Apakah dengan melestarikan bahasa ibu/daerah, serta merta orang menonjolkan semangat kedaerahan dan terkucil dari panggung nasional dan internasional? Kalau benar, lalu apa yang hendak dikata tentang para pendiri bangsa besar ini yang adalah penutur aktif bahasa daerah, penggagas dan pejuang Sumpah Pemuda 1928, dan orator mumpuni dalam bahasa asing? Semuanya kembali ke pola pikir setiap penutur bahasa di Nusantara--surga nyata bagi para bahasawan. (Yohanes Manhitu, Yogyakarta, 21 Februari 2013)
Monday, February 25, 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment