Friday, December 30, 2022

KEEP THE LAMP BURNING

Image: https://hdqwalls.com

by Yohanes Manhitu

The world wind can’t be stopped
and a whirlwind can suddenly arrive.
Therefore, keep your lamp burning
to light the path to the hopeful place.

Every time your lamp seems to go out
due to oil shortage or wind strengthening.
But quickly refill it with oil
and save it from wind blowing.

The path is still long and the wind remains,
always trying to put out the lamp
that saves you from deep darkness
on the path to the hopeful place.

Keep your lamp burning
though every wind wants to put it out
with strong blowing and great noise,
for only you’re a good lamp keeper.

Ungaran, Central Java, 30 Dec. 2022
-------------------------------------

Original version (in the Dawan language):


MPANAT PAKU HE NPIN NABALA

Atuis/alulat: Yohanes Manhitu

Anin pah-pinan i lof ka nabè’ fa makain
ma nautus nabè’ natból nokaskeken.
Es onnane, mpanat ho paku he npin
he ntanâ lalan neu bael-mafnekan.

Haef-haef ho paku onlê he nmaet
fun min’e he okê aî ainne namép.
Me lablaba he muheun mufanî
ma mukín mane nâko ainne fún.

Lalne fê namnaun ma ainne nabala
ma in naim piuta he nâmaet paku
lê nasoin ko nâko mèsökan ‘naek
nbi lalan neu ho bael-mafnekan.

Mpanat ho paku he npin nabala
masi anin humâ-humâ he nâmate
nèk fut amepat ma slutuf manenû,
fun ala ho es paku in apanat alekot.
 
Yogyakarta, Funhâ 2008

Thursday, December 29, 2022

Kutipan dari "Kamus Indonesia-Tetun, Tetun-Indonesia" dalam Artikel Antonius Maturbongs

INFO LITERASI: Untuk kesekian kalinya, Kamus Indonesia-Tetun, Tetun-Indonesia (Yohanes Manhitu; Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, Juli 2007) dikutip dalam karya ilmiah. Kali ini dikutip oleh Antonius Maturbongs (dari Balai Bahasa Papua) dalam sebuah artikel yang berjudul PERAN SEMANTIS VERBA BAHASA TETUN DI TIMOR LESTE, yang terbit dalam Kibas Cenderawasih, Jurnal Ilmiah Kebahasaan & Kesastraan (Vol. 15, No. 1, April 2018:33-52).

Salah satu cara agar kita bisa dikutip adalah menulis.

Kesan Kuat dari Pantun Jenaka dalam Buku Pelajaran SD (di Era 1980-an)


Berikut ini adalah tiga buah pantun jenaka, terutama yang pertama (karena saya dan teman-teman tidak percaya ada katak bisa memikul kerbau... hahaha), yang masih melekat kuat dalam ingatan saya sejak masa SD di pedalaman Timor sebagai bocah pegunungan. Tiga buah pantun ini pula yang memberi saya gambaran dini yang jelas tentang bentuk pantun dan membangkitkan kesukaan berpantun. Saya masih perlu lebih banyak belajar (ber)pantun, terutama pantun lisan dan spontan, agar bisa menjadi pemantun yang baik dan berhasil.

Mari kita melestarikan pantun (dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah), yang telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda dunia pada tanggal 17 Desember 2020 di Paris, Prancis.
------------------------------------------------
Foto dari buku pelajaran kelas 1 (satu) SD, berjudul "belajar bahasa indonesia, belajar membaca dan menulis, 1a": https://twitter.com

Wednesday, November 30, 2022

Sosok Pakar Sastra Jawa Kuno dan Rohaniwan Katolik: Dr. Ignatius K. Wiryamartana, S.J.

 

Dr. Ignatius Kuntara Wiryamartana, S.J. (19 Oktober 1946–26 Juli 2013) adalah seorang pakar Sastra Jawa Kuno dan seorang rohaniwan Katolik. Ia pernah menjadi dosen Universitas Gadjah Mada dan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Ia terutama menjadi termasyhur berkat disertasinya yang merupakan suntingan teks Kakawin Arjunawiwaha (1987). 

(Teks: Wikipedia; Foto: YouTube)

Sebuah Tulisan Saya di Situs Web PastMasters


Senang melihat bahwa sebuah tulisan saya dalam bahasa Inggris, berjudul "The Abandoned Canal" (Yogyakarta, 10 Juni 2002), tercantum sebagai PDF pada situs PastMasters (situs sebuah lembaga penelitian sejarah di Australia). Tulisan saya tersebut bisa dibaca juga di http://ymanhitu.blogspot.com. Selamat membaca dan semoga bermanfaat!

