Sunday, December 31, 2017
Foto saya sendiri menjadi gambar sampul buku
Kini, untuk kedua kalinya foto jepretan saya sendiri (kali ini foto lampu jalan di luar Keraton Yogyakarta) digunakan sebagai gambar sampul buku saya (buku yang ke-8). Yang pertama adalah foto bunga anggrek di sampul kumpulan puisi Dawan-Esperanto Feotnai Mapules—Princino Laŭdata (Antwerpen, Belgia: Eldonejo Libera, 31 Desember 2016). Salam sastra!
Catatan: A WALK AT NIGHT (Une promenade de nuit) telah diterbitkan pada tanggal 12 Desember 2017 di Kota Antwerpen, Belgia, oleh penerbit Eldonejo Libera. Ini adalah sebuah kumpulan 110 puisi asli (bukan terjemahan): 65 puisi berbahasa Inggris dan 45 puisi berbahasa Prancis. Terdiri atas dua bagian.
Catatan: A WALK AT NIGHT (Une promenade de nuit) telah diterbitkan pada tanggal 12 Desember 2017 di Kota Antwerpen, Belgia, oleh penerbit Eldonejo Libera. Ini adalah sebuah kumpulan 110 puisi asli (bukan terjemahan): 65 puisi berbahasa Inggris dan 45 puisi berbahasa Prancis. Terdiri atas dua bagian.
Sunday, October 29, 2017
MAIS JE REVIENS
Image: www.google.com |
Par: Yohanes Manhitu
Je traversa le temps
sans aucune poésie
qui me consolait
avec tendresse.
Mais je reviens.
Oui, je reviens.
C’est grâce à elle
et aussi pour elle –
ma consolatrice.
Quel silence !
Quelle solitude !
Si je m’éloigne d’elle
et mes nuits sont si longues.
Mais je reviens.
Oui, je reviens.
C’est grâce à elle
et aussi pour elle –
ma consolatrice.
Yogyakarta, le 22 août 2005
WE SHALL BE HAPPY
Image: www.google.com |
By: Yohanes Manhitu
Gold in hand I have not,
but love in the heart I keep.
If you love me unconditionally
and forever without shackles,
woman, everyday I’ll love you.
And according to destiny, let’s walk!
The holy book, let’s read together!
Because from it we take riches.
On earth, o darling, let’s love!
With God, we shall be happy.
Yogyakarta, December 2007
COLORS OF TASTE
Image: www.google.com |
By: Yohanes Manhitu
What does coffee offer you
besides the sweetness hidden
in every swallow flowing slowly
along the throat, where nothing
is left but accumulating poison?
And how long will such sweetness
remain in the tongue, if the tongue
is too sweet to taste more sweetness
or too weak to stand any bitterness?
Then how shall I judge what is sweet
or be familiar with something bitter?
Of course, you know many tastes,
as many as the colors of the rainbow
forming the perfect spectrum in the sky.
It is strange that sweetness might kill
and bitterness conversely might cure.
But how can I stand coffee temptation
and begin to love slices of bitter melon
while sweetness measures happiness?
Yogyakarta, 22 March 2005
MIDNIGHT RAIN
Image: https://www.youtube.com |
By: Yohanes Manhitu
Midnight rain…
Did you have enough nap this afternoon?
I wonder why you did not show up this morning.
I would have called you “morning rain”
if you had shown up in the early morning.
Why are you here when I am about to enjoy a dream?
You do bother me. Do not you understand?
I should have let you know beforehand.
Midnight rain…
Why do you arrive
when I am listening to the beautiful music of nature?
You seem to envy me, do you?
By the way, maybe it is not your fault, but mine.
I should have been in bed with a beautiful dream
so that I do not see you when you arrive with noise.
Midnight rain…
Are you the teardrops of the sorrowful heaven?
Is heaven sad because men are going crazy on earth?
Whisper me some meaningful words so that I understand you!
