Karya: Yohanes Manhitu
Kepadaku senantiasa kaukirim sajak-sajak—
cerminan tentang pulau kecilmu nan indah,
tempat sinar matahari mencintai bunga;
dan kau, penyair, jadi impian seseorang.
Di puisimu tak ditemukan salju,
bahkan ketika itu tentang Natal.
Telah kunikmati rasa pepaya
di antara aroma puisi buah-buahan.
Hari ini sudah kuterima sajak baru
yang ditulis pada musim kemarau silam.
Setiap baitnya memantulkan wajahmu
yang terlukis indah di kanvas lazuardi.
Di sana, di sana kauberada, penyair elokku—
pengagum sinar matahari dan buah-buahan.
Lewat kata-kata, sampailah padaku tiap vitamin:
zat untuk bertahan hidup selama seribu musim.
Yogyakarta, 14 Februari 2012
(Terjemahan dari puisi Esperanto saya)