Monday, November 17, 2014

Lembut bagaikan kelopak bunga


Dalam (bahasa) sastra, dari yang tua sekalipun, manusia melambangkan tubuhnya dengan meminjam isi alam sekitarnya. Pohon, bunga, bukit, ngarai, lembah, mayang, dan lain-lain digunakan untuk melambangkan berbagai sisi tubuh insani, terutama tubuh wanita. Di samping supaya menjadi indah secara sastrawi, tentu agar mudah dipahami, karena referensinya jelas. Walaupun ini bukan isu baru, tidak dapat disangkal bahwa ungkapan-ungkapan ini masih menjadi magnet. Terkadang rasanya lucu, karena walaupun belum pernah merasakan manisnya kelopak bunga (awas bunga yang beracun!), kepada wanita, seorang pria mungkin tidak ragu mengatakan atau menulis dalam sajaknya, "Bibirmu terasa lembut bagaikan kelopak bunga." (Yohanes Manhitu, 13 November 2014)

No comments:

Post a Comment