Karya: Yohanes Manhitu
ingin kucurahkan hujan benci dasyatku
yang bisa genangi seluruh penjuru hatimu.
ingin pula kuhembuskan badai tak acuhku
yang bisa sapu rupamu dari dasar sukmaku
tapi deretan awan putih di langit nuraniku
tak sudi sambut arus uap hasrat mabukku.
dan sang waktu lamban membalas sms-ku.
rupanya ia yang ‘kan buat museum rupamu.
jari tanganku kini sudah terasa begitu kaku
untuk putar rol slide yang sarat senyuman
dari wajah riang air kolam senja, beringin,
tapir, kuda nil dan daun padi sawah sempit.
benakku kini kabur, terhalang gelapnya mega
yang telah bertahta menghalau mentari pagi.
dan tubuh kurusku kini jauhi rel absurditas
karena tak sudi digilas roda-roda tak pasti.
Pugeran Timur-Yogyakarta, 15 Mei 2004
Keren puisinya k2...ditunggu kunjungan baliknya di Taman Kata. Thx
ReplyDelete