Secara pribadi, saya merasa berutang budi kepada pada penyanyi dalam bahasa Tetun Dili (Tetun Portu, Tetun Prasa), terutama Tonny Pereira. Masa kecil saya tak lepas dari lagu-lagu Tetun, yang tentu saja berdampak positif bagi saya hingga kini. Walaupun tinggal jauh dari Timor, saya berkomitmen untuk tetap bisa berbahasa Tetun (di samping bahasa Dawan) dengan baik, terutama sebagai orang Timor yang (mesti) punya tanggung jawab budaya.
Disadari ataupun tidak, para penyanyi (dan tentu para komponis juga) banyak berjasa dalam pelestarian dan kelestarian bahasa. Orang Jawa tentu sangat kehilangan penyanyi hebat yang bernama Didi Kempot. Dan orang Tetun yang sadar budaya pasti kehilangan penyanyi Manek Babulu (penyanyi dari Malaka, Timor Barat). Kita pun tahu bahwa sederet panjang lagu kebangsaan dalam bahasa Indonesia yang digubah oleh para komponis hebat kita di masa perjuangan dahulu menegaskan posisi dan peranan bahasa Indonesia.
Kembali ke lagu Tetun dan Tonny Pereira. Salah satu lagu Tetun yang masih bisa saya nyanyikan dengan iringan gitar adalah Angelina. Lagu yang dilantukan dengan apik oleh Tonny Pereira ini adalah gubahan Anito Matos, seorang komponis dan penyanyi kawakan dari Timor-Leste. Lagu ini sungguh akrab di telinga banyak orang pada masa kecil saya, sebagai bocah penghirup udara segar di pedalaman Timor. Semoga para musisi sehat dan penuh semangat. Karya mereka perlu terus mewarnai hari-hari hidup kita.
Foto: Cuplikan dari lagu Angelina di album Tonny Pereira
Sy salah satu fans berat Bung Tonny Pereira.Trima kasih Bung John Manhitu.Deretan albumnya Bung Tonny (kaset pita tape) msh rapi tersimpan di rak lemariku.Suara khas maun Tonny enak ditelinga.Salam sukses
ReplyDelete