Status-Status Facebook dalam Bahasa Tetun (02)

 

Status-Status Facebook dalam Bahasa Tetun (01)

 





Monday, October 31, 2022

Berita tentang Diskusi dengan Topik "Sumpah Pemuda dan Martabat Bahasa Indonesia"

 

Tabik! Berita tentang diskusi dengan topik "Sumpah Pemuda dan Martabat Bahasa Indonesia" (Kamis, 27/10/2022) dapat dibaca di https://bernasnews.online (silakan klik untuk membaca).

Diskusi tersebut diselenggarakan oleh UPA Perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Pertanahan Nasional (STPN) Yogyakarta, bekerja sama dengan Forum Batu Tulis Nusantara Yogyakarta.

Pembicara I: Yohanes Manhitu (penulis & penerjemah)
Pembicara II: Dr. Sutaryono (dosen STPN Yogyakarta)
Pembicara III: Benyamin Boy (lulusan S-2 Unhan)
----------------------------------
Foto para peserta diskusi "Sumpah Pemuda dan Martabat Bahasa Indonesia" STPN Yogyakarta: Humas Perpustakaan STPN

Undangan Diskusi dengan Topik "Sumpah Pemuda dan Martabat Bahasa Indonesia" di Kampus STPN

Diskusi tersebut diselenggarakan oleh UPA Perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Pertanahan Nasional (STPN) Yogyakarta, bekerja sama dengan Forum Batu Tulis Nusantara Yogyakarta. Ayo, bergabung!

Telah Terbit Buku "CUERPO DE MI SANGRE" oleh JEANNETTE L. CLARIOND di Salamanca, Spanyol

Tabik! Saya merasa gembira karena pada tanggal 11 Oktober 2022, di Salamanca, Spanyol, telah terbit buku "CUERPO DE MI SANGRE" karya JEANNETTE L. CLARIOND (Salamanca: Diputación de Salamanca 2022). Dalam antologi multibahasa internasional ini (hlm. 125-128), terdapat terjemahan Indonesia, Dawan, Tetun Resmi, dan Melayu Kupang saya untuk puisi ¿QUÉ HICISTE CONMIGO? karya Jeannette L. Clariond.

Jeannette L. Clariond adalah pemenang IX Premio Internacional de Poesía 'Pilar Fernández Labrador', penghargaan bergengsi di dunia Hispanik. Dan undangan untuk menerjemahkan puisi Spanyol itu ke empat bahasa Austronesia tersebut datang dari penyair Alfredo Pérez Alencart dari Universidad de Salamanca (Universitas Salamanca). Ini adalah sebuah kesempatan bagus untuk lebih banyak belajar. ✍️
--------------------------------------------

¿QUÉ HICISTE CONMIGO? (Versi asli, bahasa Spanyol)

¿Qué hiciste conmigo, cuerpo mío, de mi sangre?
Te incrustas en mí como una piedra y me colmas
de brillo cuando la noche se demora sobre la huella.

Aquella primera vez del cuchillo en mis entrañas
rompiste mi voz, mas el silencio —iluminando la
verdad del sueño— se dejó escuchar desde la llaga.

Cuerpo mío, un vasto espacio me acompaña hacia
el fin. Ese vocablo deseoso de presencia hoy baña
los árboles sin preguntar por el fruto. ¡Bebed su luz!
--------------------------------------------

APA YANG TELAH KAUPERBUAT PADAKU?

Apa yang telah kauperbuat padaku, oh tubuhku, akan darahku?
Kau tertanam dalam diriku bagai batu dan kau penuhi aku
dengan cahaya ketika malam terhenti pada jejaknya.

Saat pertama kali itu, tatkala pisau berada dalam perutku,
kau putuskan suaraku, tetapi keheningan—yang menerangi
kebenaran mimpi—membiarkan dirinya terdengar dari luka itu.

Tubuhku, sebuah ruang nan luas menemaniku hingga akhir.
Kata itu, yang mendambakan kehadiran, kini memandikan
pepohonan tanpa menanyakan buah. Minumlah cahayanya!

Traducción al indonesio: Yohanes Manhitu
--------------------------------------------

HO MUNSAÄN MULAIL KAU BEN?

Ho munsaän mulail kau ben, ò au aok, ntomneu au nâ?
Ho msennom es au fuak nanan onlê fatu ma muheun
kau mèk pinâ oras fai nasnás kun a-nbi in nobin.