Or, maybe you are the answer of dry earth’s long prayers?
Will you help me tell my prayers to the cities of heaven?
When you return to paradise and its flower gardens,
please send me a bundle of heavenly pink roses.
Do it for me, midnight rain!
Yogyakarta, 4 January 2003
NIGHT FAIRY ON THE PAVEMENT
Oleh: Yohanes Manhitu
A night fairy dresses in deadly evening fashion and
stands on a long busy pavement next to a noisy site.
Her shiny left hand is playing with a white cigarette.
And her other hand is fishing the predatory night.
The night passes just like a slowly moving old train.
The rest of the world is suffering killing sleepiness.
But the night fairy is still on the pavement, waiting.
Her curving eyes are watching the street opposite her.
Here comes a hungry tall man moving slowly but surely
on the long pavement toward the waiting smiling beauty.
No long boring sermon was made; only figures they said.
There goes the night couple; a journey to the sun awaits.
Yogyakarta, 14 November 2003
Monday, September 4, 2017
PADA SAAT DITEMUKAN*
Pantai meraja dalam kemerdekaan samudra.
Kegelapan yang menyeluruh mengandung cahaya.
Di atas daratan kukuh, rasa takutlah gelombang
yang menyisakan dunia masa depan di alurnya.
Segalanya tampak sia-sia bila kaucari keabadian.
Dalam keputusasaan bisu ini, kesunyian adalah kata.
Bahkan ketidakbahagiaan mengandung kebahagiaan
ketika, dengan bersahaja, kautinggalkan dunia ini.
Suatu ilusi redup menyembunyikan kebenaran,
yang hanya tersingkap di saat pemisahan,
apa yang hari ini fana belaka dan apa
yang menjadi baka saat ditemukan.
Terjemahan Indonesia: Yohanes Manhitu
(Dari versi Spanyol, Prancis, dan Inggris)
---------------------------------------
Versi asli (berbahasa Rumania):
ÎN CLIPA REGĂSIRII
De: Elena Liliana Popescu
În libertatea mării constrângerea e malul.
Deplinul întuneric lumina o conţine.
Pe ţărmul neclintirii neliniştea e valul
şi din ce-a fost el lasă doar lumea care vine.
Nimic îţi pare totul când cauţi nemurirea.
În muta disperare tăcerea e cuvântul.
Nefericirea însăşi cuprinde fericirea
când, plin de umilinţă, tu părăseşti pământul.
Iluzia, supusă, ascunde adevărul
doar pentru a-l cunoaşte în clipa despărţirii
Acela care astăzi înseamnă trecătorul
şi care este veşnic în clipa regăsirii...
----------
*) Puisi ini, bersama-sama dengan 21 terjemahan saya ke bahasa Indonesia, terbit di antologi puisi multibahasa "DACĂ AI ȘTI" (ANDAI KAUTAHU) yang memuat terjemahan dalam 29 bahasa. Buku yang memuat 22 puisi terjemahan saya ke bahasa Indonesia (pada hlm. 215-224) ini terbit di Bukares, Rumania, dan telah diluncurkan di kota tersebut pada tanggal 20 November 2015. Saya sedang menerjemahkan puisi ini ke bahasa Dawan, Tetun Resmi (Timor-Leste), dan Melayu Kupang untuk terbit dalam antologi multibahasa lain di Rumania.
Ó feto dadeer
Undangan untuk menerjemahkan puisi "În clipa regăsirii" karya Elena Liliana Popescu ke bahasa Dawan, Tetun Resmi/Nasional dan Melayu Kupang
Foto: www.agentiadecarte.ro |
Tabik! Saya baru sempat baca surel (e-mail) menjelang pagi tadi. Eh!
