Gambar: www.google.com |
Kalau bahasa-bahasa daerah kita tidak dihidupi dan dibina, terutama pada
masa kini, mumpung masih bisa, jangan marah ya kalau suatu saat nanti,
atau bahkan sedang terjadi, bahasa-bahasa itu diurus dengan penuh
perhatian oleh para "liyan" (orang lain, boleh jadi dari bangsa lain)
dan merekalah yang akan menjadi guru bahasa-bahasa kita bagi anak cucu
kita sendiri, sekalipun itu mungkin sebuah versi gado-gado. Dan kita
hanya bisa mengamininya. (Dusun Maredan, Berbah, Yogyakarta, 21 Februari 2017)
No comments:
Post a Comment