Saturday, August 23, 2025

AKHIRNYA, WILLIAM SHAKESPEARE PUN "BISA BERBAHASA DAWAN" DALAM "SONETA 18"

Foto: https://www.istockphoto.com

Salam bahasa dan sastra! Sederet jam yang lalu (pada hari ini, Sabtu, 23 Agustus 2023), karena sebuah "dorongan yang begitu kuat", saya berusaha menerjemahkan "Sonnet 18" ke bahasa Dawan. Soneta ini adalah sebuah karya William Shakespeare (1564–1616)—pujangga termasyhur/terbesar dalam dunia sastra berbahasa Inggris—yang terdapat dalam kumpulan 154 soneta yang berjudul Shakespeare's Sonnets (edisi pertamanya, yang berjudul Shake-speares Sonnets: Neuer Before Imprinted, diterbitkan oleh Thomas Thorpe di London pada tahun 1609). Soneta-soneta itu ditulis dalam Bahasa Inggris Modern Awal (Early Modern English).

Siapa yang tidak kenal Shakespeare? Walaupun ia sangat terkenal di dunia sastra global, barangkali ada orang yang belum mengenalnya. Saya sendiri sudah lama mengenal Shakespeare, dan pernah membaca karyanya. Ketika masih kuliah bahasa Inggris dulu, sosok ini tidak lolos dari perhatian dosen mata kuliah "poetry" (puisi). Akan tetapi, baru kali ini saya mendapat "dorongan yang sangat kuat" untuk menerjemahkan karyanya ke bahasa Dawan.

Terjemahan saya ke bahasa Dawan--yang berjudul "Soneta 18"--itu telah saya bandingkan dengan versi-versi berikut ini:
1. Versi Prancis (Sonnet 18); Louis L. P. Charpentier (1863)
2. Versi Spanyol (Soneto 18); José María Gabriel y Galán (1887)
3. Versi Portugis (Soneto 18); José Bento (1897)
4. Versi Italia (Sonetto 18); Alfredo Panzini (1915)
5. Versi Esperanto (Soneto 18); William Auld (1959)

Semoga akan ada lagi karya Shakespeare dan pujangga berbahasa Inggris lain yang diterjemahkan ke bahasa Dawan (dan bahasa daerah lain). Kiranya terjemahan ini bermanfaat bagi bahasa Dawan dan siapa pun yang berminat pada sastra daerah dan sastra internasional.
-----------------------------

SONETA 18


Atuis: William Shakespeare

Au musti unesâ ko nok neonfoknaises ka?
Ho mumásamnès ma ho mmalulemnès kum:
Anin amaneunte nhekô hausuftunaf amastin a-nbi Funnimâ,
Ma foknaise in tabu ntea ka ‘ló fa, ma nfin kun:

Feës-feës manse npin ma nmapút nâsek’on,
Ma haef-haef in huma-mnatú nane nope nakini;
Ma sâ-sâ lê namás lof namsáb aî nanekun in pinan,
Ka nok fa salit aî fun tabu in naot le nâbainâ:

Me ho foknais abalbalte lof ka namsáb fa,
Ma ho lof ka munekun fa masaf lê ho mmuï;
Mates lof ka naní’ fa nak ho muneö mbi in hafon,
Fun ho lof a-mmoin mûnae mbi hanfuaf abalbaltin:

Kalu mansiane fê a-nmuï snasan aî matne fê nít,
Puisi i lof a-nmoin, ma in lof a-nfe ko monit.

Atlakab neu Metô: Yohanes Manhitu
Kota Ungaran, 23 Funfanû 2025
-------------------------------

Versi asli (Original version):

SONNET 18

by William Shakespeare

Shall I compare thee to a summer’s day?
Thou art more lovely and more temperate:
Rough winds do shake the darling buds of May,
And summer’s lease hath all too short a date:

Sometime too hot the eye of heaven shines,
And often is his gold complexion dimmed;
And every fair from fair sometime declines,
By chance or nature’s changing course untrimmed;

But thy eternal summer shall not fade
Nor lose possession of that fair thou owest;
Nor shall Death brag thou wander’st in his shade,
When in eternal lines to time thou growest:

So long as men can breathe or eyes can see,
So long lives this, and this gives life to thee.

Wednesday, August 20, 2025

Pantun Bahasa Indonesia: Tugu Biinmaffo

Foto: Aadjiesayang (di Instagram)
 
Pergi ke toko listrik membeli trafo,
Sudah lewat musim bunga trembesi.
Apa yang salah dengan "Biinmaffo"?
Kok diganti dengan "Sonaf Besi"?

Penulis: Yohanes Manhitu
Ungaran, 20-08-2025

Monday, August 18, 2025

DIRGAHAYU BAHASA INDONESIA, BAHASA RESMI NKRI! (18 Agustus 1945–18 Agustus 2025)






Merdeka! Hari ini, 80 tahun silam (18 Agustus 1945), bahasa Indonesia secara resmi ditetapkan sebagai bahasa negara atau bahasa resmi NKRI. Pada Bab XV Pasal 36 Undang-Undang Dasar 1945, disebutkan bahwa bahasa negara ialah bahasa Indonesia.