Ternyata ada permintaan dari Rumania, dari penyair termasyhur Elena
Liliana Popescu, untuk menerjemahkan puisinya "În clipa regăsirii" ke
bahasa Dawan, Tetun Resmi/Nasional dan Melayu Kupang. Puisi tersebut
sudah pernah saya terjemahkan ke bahasa Indonesia (dengan judul "Pada
saat ditemukan") dan terbit di antologi puisi multibahasa "DACĂ AI ȘTI"
(ANDAI KAUTAHU) yang memuat terjemahan dalam 29 bahasa. Buku puisi yang
memuat 22 puisi terjemahan saya ke bahasa Indonesia (pada hlm. 215-224)
ini terbit di Bukares, Rumania, dan telah diluncurkan di kota tersebut
pada tanggal 20 November 2015. Banyak hal menarik yang saya pelajari
dari penerjemahan 22 puisi kontemplatif itu melalui sumber-sumber
Spanyol, Prancis, Portugis, dan Inggris yang telah diterjemahkan dari
puisi-puisi berbahasa Rumania.
Dialog puisi kami telah berlangsung beberapa tahun dalam bahasa Spanyol
dan Elena Liliana Popescu sendiri telah menerjemahkan beberapa puisi
asli saya--- dalam bahasa Spanyol dan Inggris---ke bahasa Rumania,
bahasa turunan Latin terbesar di Eropa Timur. Dua puisi Spanyol saya
yang diterjemahkannya sudah terbit di edisi Januari-Maret 2016 majalah
sastra berbahasa Rumania "Lumină Lină" (Inggris: Gracious Light) yang
berbasis di New York, Amerika Serikat.
Saya orang Timor dan orang Indonesia
Foto: Jepretan saya sendiri |
Setiap kali diundang untuk ambil bagian dalam buku antologi puisi
antarbangsa di mancanegara, baik dengan puisi asli maupun terjemahan,
satu hal penting yang tetap saya ingat adalah saya ini orang Timor dan
orang Indonesia. Kita boleh asyik berbaur di mana pun, tetapi jangan
sampai larut dan lenyap. (Tegalyoso, Yogyakarta, 2 September 2017)
Undangan untuk menerjemahkan puisi-puisi Lilliam Moro dan Paura Rodríguez Leytón
Dua hari lalu, tiba undangan dari Salamanka, Spanyol, untuk menerjemahkan
puisi-puisi dua penyair perempuan pemenang "IV Premio Internacional de
Poesía Pilar Fernández Labrador". Saya akan menerjemahkan karya-karya
penyair Lilliam Moro (dari Kuba, untuk puisi berjudul EN MEMORIA DE
ELLOS) dan Paura Rodríguez Leytón (dari Bolivia, untuk puisi berjudul
PENSANDO EN WILDE) ke bahasa Indonesia. Terjemahan-terjemahan ini akan
terbit dalam dua buku antologi multibahasa di Salamanka, Spanyol, bulan
ini (September 2017). Kiranya dialog sastra antarbangsa lewat puisi ini
akan berlanjut.
Selamat jalan, Marjorie Boulton (7 Mei 1924 – 30 Agustus 2017)! Beristirahatlah dalam damai!
Marjorie Boulton (1999). Foto: Philip Brewer |
Turut berdukacita atas meninggalnya Marjorie Boulton (7 Mei 1924 – 30
Agustus 2017), seorang penyair perempuan Inggris yang termasyhur di
dunia sastra Esperanto. Puisi-puisi kami pernah terbit bersama di Vesperto (Edisi ke-227, April 2011), sebuah buletin sastra berbahasa
Esperanto di Kaposvár, Hungaria. Sebuah kehilangan bagi dunia sastra
Esperanto! Salam sastra!
Pesan menarik tentang antisemitisme dari Paul L. Maier dalam novel sejarah "Pontius Pilatus"
Gambar: My-classic-books |
Satu pesan menarik tentang antisemitisme dari Paul L. Maier, sejarawan dan penulis novel sejarah "Pontius Pilatus" (Terjemahan Indonesia; Malang: Dioma Publishing, cetakan pertama: September 2009). "Sesungguhnya sikap anti-Yahudi karena peristiwa Jumat Agung adalah tidak masuk akal seperti sikap membenci orang Italia karena Nero dulu melemparkan orang-orang Kristen ke mulut singa."
