Foto: https://lindagraham-mft.net |
Oleh: Elena Liliana Popescu
Nació la palabra en la sangre, creció en el cuerpo oscuro, palpitando, y voló con los labios y la boca. (The word was born in the blood, grew in the dark body, beating, and flew through the lips and the mouth.) Pablo Neruda, La palabra
Foto: https://lindagraham-mft.net |
Oleh: Elena Liliana Popescu
"If you know all the languages of the world, and you don't know your mother tongue or your first language or the language of your culture, than that is actually self-enslavement. This is very important. But if you know your mother tongue or your first language, then add all the languages of the world to it, that is empowerment." ---Ngũgĩ wa Thiong'o, renowned African writer
(These words of Ngũgĩ are quoted from a YouTube video)
Foto: https://animals.net |
Griya Piyungan Asri, Yogyakarta, 17 Oktober 2020
Secara pribadi, saya merasa berutang budi kepada pada penyanyi dalam bahasa Tetun Dili (Tetun Portu, Tetun Prasa), terutama Tonny Pereira. Masa kecil saya tak lepas dari lagu-lagu Tetun, yang tentu saja berdampak positif bagi saya hingga kini. Walaupun tinggal jauh dari Timor, saya berkomitmen untuk tetap bisa berbahasa Tetun (di samping bahasa Dawan) dengan baik, terutama sebagai orang Timor yang (mesti) punya tanggung jawab budaya.
Disadari ataupun tidak, para penyanyi (dan tentu para komponis juga) banyak berjasa dalam pelestarian dan kelestarian bahasa. Orang Jawa tentu sangat kehilangan penyanyi hebat yang bernama Didi Kempot. Dan orang Tetun yang sadar budaya pasti kehilangan penyanyi Manek Babulu (penyanyi dari Malaka, Timor Barat). Kita pun tahu bahwa sederet panjang lagu kebangsaan dalam bahasa Indonesia yang digubah oleh para komponis hebat kita di masa perjuangan dahulu menegaskan posisi dan peranan bahasa Indonesia.
Kembali ke lagu Tetun dan Tonny Pereira. Salah satu lagu Tetun yang masih bisa saya nyanyikan dengan iringan gitar adalah Angelina. Lagu yang dilantukan dengan apik oleh Tonny Pereira ini adalah gubahan Anito Matos, seorang komponis dan penyanyi kawakan dari Timor-Leste. Lagu ini sungguh akrab di telinga banyak orang pada masa kecil saya, sebagai bocah penghirup udara segar di pedalaman Timor. Semoga para musisi sehat dan penuh semangat. Karya mereka perlu terus mewarnai hari-hari hidup kita.
Foto: Cuplikan dari lagu Angelina di album Tonny Pereira
Tabik! Sesudah menyelesaikan terjemahan puisi ALTERACIÓN CLIMÁTICA karya Dennis Ávila (penyair Honduras yang memenangi "Premio Internacional de Poesía 'Pilar Fernández Labrador'", penghargaan puisi bergengsi di dunia Hispanik) ke bahasa Indonesia, Dawan, Tetun Resmi, dan Melayu Kupang, saya diundang lagi untuk menerjemahkan tiga puisi Spanyol karya penyair Afredo Pérez Alencart ke bahasa Indonesia, masing-masing berjudul KAMP PENGUNGSI (hlm. 32), SEMOGA ITU TAK PERNAH TERJADI PADAMU (hlm. 50), dan PENGHINAAN KEMISKINAN (hlm. 68). Terjemahan-terjemahan saya, bersama-sama dengan terjemahan-terjemahan ke bahasa-bahasa lain di dunia, telah terbit dalam bulan ini di sebuah antologi puisi multibahasa yang berjudul TRÍPTICO DE LA INDIGNACIÓN (Salamanca, Spanyol: Trilce Ediciones, September 2020). Salam mesra sastra,
Foto sampul depan: Kiriman dari Spanyol
Profil saya sebagai penerjemah profesional yang bekerja sama dengan Mars Translation, terutama untuk pasangan bahasa Inggris-Tetun, dapat dilihat di sini. Mars Translation berkantor pusat di Guangdong, Republik Rakyat China.
Oleh: Dennis Ávila Vargas**
Ada satu pusaran pada kucing besar yang menciptakan gurun-gurun.
Dengan gerakan lambat, jatuhlah longsoran,
ruang mesin itu sebuah gunung berapi.
