Perjuanganku bukan semata-mata
untuk menumpas kuman-kuman
dan lemak yang bersaing ketat
menguasai tiap jengkal daging
dan tiap mililiter darah segarku.
Perjuangan ini juga kulakukan
guna melawan lupa kronis yang giat
merongrong ruang inti benakku.
Tapi lupaku bukan lupa biasa.
Lupa ini menguap dari dandang
kenikmatan, dan menebarkan
aroma khas bumbu kesengajaan.
Buah perjuanganku akan ditimbang
dan diulas di lembaran surat kabar,
diperbincangkan di selusin layar kaca;
juga lewat seribu mikrofon mutakhir.
Boleh jadi di sana, di gerbang itu,
interogasi bagiku telah disiapkan.
Dan kini, di sini, atas desakan nurani,
aku berjuang melawan lupa, lupa akan
janjiku: janji pada diriku, pada Tuhan
dan mereka yang berharap cemas.
Yogyakarta, 22 April 2007
No comments:
Post a Comment