Wednesday, April 30, 2014

Untuk segala sesuatu ada waktunya




Karya: Yohanes Manhitu

Bukan sesuatu yang baru ‘tuk menunjukkan
bahwa untuk segala sesuatu ada waktunya.
Ada waktu bagi kita untuk berjumpa,
ada pula waktu untuk berpisah.

Namun kita akan selalu sehati,
dan senantiasa sejiwa ‘tuk selamanya.
Jarak yang panjang tak ‘kan berarti
bila hati, tak pernah kita ubah.

Walau mungkin kita merasa berat
dan air mata menetes bagai hujan,
esok-lusa ‘kan masih ada kesempatan
untuk berjumpa dan berjabat tangan.

Diterjemahkan oleh Yohanes Manhitu
dari puisi Tetun Iha tempu ba buat hotu
karya Yohanes Manhitu 

Hidup dari kata-kata




Karya: Yohanes Manhitu

Sejak lama aku terbiasa
hidup dari kata-kata.
Dari huruf demi huruf terangkai,
kunikmati sebuah kebebasan.

Kata-kata itu laksana pisau:
dipakai sebagian orang ‘tuk bekerja,
dipakai mereka yang lain ‘tuk melukai.
Kata-kata memberiku hidup indah.

Sejak lama aku terbiasa
hidup dari kata-kata.
Dari hari ke hari kucoba
membangun masa depan dengan kata-kata.

Diterjemahkan oleh Yohanes Manhitu
dari puisi Tetun Moris hosi liafuan sira
karya Yohanes Manhitu 

Di manakah kauberada?




Karya: Yohanes Manhitu

Kau di mana, Adikku sayang,
ketika dingin malam ini
menemaniku di kota kecil ini
yang belum kukenal baik?

Kucoba mencari arti sang malam
dari suara katak dan jangkrik
yang menjadi musik gratis bagiku.
Sayang, kau tak datang ‘tuk temani aku!

Ketika mencari arti sang malam,
kuberhasil memahami seutuhnya
arti kehadiranmu bagiku:
denganmu semuanya jadi indah.

Kau di mana, Adikku sayang,
ketika kesunyianlah sang sobat
yang menemani di malam panjang
dengan selimutnya yang membungkusku rapat.

Diterjemahkan oleh Yohanes Manhitu 
dari puisi berbahasa Tetun Ó iha-ne’ebé?  
karya Yohanes Manhitu

Aku selalu merindukanmu




Karya: Yohanes Manhitu

Sebab suatu hal yang telah kaumengerti,
kucoba menghapusmu dari ingatan
agar bayangmu ini sirna bersama angin,
supaya namamu pudar dari pikiran.

Tapi karena suatu kekuatan di hati ini,
kubelum kuasa menyirnakan apa pun,
yang membuatku selalu ingat padamu,
yang membawaku ke mimpi denganmu.

Bila kita sulit menghapus cat tipis
yang baru sehari di dinding rumah,
jangan kautanya apakah akan sulit
menghilangkan relief tebal perasaan.

Hingga kini pun kumasih ingat padamu,
walaupun jalan ke depan tampak tertutup.
Hanya harapan belaka yang masih subur.
Aku bersujud dan menengadah ke langit.

Diterjemahkan oleh Yohanes Manhitu
dari puisi Ha’u iha saudades nafatin ba ó
karya Yohanes Manhitu

Wednesday, March 5, 2014

KETIKA KELUAR DARI PENJARA (AL SALIR DE LA CÁRCEL), OLEH/POR: FRAY LUIS DE LEÓN

Este libro llegó el lunes, 3 de marzo de 2014.

KETIKA KELUAR DARI PENJARA

Karya: Fray Luis de León

Di sini, kecemburuan dan kebohongan
telah menahanku dalam kurungan.
Menyenangkan rasanya keadaan bersahaja
si bijak yang menarik diri
dari dunia yang jahat ini,
dan dengan meja serta rumah jelek
di pedesaan yang menyejukkan
hanya kepada Tuhan ia berpedoman
dan sendirian hidupnya berlalu
tanpa dicemburui ataupun cemburu.

Diterjemahkan oleh Yohanes Manhitu
Yogyakarta, 11 September 2013
----------------------------------

AL SALIR DE LA CÁRCEL

Por: Fray Luis de León

Aquí la envidia y mentira
me tuvieron encerrado.
Dichoso el humilde estado
del sabio que se retira
de aqueste mundo malvado,
y con pobre mesa y casa
en el campo deleitoso
con sólo Dios se compasa
y a solas su vida pasa
ni envidiado ni envidioso.

Traducción al indonesio: Yohanes Manhitu
------------------
* Versi awal terjemahan Indonesia ini terdapat dalam buku "Decíamos ayer" (Fundación Salamanca Ciudad de Cultura y Saberes, Salamanca, Spanyol, 2014). La versión anterior de la traducción indonesia de este poema se encuentra en el libro "Decíamos ayer" (Fundación Salamanca Ciudad de Cultura y Saberes, Salamanca, España, 2014).

