Tersebutlah
Polan, seorang perantau di luar negeri. Setelah sekian lama tinggal di
sana, ia pun kembali ke tanah air. Dahulu, ketika berangkat, namanya
Polan Safari dan cuma tamat SMP. Tetapi begitu kembali dari luar negeri,
namanya cukup berubah dan ada embel-embel di belakang namanya itu,
sehingga terbaca: Polano Safarie Nagari, M.A., M.Pd.
Yang menjadi isu bin gosip di seantero desa dan bahkan hingga desa tetangga adalah ketika
berada di luar negeri, si Polan melanjutkan sekolah hingga perguruan
tinggi dan berhasil menyandang dua gelar magister sekaligus. Sungguh
membanggakan! Warga dan aparat desa semakin penasaran tentang hal ini,
apalagi setelah si Polan menuliskan namanya secara lengkap pada papan
nama yang ditempelkan di bagian atas pintu rumah besar peninggalan orang
tuanya. Hal ini cukup membingungkan petugas sensus kependudukan. Nah,
pada suatu pertemuan bulanan di desa, kepala desa, atas nama warga desa,
menanyakan hal itu secara langsung kepada si Polan. Setelah
berbasa-basi, ia pun menjelaskan dengan santai bahwa ketika merantau di
mancanegara, ia pernah ikut wajib militer dan juga bakti mengajar di
sebuah daerah pelosok negeri itu. Karena telah berhenti, dia menganggap
dirinya pensiunan. Dan untuk mengenang semua pengalaman berharga itu,
status mantan peserta wamil disingkatnya menjadi M.A. (Mantan Angkatan
[Perang]) dan status mantan pengajar sukarela disingkatnya menjadi M.Pd.
(Mantan Pendidik). Lalu ada seorang sesepuh yang bertanya tentang
perubahan namanya itu (dari Polan Safari ke Polano Safarie Nagari), ia
menjawab secara singkat juga bahwa nama barunya itu menujukkan jiwa
petualang tinggi serta lebih layak jual di era persaingan global ini.
Akhirnya, misteri nama Polano Safarie Nagari, M.A., M.Pd. terjawab sudah.
Catatan: Kisah ini semata-mata karangan Yohanes Manhitu di Yogyakarta pada tanggal 13 November 2014...hahaha
Catatan: Kisah ini semata-mata karangan Yohanes Manhitu di Yogyakarta pada tanggal 13 November 2014...hahaha
No comments:
Post a Comment