Haef ahunut nae, nbi tabu besi nbi au taik nanan,
ho mufék au hanak, me kamahanâ nane—lê a-ntanâ
nanaite in laismaneote—nabè’i tnene nâko papâ nane.

Au aok, bale amanuat-es nabia kau talantea msòpun.
Hanfuaf nane, lê nafnekan nís tuinas, tabu i naniu haunin
masi ka natoit fa ntomneu fuan. Miun man in pinan!

Traducción al dawan: Yohanes Manhitu
--------------------------------------------

SAIDA MAK Ó HALO TIHA MAI HA’U?

Saida mak ó halo tiha mai ha’u, o ha’u-nia isin, ba ha’u-nia raan?
Ó namkuda iha ha’u-nia an hanesan fatuk no hakonu ha’u
ho roman bainhira kalan hakmatek iha ninia ain-fatin.

Dala uluk ne’ebá, bainhira tudik iha ha’u-nia kabun-laran,
ó hakotu tiha ha’u-nia lian, maibé silénsiu—ne’ebé leno
lia-loos mehi nian—ema bele rona hosi kanek ida-ne’e.

Ha’u-nia isin, fatin ida-ne’ebé luan hamaluk ha’u to’o rohan.
Liafuan ne’ebá, be kaan prezensa, ohin fó-hariis ai-hun sira
lahó hahusuk kona-ba ai-fuan. Hemu took ninia roman!

Traducción al tetun oficial: Yohanes Manhitu
--------------------------------------------

APA YANG LU SU BEKIN SANG BETA?

Apa yang lu su bekin sang beta, ó be-pung badan, sang be-pung dara?
Lu tatanam di be-pung diri ke batu, ju kasi ponu beta deng
cahaya waktu malam barenti di dia-pung bakás kaki.

Partama kali tu, waktu piso ada di be-pung dalam parú,
lu kasi putus be-pung suara, ma keheningan—yang kasi taráng
kebenaran pung mimpi tu—orang bisa dengar dari itu luka.

Be-pung badan, satu tampa luas bakawan deng beta sampe ahir.
Kata yang talalu harap kehadiran tu sakarang ada kasi mandi
pohon dong ma son tanya bua. Minum su dia-pung cahaya!

Traducción al malayo de Kupang: Yohanes Manhitu
--------------------------------------------

Foto: Dari penyair A.P.A. di Salamanca

Tuesday, October 11, 2022

Yohanes Manhitu: Kamus Itu Jembatan Bahasa dan Budaya (BernasNews, Jogja, 5 Oktober 2022)


INFO BAHASA: Ternyata, kegiatan nasional "Seri Diskusi Daring Bincang Kamus dan Istilah (Bingkai)" pada Selasa (4 Oktober 2022; pukul 9.00-12.00 WIB) diberitakan di Bernasnews yang berpusat di Yogyakarta dengan judul "Yohanes Manhitu: Kamus Itu Jembatan Bahasa dan Budaya" (baca di https://bernasnews.online). Kegiatan tahunan itu diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. Terima kasih.

Penulis & pengirim foto: Yoseph Nai Helly (5 Oktober 2022)
Editor: YB Margantoro, wartawan senior harian "Bernas"

Tuesday, October 4, 2022

Kegiatan Seri Diskusi Daring "Bincang Kamus dan Istilah (Bingkai)" 2022 Telah Rampung

Foto: Tangkapan layar oleh Mas Yoseph

Syukur! Hari ini, Selasa (4 Oktober 2022; pukul 9.00-12.00 WIB), kegiatan nasional Seri Diskusi Daring Bincang Kamus dan Istilah (Bingkai) dapat berlangsung dengan lancar dan saya bisa lebih banyak belajar dari kegiatan tersebut, yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. Saya, sebagai penyusun Kamus Portugis-Indonesia, Indonesia-Portugis (2015) dan Kamus Indonesia-Tetun, Tetun-Indonesia (2007), telah menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut dengan memaparkan materi tentang kiat dan strategi penyusunan kamus dwibahasa. Sesi tanya-jawabnya merupakan bagian interaktif yang sungguh memperkaya.