Thursday, August 31, 2017
Semoga sastrawan Hamsad Rangkuti lekas sembuh
Foto: Dokumen pribadi saya |
Semoga
sastrawan Indonesia Hamsad Rangkuti diberkati Tuhan dan sembuh dari
sakitnya agar bisa berkarya kembali. Senang bisa bertemu dengan Pak
Hamsad di Yogyakarta pada acara peluncuran kumpulan cerpen "Lukisan
Perkawinan" karyanya beberapa tahun silam dan sempat ngobrol sebentar.
Buku kumpulan cerpen dengan kisah-kisah segar tersebut sudah saya baca
tuntas dan masih tersusun dengan rapi di rak buku saya. Hamsad Rangkuti
adalah cerpenis hebat yang dimiliki (sastra) Indonesia. Salam sastra! ✍️ (Tegalyoso, Yogyakarta, Agustus 2017)
Tidak sedikit kata bahasa Latin dan Prancis telah diserap oleh bahasa Inggris
Gambar: www.google.com |
Dengan melihat bahasa Tetun Resmi (Timor-Leste) menyerap begitu banyak kata dari bahasa Portugis (kini bahasa resmi kedua di Timor-Leste), mungkin orang akan berpikir ini bisa menenggelamkan bahasa Tetun Resmi. Tetapi bila orang sempat belajar (sejarah) bahasa Inggris, Latin dan Prancis, ia tentu tahu bahwa tidak sedikit kata bahasa Latin dan Prancis telah diserap oleh bahasa Inggris, bahasa rumpun Germania yang paling populer pada masa kini. (Tegalyoso, Yogyakarta, 23 Agustus 2017)
Adakah (kampanye) literasi tanpa buku?
Gambar: www.google.com |
Terkadang mungkin orang lupa. Entah! Cara paling nyata dan berguna untuk
menunjukkan apresiasi seseorang--sebagai pencinta ilmu--kepada penulis
adalah membeli buku, bukan sekadar meminta. Setiap penulis telah beramal
dengan menulis. Dengan membeli buku, orang turut mendukung tradisi
literasi yang kuat dan berkelanjutan. Adakah (kampanye) literasi tanpa
buku? (Tegalyoso, Yogyakarta, 19 Agustus 2017)
"Feotnai Mapules—Princino Laŭdata" di Pekan Buku Berbahasa Esperanto
Foto: Dikirim dari Belgia oleh Penerbit |
Pada bulan Juni lalu, sebuah pekan buku berbahasa Esperanto diadakan di Belgia. Buku kumpulan puisi dwibahasa Dawan-Esperanto saya "Feotnai Mapules—Princino Laŭdata" (Indonesia: Putri Terpuji atau Putri Pujaan) ikut dipajang di sana dengan buku-buku lain dari berbagai negara. Buku 250 halaman yang memuat 100 puisi asli dalam bahasa Dawan dan 100 puisi terjemahan dalam bahasa Esperanto ini diterbitkan di Antwerpen, Belgia, oleh Eldonejo Libera pada tanggal 31 Desember 2016. Buku ini bisa dipesan di https://www.amazon[.]com. Maaf, saya tidak punya stok buku ini untuk dijual di Indonesia. Salam sastra,
18 Agustus 1945, 72 Tahun Silam
Gambar: www.google.com |
Hari ini, 72 tahun silam (18 Agustus 1945), bahasa Indonesia secara
resmi ditetapkan sebagai bahasa negara. Pada Bab XV Pasal 36
Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa bahasa negara ialah bahasa
Indonesia. Hal itu terjadi setelah bahasa Indonesia---yang sebelumnya
bernama bahasa Melayu---dinyatakan secara bersama sebagai bahasa
persatuan, bahasa nasional, pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Sebagai
warga Indonesia dan pengguna serta pencinta bahasa yang amat mengagumkan
ini, mari kita melakukan apa yang kita
