Friday, July 10, 2009

Potret di Atas Karang (El Retrato en la Roca) Oleh/Por Pablo Neruda

Foto: http://www.quarterlyconversation.com


Oleh: Pablo Neruda

Ya, kukenal dia, dan kulewatkan sederet tahun bersamanya,
dengan hakikatnya yang berasal dari emas dan batu, 
ia seorang lelaki yang letih –
di Paraguay ia tinggalkan ayah dan bundanya,
anak-anaknya dan semua keponakannya,
ipar-iparnya yang paling akhir,
pintunya dan ayam-ayamnya,
serta beberapa buku yang setengah terbuka.
Ada suara ketukan pintu.
Ketika ia membukanya, ia disambar polisi
dan mereka menderanya tanpa kenal ampun
sehingga ia ludahkan darah di Prancis, di Denmark,
di Spanyol, di Italia, dan bergerak ke sana kemari,
kemudian ia mati dan tak lagi kulihat wajahnya,
tak lagi kudengar kesunyiannya yang dalam;
lalu suatu ketika, pada suatu malam berbadai,
dengan salju yang turun menyelubungi
sebuah mantel licin di daerah pegunungan,
di punggung seekor kuda, di sana, di kejauhan,
kulayangkan pandang dan kulihat sahabatku di sana –
parasnya kini terukir di permukaan sebuah batu,
dan raut wajahnya menantang cuaca liar,
dalam rongga hidungnya angin meniupkan
rintihan seorang lelaki yang tanggung siksa.
di sana, pengasingan temukan titik akhir. 

Kini ia hidup di tanah airnya walau berwujud batu.

Diterjemahkan dari asli (berbahasa Spanyol)
oleh Yohanes Manhitu, Yogyakarta, 18 Mei 2004

=======================

El Retrato en la Roca


Por: Pablo Neruda 


Yo sí lo conocí, viví los años
con él, con su substancia de oro y piedra,
era un hombre cansado:
dejó en el Paraguay su padre y madre,
sus hijos, sus sobrinos.
sus últimos cuñados,
su puerta, sus gallinas,
y algunos libros entreabiertos.
Llamaron a la puerta.
Cuando abrió la sacó la policía,
y lo apalearon tanto
que escupío sangre en Francia, en Dinamarca,
en España, en Italia, trajinando,
y así murió y dejé de ver su cara,
dejé de oír su hondísimo silencio,
cuando una vez, de noche con chubasco,
con nieve que tejía
el traje puro de la cordillera,
a caballo, allá lejos,
miré y allí estaba mi amigo:
de piedra era su rostro,
su perfil desafiaba la intemperie,
en su nariz quebraba el viento
un largo aullido de hombre perseguido:
allí vino a parar el desterrado:
vive en su patria convertido en piedra.

======================= 


Pablo Neruda: Lahir di Parral, Chile, 1904, dengan nama Neftali Ricardo Reyes y Basoalto, dan dipandang sebagai salah satu seorang penyair terbesar abad ke-20. Ia belajar menulis puisi pada usia remaja dan pada tahun 1924 menjadi penyair Amerika Latin yang termuda dan termasyur. Pada mulanya ia menganut aliran Simbolisme, lalu Surealisme, dan akhirnya realisme. Berkat keunggulannya dalam bidang sastra, ia kemudian diangkat sebagai konsul di Asia, Amerika Latin, dan Spanyol. Pernah juga sebagai duta besar Chile untuk Prancis. Pada tahun 1971, ia memenangkan hadiah Nobel Sastra. Sang pemenang meninggal pada tahun 1973.

No comments:

Post a Comment