kemarin kusinggah di tengah belantara maya,
hendak menengok ke pusat terowongan jagat.
kuketuk ikon gerbang belantara, bersemangat;
kubuka kotak beritaku bagai singa lepas puasa.
senarai pesan terpampang di hadapanku, penuh;
pesan demi pesan kutatap penuh harapan pasti.
hanya tiga e-mail pribadi yang undang tanyaku.
kutahu ketiganya lanjutan dari jalinan dua hati.
tak ingin kulewatkan satu kata pun dari tiap bait,
karena kutahu setiap kata adalah getaran nurani.
kutahu pula, tiap bait syair menetes dari sukma.
kukecap tetesan sukmanya dari bait-bait teratur.
sanubariku tersenyum menyelami sanubarinya,
walau hanya lewat urutan kata-kata bersahaja;
sanubariku puas menyelam dalam arus kiasan.
ia sepertinya tlah jadi sahabat aroma sang rosa.
walau hanya lewat urutan kata-kata bersahaja;
sanubariku puas menyelam dalam arus kiasan.
ia sepertinya tlah jadi sahabat aroma sang rosa.
tak ingin kubiarkan ketiga e-mail itu membeku;
tak ingin jua kulepas mereka diseret badai maya.
mereka kuslamatkan dalam benteng sang floppy.
kubawa, kubaca, dan kurenungkan di sisi danau.
Tuktuk-Samosir, 29 Mei 2003
No comments:
Post a Comment