bisa untuk terus memantapkan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional dan bahasa negara di tengah dunia ini seraya turut mengambil
bagian aktif dalam memelihara bahasa-bahasa daerah kita sebagai
pembentuk mosaik kebudayaan Indonesia, dan tak lupa menjalin
persahabatan global melalui berbagai bahasa insani. Dirgahayu bahasa
negara RI! Salam! (Yogyakarta, 18 Agustus 2017)
Saturday, August 19, 2017
Lima puisi Tetun di "Jornál Semanál MATADALAN"(Edisi 171, 26 Juni-4 Juli 2017)
Foto: Cancio Ximenes, di Dili |
Sekadar informasi sastra. Telah terbit di "Jornál Semanál MATADALAN" (Edisi 171, 26 Juni-4 Juli 2017) lima puisi Tetun Resmi/Nasional saya yang masing-masing berjudul LORAIK IDA IHA LIFAU (Suatu sore di Lifau), ITA HASORU MALU TAN (Kita berjumpa lagi), DOMIN LOOS (Cinta sejati), Ó IHA-NE’EBÉ? (Di manakah kauberada?), dan HAHÚ HOSI NA’I NIA LORON (Berawal dari hari Tuhan). "Jornál Semanál MATADALAN" adalah mingguan berbahasa Tetun yang terbit di Dili, ibu kota Republik Demokratik Timor-Leste (RDTL). Karya-karya saya (puisi dan cerpen) terbit secara berkala di mingguan Tetun ini sejak Oktober 2013. Terima kasih banyak atas perhatian dan kerja sama Cancio Ximenes selama ini. Kumprimentus hosi Yogyakarta, Indonézia!
SÂMÂNȚA VIITORULUI, De: Yohanes Manhitu
Image: sg-dae.kxcdn.com |
I am glad to know that my English poem "SEED OF THE FUTURE" (Yogyakarta, 3 November 2003) has recently been translated into Romanian by the famous Romanian poet and mathematician Elena Liliana Popescu, who has previously translated some of my Spanish poems into Romanian and published two of them in "Lumină Lină" (No.1, 2016), a Romanian literary magazine in New York, USA. I myself have translated some of her works into Indonesian dan Dawan. It has been a great literary exchange. Mulţumesc, dear poet Elena Popescu!
----------------------------------------------------------SÂMÂNȚA VIITORULUI
De Yohanes Manhitu
O sămânță, am plantat-o mână în mână
cu floarea sufletului meu cântător.
Mă rog să crească și să hrănească vieţi
înfometate şi însetate pentru totdeauna.
Sămânța, am plantat-o cu sudoare
și oboseală sub ploaie și soare.
Dispreţul și refuzul, pe care lumea mi le oferă,
dialogurile și zâmbetele sunt armele mele grele.
Acum încep să văd că sămânţa creşte bine
într-un vas de rugăciuni neliniștite și mari eforturi,
udate cu răbdare totală și încredere pură.
Doar visele de-a lungul vieții îi sunt îngrășăminte.
Va veni timpul să recoltați cu bucurie,
boabele grâului de îndelungă răbdare.
Dansurile, poemele și cântecele vor fi amuzante.
Binecuvântările Celui Atotputernic vor veni.
De data aceasta, oboseala nu va mai domni,
plânsul se va transforma în râsul victoriei,
buzunarele vor fi pline cu aur și diamante,
inimile și sufletele vor fi pline de bucurie.
Yogyakarta, 3 noiembrie 2003
Traducere de Elena Liliana Popescu
București, 12 august 2017
--------------------------
SEED OF THE FUTURE
By: Yohanes Manhitu
A seed, I have planted hand in hand
with the flower of my singing soul.