Hal itu terjadi setelah bahasa Indonesia—yang sebelumnya bernama bahasa Melayu—dinyatakan secara bersama sebagai bahasa persatuan, bahasa nasional, pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.

Sebagai warga Indonesia dan pengguna serta pencinta bahasa yang amat mengagumkan ini, mari kita melakukan apa yang kita bisa untuk terus memantapkan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara di tengah dunia ini seraya turut mengambil bagian aktif dalam upaya memelihara bahasa-bahasa daerah/Nusantara kita sebagai pembentuk mosaik kebudayaan Indonesia, dan tak lupa menjalin persahabatan antarbangsa melalui berbagai bahasa insani.

Dirgahayu bahasa Indonesia! Dirgahayu bahasa negara RI! Semoga semakin bergengsi dan berjaya! Salam bahasa dan sastra!

Foto-foto sampul depan: Dokumentasi pribadi penulis

Sunday, August 17, 2025

TERIMA KASIH BANYAK ATAS PENGGUNAAN PUISI-PUISI DAWAN SAYA UNTUK LOMBA PEMBACAAN PUISI, MUSIKALISASI PUISI, DAN DEKLAMASI PUISI DI TIMOR BARAT, NUSA TENGGARA TIMUR






Merdeka! Dengan semangat peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-80, saya mengucapkan terima kasih banyak atas penggunaan puisi-puisi Dawan saya (karya asli, baik sebagai puisi wajib maupun pilihan) dalam dua lomba berikut ini:

  1. Lomba Baca Puisi dan Musikalisasi Puisi Dawan (Bagian dari Festival Literasi Sastra Daerah): Diselenggarakan di Soe, TTS, pada tanggal 27-29 April 2025 dan ikuti oleh peserta dari SMA dan SMK di wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Puisi wajib yang dibacakan dan dimusikalisasikan adalah "AMONET MATEL LOF NASÚF NEU KO" (Yogyakarta, Mei 2007)
  2. Lomba Deklamasi Puisi (Bagian dari Lomba Cerita Rakyat dan Puisi): Diselenggarakan di Hotel Grand Royal, Kefamenanu, TTU, pada tanggal 14 Agustus 2025 dan ikuti oleh peserta dari sejumlah SMP di wilayah Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Puisi wajib yang dideklamasikan adalah "NEKAF MESÊ, ANSAOF MESÊ" (Kedai Kebon, Yogyakarta, Funboës 2004). Puisi-puisi pilihannya adalah "NUSANTARA, PAH MAFNEKAN" (Kupang, Timor Barat, Februari 2004 ), "FLOBAMORA" (Yogyakarta, September 2003), dan "MPANAT PAKU HE NPIN NABALA" (Yogyakarta, April 2008). Lomba puisi tersebut bisa diikuti di https://www.youtube.com/live/Fi3ZseHBpJ8.
Sebagai penulis, saya berharap agar pelestarian bahasa daerah melalui sastra daerah, dalam hal ini bahasa dan sastra Dawan, dapat dilakukan secara terencana dan berkelanjutan. Upaya ini sesuai dengan tiga pilar politik kebahasaan NKRI, yaitu:
  1. Menjunjung bahasa bahasa persatuan
  2. Melestarikan bahasa daerah
  3. Menguasai bahasa asing
Jayalah bangsa dan tanah air Indonesia! Jayalah bahasa dan sastra Indonesia! Jayalah pula bahasa dan sastra Nusantara!
💖🇮🇩
Foto-foto: Dari YouTube dan koleksi pribadi

UNDANGAN UNTUK MENERJEMAHKAN PUISI ALEJANDRO CORTÉS GONZÁLEZ, PENYAIR KOLOMBIA, DATANG DARI SALAMANCA

Kabar gembira! Hari ini, bertepatan dengan Hari Kemerdekaan RI (17 Agustus 2025), saya diundang lagi oleh penyair Afredo Pérez Alencart dari Universidad de Salamanca (Universitas Salamanca), Spanyol, untuk ikut serta menerjemahkan sebuah puisi berbahasa Spanyol ke bahasa Indonesia. Kali ini, yang akan diterjemahkan adalah puisi "SOBRE LA POSESIÓN" karya Alejandro Cortés González, penyair Kolombia yang memenangi XII Premio Internacional de Poesía 'Pilar Fernández Labrador', penghargaan bergengsi di dunia Hispanik. Terjemahan yang dibuat langsung dari bahasa Spanyol itu bakal diikutkan dalam sebuah antologi multibahasa internasional yang akan terbit di Kota Salamanca, Spanyol, dalam waktu dekat ini. Kita tunggu ya. 

Kiranya dialog antarbahasa bisa lestari. Ini adalah sebuah kesempatan bagus untuk lebih banyak belajar. Salam mesra sastra!