Cinta itu teman




Cinta itu teman.
Aku tak lagi tahu meniti jalan sendiri,
sebab aku sudah tak sanggup berjalan seorang diri.
Sebuah angan yang nyata membuatku berjalan lebih cepat
dan sedikit melihat, di saat yang sama kuingin sekali lihat segalanya.
Bahkan ketakhadirannya pun senantiasa menyertaiku.
Dan ku amat suka padanya hingga ku tak tahu bagaimana ia kudambakan.

Bila ia tak kulihat, ia kubayangkan dan aku sekukuh pepohonan menjulang.
Tapi bila ia kulihat, kugentar, terpaku dan merasakan ketakhadirannya.
Seluruh diriku jadi sosok yang layu tak berdaya.
Segala kenyataan memandangku laksana sekuntum bunga matahari dengan wajah teman itu di tengahnya.

Diterjemahkan oleh Yohanes Manhitu
Yogyakarta, 12 Januari 2004

------------
* Fernando Pessoa lahir di Lisabon, Portugal, 1888, dengan nama Fernando António Nogueira Pessoa. Selain sebagai penyair, ia penerjemah dan tokoh Modernisme Portugis. Ia meninggal dunia di Lisabon pada tahun 1935. Puisi asli dalam bahasa Portugis berjudul O amor é uma companhia, dapat dibaca di http://www.citador.pt/poemas/o-amor-e-uma-companhia-alberto-caeirobrheteronimo-de-fernando-pessoa.

Monday, March 3, 2014

Cinta itu api yang menyala tanpa rupa (Judul asli: Amor é fugo que arde sem se ver)



Karya : Luís Vas de Camões

Cinta itu api yang menyala tanpa rupa;
itu luka yang nyeri, namun tak terasa;
itu kesenangan yang dirundung sedih;
itu sakit membingungkan tanpa perih;

Cinta itu tak inginkan lebih dari niat baik;
itu langkah sunyi di tengah orang banyak;
itu rasa tak pernah puas akan kepuasan;
itu upaya untuk meraih dari kehilangan;

Cinta itu mau terpenjara oleh hasrat diri;
melayani yang menang, sang penakluk;
punya kesetiaan kepada si pembunuh.

Tapi bagaimana kebaikannya sanggup
menghadirkan persahabatan dalam hati insani,
bila Cinta itu begitu bertentangan dengan dirinya?

Diterjemahkan oleh Yohanes Manhitu
Yogyakarta, 4 Maret 2014 (Versi revisi)
----------
*Versi awal terjemahan ini telah digunakan sebagai bahan pengajaran sastra di sebuah SMA di Indonesia. Silakan lihat di http://bundaseni.blogspot.com/2008/02/lks-sma-kelas-xii-bahasa-sastra.html dan http://www.scribd.com/doc/23649629/Modul-Kelas-XII-IPB-Sastra. Puisi asli versi revisi ini terdapat di http://pt.wikisource.org/wiki/Amor_é_fogo_que_arde_sem_se_ver.

Tuesday, February 25, 2014

Profil Forum Batu Tulis Nusantara Yogyakarta (FBTNY) di majalah Warta Flobamora, Edisi Januari 2004. Profil ditulis oleh Rizal D. Fernandez.

Forum Batu Tulis Nusantara Yogyakarta (FBTNY) adalah sebuah wadah untuk berbagi informasi dan ilmu pengetahuan lintas disiplin ilmu yang aktif di Yogyakarta sejak September 2011. Forum ini bersifat terbuka dan santai.

Bahasa dan Sastra Dawan : Riwayatmu Kini. Artikel ini terbit di Harian "Timor Express" (Kupang, NTT) pada tanggal 23 Februari 2014.

Versi daring (online) artikel ini dapat dibaca di http://ymanhitu.blogspot.com/2013/01/bahasa-dan-sastra-dawan-riwayatmu-kini.html. Selamat membaca!

Friday, February 14, 2014

Hari berwajah debu


Karya: Yohanes Manhitu

Pagi ini pintu rumah kubuka

saat hujan telah membisu.
Di halaman, tampak putih
dedaunan berbalut debu.

Rupanya ini salju kering

yang susul gemuruh itu,
suara dahsyat dari jauh,
pemecah hening malam.

Koran mengabarkannya,
radio memberitakannya,
televisi menyiarkannya:
Kelud semburkan debu.

Wajah kota ini berubah

seakan lama tak mandi.
Peta jalan nyaris kabur
tertutup bubuk kiriman.

Raut bulan tak bening

di malam Valentin ini.
Semoga hati tak keruh
di masa yang berdebu.

Kuharap sang mentari

tampak lagi besok pagi
setelah sepanjang hari
terhalang kanvas langit.

Jogja, 14 Februari 2014