I pray it will grow and feed hungry
and thirsty lives forever and ever.
The seed, I have planted with sweat
and fatigue under the rain and the sun.
Scorn and refusal, the world grants me,
talks and smiles are my heavy weapons.
Now I begin to see the seed growing well
in a pot of restless prayers and hard efforts,
watered with total patience and pure trust.
Lifelong dreams are its only fertilizers.
The time will come to harvest with joy,
the grains of the wheat of long patience.
Dances, poems, and songs will be amusing.
The blessings of the Almighty will come.
This time, fatigue will reign no longer,
weeping will turn into laughter of victory,
pockets will be full of gold and diamonds,
hearts and souls will be full of exultation.
Yogyakarta, 3 November 2003
Monday, July 31, 2017
Eni Winarti dan Kamus Portugis-Indonesia, Indonesia-Portugis di Jakarta
Tabik! Akhirnya Dik Eni Winarti yang pernah menghubungi saya dari Hongkong untuk membeli "Kamus Portugis-Indonesia, Indonesia-Portugis" (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 14 Desember 2015) telah memperoleh kamus itu di sebuah toko buku Gramedia di Jakarta ketika sedang berlibur di Tanah Air. Terima kasih ya, Dik Eni. Semoga kamus tersebut bermanfaat sebesar-besarnya. Selamat belajar dan salam sukses ya!
Mantan Patriark Gereja Katolik Yunani Melkit
Foto: https://unipio.org |
Gregorius III Laham (nama kecil: Lutfy Laham; lahir 15 Desember 1933 di Darayya, Suriah), mantan pemimpin (patriark) Gereja Katolik Yunani Melkit (29 November 2000 – 6 Mei 2017). Ia berbicara bahasa Arab, Inggris, Spanyol, Prancis, Jerman, Yunani, Italia dan Latin. Informasi selengkapnya terdapat di Wikipedia. ✍️
Biasanya saya menjawab seadanya saja
Foto: Album Facebook Unû Ruben Paineon |
"Saya sering mendapat pertanyaan tentang bagaimana harus menulis, memulai dari mana, menulis tentang apa dan sebagainya. Biasanya saya menjawab seadanya saja berdasarkan pengalaman saya. Saya mengatakan ‘menjawab seadanya saja’, karena memang tak mungkin saya harus menjelaskan tentang niat, motivasi, visi dan misi dan sebagainya. Itu sebuah diskusi yang panjang. Saya juga tidak harus menjelaskan tentang hal-hal mendasar lainnya seperti situasi seperti mood-tidak mood; ada rokok-tidak ada rokok; kenyang atau lapar; jatuh cinta atau putus cinta dan lain sebagainya." ---Ruben Paineon, novelis Indonesia dari Timor Barat, NTT (Kutipan dari blog pribadinya). Karya-karyanya adalah novel "Unu" (2009) dan "Benang Merah" (2015).
Jangan mendahului tikungan tajam
Foto: Yanto Punk; Grup BiinmaffoNews@Yahoo.Com |
Perhatikan tulisan di foto ini. Jika kurang cermat, tulisan itu bisa
dikira terdiri atas dua kalimat, yaitu "Jangan mendahului tikungan
tajam" (Ada orang yang lagi berpacu dengan tikungan tajam) dan
"Valentino Rossi pernah jatuh disini".😂
Pengguna bahasa Indonesia yang cermat tahu kesalahan gramatika dan
ejaan tulisan di foto ini serta koreksinya. Selamat ngopi!
Belajar hingga dapat menggunakan banyak bahasa itu mungkin ....