Terima kasih banyak kepada lembaga bahasa tersebut di atas yang telah mengundang dan memberi saya kesempatan untuk belajar dan berbagi. Terima kasih banyak juga buat yang tercinta: kedua orang tua saya (Bapak Josep Manhitu dan Mama Rosalina Tunliu), istri saya (Maria Auresti Kefie), adik-adik saya (Anas, Detha, Siska, dan Ardhy) dan saudara/saudari lain, yang turut mendoakan saya. Kepada Mas Yoseph, Bung Ermalindus Sonbay dan teman lain yang sempat hadir dan mendukung, tak lupa saya ucapkan obrigado. Salam mesra,

Sunday, October 2, 2022

Narasumber dalam Kegiatan Seri Diskusi Daring "Bincang Kamus dan Istilah (Bingkai)" 2022

INFO BAHASA: Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia akan melaksanakan kegiatan Seri Diskusi Daring Bincang Kamus dan Istilah (Bingkai) pada hari Selasa, 4 Oktober 2022. Saya, sebagai penyusun Kamus Portugis-Indonesia, Indonesia-Portugis (2015) dan Kamus Indonesia-Tetun, Tetun-Indonesia (2007), telah diundang untuk menjadi narasumber kegiatan tersebut. Semoga informasi ini bermanfaat bagi yang berminat. Salam bahasa dan sastra!

Thursday, September 29, 2022

Buku "Membangun Nasionalisme Melalui Bahasa dan Budaya" Kini Mengisi Rak Buku Saya

Foto: Jepretan seorang pengunjung

Syukur! Akhirnya, hari ini saya bisa memiliki buku Membangun Nasionalisme Melalui Bahasa dan Budaya (oleh Abdul Rachman Patji, Azis Suganda, Sudiyono, Moh. 'Azzam Manan, dan M. Alie Humaedi; Jakarta: Penerbit Buku KOMPAS, 10 November 2021) yang telah dibeli di toko buku Gramedia, Jl. Sudirman, Kota Yogyakarta. Buku yang cukup tebal dan berwajah menarik tersebut memuat pendapat saya tentang posisi bahasa daerah di tengah arus global yang dikutip (dari https://ymanhitu.blogspot.com) oleh Drs. Abdul Rachman Patji, M.A. Kutipan dalam buku itu kemudian dinukil pula dalam artikel Prof. Dr. Ahmad Najib Burhani, M.A, yang berjudul "Bulan Bahasa: Analisis Budaya" (Harian Umum Kompas Edisi Sabtu, 16 Oktober 2021; hlm. 15). Salam bahasa dan budaya!

Catatan: Halaman-halaman dari buku dan koran yang memuat pengantar dan kutipan-kutipan tersebut terlampir.

1. Dari buku Membangun Nasionalisme Melalui Bahasa dan Budaya (Jakarta: Penerbit Kompas, 10 Nov. 2021; hlm. 13-14)



2. Kutipan dari artikel Prof. Dr. Ahmad Najib Burhani, M.A, yang berjudul Bulan Bahasa: Analisis Budaya (Harian Umum "Kompas" Edisi Sabtu, 16 Okt. 2021; hlm. 15). Artikel tersebut memuat kutipan dari buku Membangun Nasionalisme Melalui Bahasa dan Budaya (Jakarta: Penerbit Gramedia, 10 Nov. 2021; hlm. 14), yang telah dikutip dari tulisan saya.

Sunday, September 25, 2022

Misa Bahasa Jawa Selepas Pandemi

Selamat hari Minggu! Syukur, setelah sekian lama, selepas musim Korona yang melelahkan, akhirnya saya berkesempatan lagi untuk menghadiri misa dalam bahasa Jawa tadi pagi, dengan panduan buku KIDUNG ADI. Kali ini misa di Gereja Katolik St. Yohanes Pembaptis, Payak, Kab. Bantul, Yogyakarta. Sungguh gembira saya bisa berada di tengah-tengah saudara-saudari seiman yang (aktif) berbahasa Jawa.

Bagi saya, peminat dan pemelajar bahasa, hadir dalam misa berbahasa Jawa adalah salah satu kesempatan terbaik untuk lebih banyak belajar dan mengalami langsung penggunaan ragam/register tinggi dalam bahasa Austronesia ini. Dan saya salut karena Gereja Katolik Roma turut secara nyata melestarikan bahasa dan budaya Jawa.

