Tuesday, April 28, 2009

Tiga Buah E-Mail Pribadi

Karya: Yohanes Manhitu

kemarin kusinggah di tengah belantara maya,
hendak menengok ke pusat terowongan jagat.
kuketuk ikon gerbang belantara, bersemangat;
kubuka kotak beritaku bagai singa lepas puasa.

senarai pesan terpampang di hadapanku, penuh;
pesan demi pesan kutatap penuh harapan pasti.
hanya tiga e-mail pribadi yang undang tanyaku.
kutahu ketiganya lanjutan dari jalinan dua hati.

tak ingin kulewatkan satu kata pun dari tiap bait,
karena kutahu setiap kata adalah getaran nurani.
kutahu pula, tiap bait syair menetes dari sukma.
kukecap tetesan sukmanya dari bait-bait teratur.

sanubariku tersenyum menyelami sanubarinya,
walau hanya lewat urutan kata-kata bersahaja;
sanubariku puas menyelam dalam arus kiasan.
ia sepertinya tlah jadi sahabat aroma sang rosa.

tak ingin kubiarkan ketiga e-mail itu membeku;
tak ingin jua kulepas mereka diseret badai maya.
mereka kuslamatkan dalam benteng sang floppy.
kubawa, kubaca, dan kurenungkan di sisi danau.

Tuktuk-Samosir, 29 Mei 2003

Akronim Mawar

Karya: Yohanes Manhitu

Stat rosa pristina nomine,
nomina nuda tenemus.

kini kuurai sekuntum kata mawar
di relung langit hati berkabut rindu
jadi lima butir kata dari rahim mawar
yang tuntun ke oase kawanan mimpiku
yang tiap detik dirundung lahar dahaga.

tiap butir aksara mawar kulumuri makna
agar jelas di mata, juga nyaring di telinga.
kuingin tiap butirnya senantiasa bersemi
di antara onak dan duri seribu keraguan,
kuingin tiap butirnya rangkul keabadian
di antariksa kata-kata yang rindu dian.

m............................
a...............................
w.................................
a....................................
r......................................
.
kini…

mahadewi yang harus kurangkul
angan perawan yang mesti kuraih
wujud yang ingin kuajak bercumbu
alegro yang buat hidup semakin hidup
roman yang awet dalam kulkas nurani.

kau, mawar penawar, ini hati terhampar.
kau tak kularang untuk marah karenanya
kau tak kucegah untuk menertawainya
kau tak kudesak untuk memungutnya
kau tak kudaulat untuk mengaguminya.
kau, semoga selami lautan mawar hatiku.


Jatiwaringin-Jakarta Timur
19 April 2003

Kau Monalisaku


Karya: Yohanes Manhitu

senyummu tak semisterius senyum Monalisa-
buah tangan da Vinci yang pikat sejuta batin-
karena sering kuberhasil tebak arti senyummu.
kau Monalisa, bukan karena misterius senyummu,
tapi karena jiwa ragamu ‘kan kekal abadi bersamaku.

tak sengaja kuciptakan satu kekekalan tak bakal kekal,
seperti da Vinci yang sengaja bangun monumen kekal
yang dihiasi senyum simpul misterius Sang Monalisa.
kuhanya dambakan sesimpul cinta yang bakal kekal.
monalisaku tidak harus monalisa misterius da Vinci.

monalisaku, tak pernah kuciptakan helai rambutmu
tak pernah pula kucoba ukir senyummu yang abadi.
semoga kau miliki kesetiaan Sang Bunda La Pièta,
semoga hatimu seputih kapas Mahadma Gandhi;
dan cintamu setulus pengembara dari Samaria.

Pugeran Timur-Yogyakarta, 10 Mei 2004

Recuerdos Vivos


Por: Yohanes Manhitu

Quedan en mi recuerdos vivos
Como una imajen en el espejo
Y los guardo con tanto cuidado
¡Que el tiempo no vaya a borrar!

Todas las mañanas en el mundo
Pasan aún nuevas horas largas
Pero estos recuerdos todavía
Están vivos y tú estás en mi

Mañana es aún un misterio
¡Que el sol nos vaya a saludar!
Tú seguirás viviendo en mi
Aunque no llegue el sol

Yogyakarta, 28 de marzo de 2009

=============
Kenangan yang Hidup

Oleh: Yohanes Manhitu

Tersisa dalam diriku kenangan yang hidup
Bagai sebentuk gambar di cermin
Dan kupelihara dengan amat hati-hati
Semoga tak lekang oleh sang waktu!

Saban pagi di dunia ini
Masih berlalu jam-jam baru yang panjang
Namun segala kenangan ini masih
Tetap hidup dan kau di dalam aku

Esok masih sebuah misteri
Semoga sang surya menyapa kita!
Kau ‘kan terus hidup di dalam aku
Meski sang surya tak kunjung tiba

Yogyakarta, 28 Maret 2009