Foto: www.google.com |
Penulisan "Yesus dari Nazaret, Raja Orang Yahudi" oleh Pontius Pilatus dalam bahasa Ibrani, Latin, dan Yunani menolong kita untuk tahu Sprachenkarte (Jerman, peta kebahasaan) di Israel pada saat Yesus disalibkan. Tentu orang yang kritis akan bertanya, "Mengapa keterangan penting itu harus ditulis dalam ketiga bahasa tersebut?" Selanjutnya, sebagaimana kita ketahui bersama, di atas salib (terutama dengan krusifiks [patung Kristus]), yang paling populer dari ketiganya adalah versi Latinnya, yaitu Iesus Nazarenus Rex Iudaeorum (INRI). Mengapa pula? Ketika orang sungguh-sungguh belajar bahasa, ia sungguh-sungguh pula belajar sejarah (Sine lingua, historia non est). Tentu, tiada sejarah tanpa bahasa, 'kan? Dan Yesus Kristus nyata dalam sejarah. (Yogyakarta, 2 April 2018)
No comments:
Post a Comment