Barisan gunung mengawal nadirnya,
dan dalam lipatan malam
sang hari mengeluarkan bintang-bintang.
Sebuah meteorit mengusik tumbuh-tumbuhan.
Dampaknya mengguncang kolam-kolam.
Bunga-bunga teratai menata air.
Semuanya menunjukkan gigi mereka;
di setiap pakis ada gergaji hijau,
yang polos dan rangkap.
Di daerah yang tertutup es
beruang kutub dan pembunuh saling memburu,
untuk mengecoh rasa lapar.
Tiba-tiba itulah nama kebalikannya:
kristal-kristal menua agar tampak muda,
keseimbangan mengejar luka
dan bukan bekas luka.
Para ilah lupa menjilat tubuh sendiri
seperti jaguar-jaguar
pada saat istirahat mereka.
Sang planet menderita di setiap langkah.
Ada kucing besar di pusaran hari-harinya.
Terjemahan ke bahasa Indonesia: Yohanes Manhitu
Yogyakarta, Indonesia, 15 Juli 2020
------------------------------------
*) Judul asli puisi ini adalah "ALTERACIÓN CLIMÁTICA". Puisi ini bersama dengan versi Dawan, Tetun Resmi, dan Melayu Kupang--yang saya buat sekaligus dengan versi Indonesia ini--bakal diikutkan dalam sebuah antologi multibahasa yang akan terbit di Salamanca, Spanyol, dan diluncurkan pada acara "XXIII Encuentro de Poetas Iberoamericanos" di kota tersebut.
**) Dennis Ávila Vargas (lahir di Tegucigalpa, Honduras, 13 September 1981) adalah penyair Honduras, pemenang "Premio Internacional de Poesía 'Pilar Fernández Labrador'", penghargaan bergengsi di dunia puisi Hispanik.
Foto: https://www.greeners.co
Tabik! Untuk mengetahui buku-buku saya yang kini terdapat di katalog "The Library of Congress" (Perpustakaan Kongres Amerika Serikat di Washington), silakan klik di http://id.loc.gov/
"GITANJALI (SÍTNATAS)" adalah kumpulan puisi Dawan-Inggris yang memuat 103 puisi Dawan (yang telah saya terjemahkan langsung dari "Gitanjali (Song Offerings)" versi Inggris [tahun 1913]) dan 103 puisi Inggris (terjemahan Rabindranath Tagore dari karya-karyanya sendiri dalam bahasa Bengali). Rabindranath Tagore adalah pujangga kenamaan India dan sastrawan Asia pertama yang menerima Hadiah Nobel Sastra [tahun 1913]. Ia juga adalah pelukis dan komponis (pencipta lagu kebangsaan India dan Bangladesh).
Di dalam buku ini, puisi-puisi terjemahan Dawan saya terletak di halaman kiri, sedangkan versi Inggris (yang diterjemahkan Rabindranath Tagore sendiri) berada di halaman kanan. Pencantuman 103 puisi Inggris terjemahan Tagore di dalam buku ini hanya mungkin setelah "Gitanjali (Song Offerings)" terbitan "The Macmillan Company" (New York, 1913) masuk ke ranah publik (public domain) pada tahun 2011. Terjemahan "Gitanjali (Song Offerings)" ke bahasa Dawan (Uab Metô) ini dimulai pada tanggal 28 Januari 2006 dan rampung pada tanggal 24 Mei 2016 (membutuhkan 10 tahun). Tetapi karena berbagai kesibukan, akhirnya baru bisa terbit tahun lalu. Setahu saya, dalam sejarah, "GITANJALI (SÍTNATAS)" adalah terjemahan perdana ke bahasa Dawan dari sebuah karya pemenang Nobel Sastra. Apakah ia juga merupakan terjemahan perdana ke bahasa daerah di NTT dan bahasa nasional di Timor-Leste? Silakan selidiki secara saksama di gudang data literasi yang tersedia.
KETERANGAN PRODUK
Foto sampul depan: Diandra Kreatif, Mei 2019
Tulisan ini sudah tersedia juga di https://www.kompasiana.com.
Foto: https://seleb.tempo.co |
Foto: https://www.skymetweather.com |
Foto: Dokumen pribadi penulis |
Foto: Dokumen pribadi penulis |
Foto: https://www.elnortedecastilla.es |
Foto penyair Dennis Ávila: www.moncloa.com |
Foto: Yohanes Manhitu, 27 Mei 2020 |
Imagen: https://www.cuba-si.ch |