Gambar: www.google.com |
Tânoinâ talantea hit nabè’i tpaek uabe namfau nane nabè’ kalu tmuî motivasi mâtanê ma tmeup tamép, tpaek lalan atomas. (Uab Metô/Dawan)
---------
Belajar hingga dapat menggunakan banyak bahasa itu mungkin jika kita mempunyai motivasi yang kuat dan berusaha keras dengan menggunakan cara yang tepat. (Bahasa Indonesia)
---------
Aprende to’o ita bele uza lian barak, ne’e bele se ita soi motivasaun be forte no halo esforzu be maka’as, ho uza métodu be loos. (Tetun Nasionál)
---------
To learn until we are capable of using a lot of languages is possible if we have strong motivation and make hard efforts by using appropriate methods. (English)
---------
Apprendre jusqu’on est capable d’utiliser beaucoup de langues est possible si on a de motivation forte, fait beaucoup d’efforts en utilisant des méthodes appropriés. (Français)
---------
Aprender hasta que seamos capaces de usar muchos idiomas es posible si tenemos motivo fuerte y hacemos muchos esfuerzos utilizando métodos apropiados. (Español)
---------
Lerni ĝis ni kapablas uzi multajn lingvojn estas ebla se ni havas fortan motivadon, faras multajn penojn, uzante taŭgajn metodojn. (Esperanto)
---------
Belajar hingga dapat menggunakan banyak bahasa itu mungkin jika kita mempunyai motivasi yang kuat dan berusaha keras dengan menggunakan cara yang tepat. (Bahasa Indonesia)
---------
Aprende to’o ita bele uza lian barak, ne’e bele se ita soi motivasaun be forte no halo esforzu be maka’as, ho uza métodu be loos. (Tetun Nasionál)
---------
To learn until we are capable of using a lot of languages is possible if we have strong motivation and make hard efforts by using appropriate methods. (English)
---------
Apprendre jusqu’on est capable d’utiliser beaucoup de langues est possible si on a de motivation forte, fait beaucoup d’efforts en utilisant des méthodes appropriés. (Français)
---------
Aprender hasta que seamos capaces de usar muchos idiomas es posible si tenemos motivo fuerte y hacemos muchos esfuerzos utilizando métodos apropiados. (Español)
---------
Lerni ĝis ni kapablas uzi multajn lingvojn estas ebla se ni havas fortan motivadon, faras multajn penojn, uzante taŭgajn metodojn. (Esperanto)
Tanggapan positif dari para pembaca "dunia luar"
Gambar: www.google.com |
Senang ketika melihat tanggapan positif dari para pembaca "dunia luar" bagi puisi-puisi yang saya tulis langsung (bukan terjemahan!) dalam bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Portugis, dan Esperanto. Ini adalah bahasa-bahasa asing yang sering saya pakai untuk menulis puisi selain bahasa Indonesia, Dawan, Tetun Resmi, dan Melayu Kupang. Ya, masih perlu lebih banyak belajar untuk menulis lebih baik. Tulislah (puisi) dalam bahasa apa pun, termasuk bahasa daerah. Yang terpenting adalah pesan yang disampaikan lewat karya yang dihasilkan. Nikmati saja proses berkarya dan berbagi. Salam sastra!
Di mana Anda bisa membeli buku kumpulan puisi Dawan-Esperanto "Feotnai Mapules—Princino Laŭdata" (Belgia: Eldonejo Libera, 2016)
Sekadar informasi. Sudah beberapa kali saya ditanya teman-teman peminat puisi berbahasa Dawan apakah saya punya stok buku kumpulan puisi Dawan-Esperanto "Feotnai Mapules—Princino Laŭdata" (Antwerpen, Belgia: Eldonejo Libera, Desember 2016) untuk dijual di Indonesia. Berhubung saya tidak punya stok, saya selalu menganjurkan agar mereka membelinya dari situs penjualan ini. Terima kasih sebelumnya atas perhatian dan apreasi yang diberikan. Salam sastra!
Friday, June 30, 2017
PENJELASAN ATAS KEKALAHAN
Gambar: www.google.com |
Karya: Aníbal Núñez
Ia telah duduk di hadapan garis musuh
di sebuah kursi goyang, dan menghindari
tembakan-tembakan, tersenyum: peluru pertama
membuat perempuan itu terluka parah.
