Karya: Fernando Pessoa
Oh, lonceng dusunku
yang bersedih di sore tenang,
tiap dentangmu
bergema dalam sukmaku…
Dan begitu perlahan gemamu
begitu pilu, sepilu kehidupan,
hingga dentang awalmu saja
telah alunkan bunyi bertalu.
Walau dentangmu dekat padaku,
bila kupergi, terus mengembara,
kau bagiku laksana sebuah mimpi
kaumenggemakanku dalam sukma terpencil.
Setiap dentangmu,
bergetar di angkasa luas,
kurasa masa silam kian jauh,
kurasa kerinduan semakin dekat…
Diterjemahkan oleh Yohanes Manhitu
yang bersedih di sore tenang,
tiap dentangmu
bergema dalam sukmaku…
Dan begitu perlahan gemamu
begitu pilu, sepilu kehidupan,
hingga dentang awalmu saja
telah alunkan bunyi bertalu.
Walau dentangmu dekat padaku,
bila kupergi, terus mengembara,
kau bagiku laksana sebuah mimpi
kaumenggemakanku dalam sukma terpencil.
Setiap dentangmu,
bergetar di angkasa luas,
kurasa masa silam kian jauh,
kurasa kerinduan semakin dekat…
Diterjemahkan oleh Yohanes Manhitu
Yogyakarta, 13 Januari 2004
======================
Ó SINO DA MINHA ALDEIA
Ó sino da minha aldeia
dolente na tarde calma,
cada tua badalada
soa dentro da minha alma...
E é tão lento o teu soar,
tão como triste da vida,
que já a primeira pancada
tem o som de repetida.
Por mais que me tanjas perto,
quando passo, sempre errante,
és para mim como um sonho,
soas-me na alma distante.
A cada pancada tua,
vibrante no céu aberto,
sinto o passado mais longe,
sinto a saudade mais perto...
No comments:
Post a Comment