Tuesday, December 30, 2014

Kelenturan Penerjemahan ke Bahasa Tetun


"Menerjemahkan ke bahasa Tetun itu ibarat menari balet. Perlu kelenturan yang tinggi. Kalau kaku dan salah langkah, bisa terlempar dari arena."

(Yohanes Manhitu, Yogyakarta, 23 September 2014)

Lu ana kici ju mau ajar beta

Sumber foto: Klik di sini.

"Lu ni ana kici satu baru lahir kemarin ju mau ajar beta yang su idop lama." (Kau ini anak kecil yang baru lahir kemarin kok mau mengajari saya yang sudah lama hidup.)

Tanpa disadari, baik kalimat dalam bahasa Melayu Kupang maupun terjemahannya dalam bahasa Indonesia, ini mematikan daya pikir atau membunuh karakter anak sejak kecil. Orang dewasa cenderung mengklaim bahwa dia paling tahu walaupun dalam ketidaktahuannya tentang banyak hal.

(Yohanes Manhitu, Yogyakarta, 18 November 2014)

Tinan nia rohan to'o odamatan

 
Tinan nia rohan to'o odamatan.
Tempu semo, no semo liután.
Ita buka no hein atu hetan,
dala ruma hanesan atan.

(Yogyakarta, 29/12/2014)

Penyair Sitor Situmorang Telah Menghadap Sang Pujangga Maha Agung

 

Penyair Indonesia Sitor Situmorang (91 tahun) telah menghadap Sang Pujangga Maha Agung pada hari Minggu, 21 Desember 2014, di Negeri Kincir Angin (Belanda). Selamat jalan penyair pengembara! Kiranya arwah sang penyair angkatan '45 kelahiran Harianboho, Sumatra Utara, ini memperoleh istirahat dan kedamaian di alam puitis firdaus.

Saya teringat kepada puisi indah Sitor Situmorang berjudul "Angin Sepoi di Pagi Tahun Baru" (1998) yang saya terjemahkan ke bahasa Esperanto pada tanggal 31 Agustus 2007 di Yogyakarta dengan judul "Malpeza Brizo je la Novjara Mateno" (http://ymanhitu.blogspot.com/2009/11/malpeza-brizo-je-la-novjara-mateno.html). Sang penyair pergi sebelum bersentuhan dengan angin sepoi di pagi tahun baru 2015. Terjemahan ini menjadi kenangan. Salam sastra,

Diskusi Buku Puisi "Catatan Sunyi" Karya Monika N. Arundhati, Yogyakarta, 28 November 2014


Foto bersama setelah acara bedah buku puisi "Catatan Sunyi" karya perdana Monika N. Arundhati (ke-8 dari kiri), penyair perempuan asal Lembata, NTT, di kampus Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Jumat, 28 November 2014. Karya perdana Oa Monika tersebut dibedah dengan apik oleh Bung Chris Woodrich (ke-9 dari kiri) dari Kanada dan Bung Maxianus Nitsae (ke-5 dari kiri) dari Indonesia. Syukur, nama beberapa sosok dalam barisan ini "terjaring" sebagai pegiat sastra NTT di dalam buku "Mengenal Sastra dan Sastrawan NTT" karya Yohanes Sehandi, pengamat sastra NTT (Penerbit Universitas Sanata Dharma, 2012). Jadi, berdiri di dalam barisan ini juga merupakan bagian dari tanggung jawab atas sastra NTT...hahahaha. Salam sastra,

Anggun C. Sasmi Kembali ke Vatikan


Ternyata penyanyi kenamaan asal Indonesia berkewarganegaraan Prancis Anggun C. Sasmi kembali ke Vatikan untuk tampil di "Concerto di Natale" (Konser Natal) 2014 atas undangan Sri Paus Fransiskus. Dilaporkan bahwa ini adalah kali kelima ia tampil hadir di "Città del Vaticano" (Kota Vatikan) sehingga ia mendapat julukan "penyanyi kesayangan Vatikan". Ini adalah foto Anggun pada konser "La Fête de l'Espoir" di Jenewa, Swiss, 26 Mei 2005. (Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Anggun_C._Sasmi)