Ia bakal terus bergoyang hingga semuanya kehabisan amunisi.
Terjemahan Indonesia: Yohanes Manhitu
Berbah, Yogyakarta, 29 Juni 2017
Tuesday, June 13, 2017
Sebait Sajak Penyambut Malam
LORON-TINAN KMANEK ba Jornál Semanál Matadalan ne'ebé ohin halo tinan dahaat!
Imajen: https://thumbs.dreamstime.com |
Ho laran-haksolok no laran-moos, ha'u hato'o LORON-TINAN KMANEK ba
Jornál Semanál Matadalan ne'ebé ohin halo tinan dahaat! Ha'u rasik
espera katak jornál ida-ne'e sei sai matadalan nafatin ba sani-na'in
lia-tetun rihun ba rihun iha Timór-Leste no mós fatin seluk. Obrigadu
barak tanba hosi tinan 2013, Jornál Matadalan fó fatin luan nafatin ba
ha'u-nia knaar literáriu tetun sira. Parabéns no susesu boot ba Matadalan no ninia ekipa tomak! Na'i fó-bensa.
Berita di Rubrik "Cultura" Harian Spanyol "El Norte de Castilla" (Senin, 12 Juni 2017)
Gambar: Cuplikan PDF versi cetak "El Norte de Castilla" (hlm. 37) |
Kaget saja. Walaupun terjemahan Indonesia, Tetun Resmi, Dawan dan Melayu Kupang untuk puisi karya Aníbal Núñez belum saya kirim ke Spanyol, telah terbit berita tentang itu di harian Spanyol "El Norte de Castilla", yang didirikan pada tahun 1854. Berita itu muncul di rubrik "Cultura" (Budaya) pada hari Senin, 12 Juni 2017, dengan judul «La poesía de Aníbal Núñez trasciende rencillas localismos». Orang-orang itu sangat serius dengan puisi. ...hahaha
Catatan: Aníbal Núñez San Francisco (1944-1987) adalah seorang penyair produktif, pelukis, pengukir, dan penerjemah dari Salamanka, Spanyol.
Tuesday, June 6, 2017
Hari Ulang Tahun Ke-116 Putra Sang Fajar Soekarno (Bung Karno)
Foto: www.google.com |
Tabik! Hari ini adalah hari ulang tahun ke-116 Putra Sang Fajar Soekarno (Bung Karno), yang lahir di Surabaya, 6 Juni 1901. Selamat ulang tahun, Bung Karno! Kiranya Bung tetap menjadi penyambung lidah rakyat Indonesia di hadirat Sang Khalik. Puisi berikut ini untuk mewarnai hari ultah Sang Proklamator.
----------------------------------------------------
SEBUAH PENANTIAN SUCI*
Karya: Yohanes Manhitu
Kini kutahu, kunantikan seorang penyelamat negeri,
yang singkirkan duka dan taburkan benih veritas.
Sesepuh negeri dan sahabat karib sang dunia,
yang selalu ajarkan, cintai dan tulis kebajikan,
yang pelihara persahabatan juga kebijaksanaan,
yang hantarkan negeri kepada hidup penuh madu.
Kulihat seekor garuda datang dari gerbang luas nan baru
bawa malaikat yang ‘kan tebus dunia dengan kebenaran.
Ia yang berucap, “Bila rindu selamat, sucikan jiwamu!”
Kuyakin, kini sang negeri tak lagi cucurkan air mata.
Yang cinta pada negeri, cinta dirinya juga firdaus;
dan yang coreng durja negeri, mengukir maut.
Kupang, Timor Barat, 15 Maret 2003
--------------------------------------
*) Puisi ini hasil "keheningan" saya menjelang pemilu. Sebagai warga negara, saya selalu mengharapkan pemimpin terbaik bagi Bumi Pancasila ini.
Subscribe to:
Posts (Atom)