tiada jaminan ia pencinta sejati.
Bahasa cinta belumlah tindakan!

Tiada maksud aku berdalil cinta
karena cinta bukanlah dalil-dalil.
Dan walau kini aku berkata-kata,
anggap saja kucoba memahami.

Jagat raya tercipta berkat cinta;
manusia hadir sebagai buah cinta.
Tiap hari baru tiba karena cinta,
dan ‘tuk tiap makhluk ada cinta.

Yogyakarta, 14 Februari 2012