Foto: Dokumen pribadi (Yogyakarta, 25 Sept. 2022)

Wednesday, September 7, 2022

Undangan untuk Menerjemahkan Puisi Jeannette L. Clariond, Penyair Meksiko

Foto: https://salamancartvaldia.es
 
Kabar gembira! Saya diundang lagi oleh penyair Afredo Pérez Alencart dari Universidad de Salamanca (Universitas Salamanca), Spanyol, untuk ikut serta menerjemahkan puisi berbahasa Spanyol ke bahasa Indonesia, Dawan, Tetun Resmi, dan Melayu Kupang. Kali ini, yang akan diterjemahkan adalah puisi ¿QUÉ HICISTE CONMIGO? karya Jeannette L. Clariond, penyair Meksiko yang memenangi IX Premio Internacional de Poesía 'Pilar Fernández Labrador', penghargaan bergengsi di dunia Hispanik. Terjemahan-terjemahan saya sendiri ke empat bahasa Austronesia itu bakal diikutkan dalam sebuah antologi multibahasa internasional yang akan segera terbit di Kota Salamanca, Spanyol, dalam bulan ini (September 2022). Kiranya dialog antarbahasa lewat penerjemahan bisa lestari. Ini adalah sebuah kesempatan bagus untuk lebih banyak belajar.

Sunday, August 28, 2022

"Di Pelosok-Pelosok Balkan", Bacaan di Bangku SD


Buku ini (
Di Pelosok-Pelosok Balkan 1 dan seri-seri yang lain oleh Karl May) saya baca dengan penuh semangat ketika masih duduk di kelas 2-3 SD di pedalaman Timor, tempat bapak saya bekerja sebagai guru SD. Saya bersyukur bahwa kebiasaan membaca buku dimulai lebih dini dan bertahan hingga kini. Kebiasaan ini sungguh bagus dan berguna. Salam literasi,
 
PERINCIAN PRODUK

Judul: Di Pelosok-Pelosok Balkan 1
Pengarang: Karl May (dari Jerman)
Edisi: Ke-4 (Sebuah terjemahan)
Penerbit: Pradnyaparamita
Kota: Jakarta, tahun 1980
Deskripsi fisik: 106 hlm.

Thursday, August 18, 2022

Hari ini, 77 tahun silam




Tabik! Hari ini, 77 tahun silam (18 Agustus 1945), bahasa Indonesia secara resmi ditetapkan sebagai bahasa negara. Pada Bab XV Pasal 36 Undang-Undang Dasar 1945, disebutkan bahwa bahasa negara ialah bahasa Indonesia. Hal itu terjadi setelah bahasa Indonesia---yang sebelumnya bernama bahasa Melayu---dinyatakan secara bersama sebagai bahasa persatuan, bahasa nasional, pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Sebagai warga Indonesia dan pengguna serta pencinta bahasa yang amat mengagumkan ini, mari kita melakukan apa yang kita bisa untuk terus memantapkan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara di tengah dunia ini seraya turut mengambil bagian aktif dalam upaya memelihara bahasa-bahasa daerah/Nusantara kita sebagai pembentuk mosaik kebudayaan Indonesia, dan tak lupa menjalin persahabatan antarbangsa melalui berbagai bahasa insani. Dirgahayu bahasa Indonesia! Dirgahayu bahasa negara RI! Semoga berjaya! Salam bahasa dan budaya!

Foto-foto: Dokumentasi pribadi penulis

Wednesday, August 17, 2022

SELAMAT JALAN, TUA AMU NO TONI DA COSTA (1929-2022)! BERISTIRAHATLAH DALAM DAMAI


ORANG TUA yang ramah dan kaya akan pengalaman hidup serta kisah sejarah tiga zaman (Belanda, Jepang, dan Indonesia Merdeka) itu kini telah pergi menghadap Sang Khalik. Selamat jalan, Tua Amu! Sungguh, masih terkenang beberapa obrolan menarik dan bernas kami di Kote, Noemuti, baik di gereja maupun di kediaman beliau. Saya yang masih "hijau" dan perlu lebih banyak menyimak serta membaca (sejarah) ini merasa bersyukur atas kesempatan bagus yang diberikan kepada saya untuk menyimak dan bertanya, dan nantinya membaca-baca lagi.
Terima kasih banyak atas kisah-kisah penting dan menarik yang pernah Tua Amu bagikan. Dari jauh, saya berdoa dengan penuh iman agar Tua Amu memperoleh istirahat dan damai surgawi dan nantinya mendoakan kami, terutama orang-orang "Kaesmetan", yang masih mengembara di muka bumi ini. Semoga segenap keluarga Da Costa di Noemuti dan tempat lain diberi keteguhan iman dan penghiburan.
Berikut ini adalah catatan singkat/entri saya tentang beliau, sebelum wafatnya (catatan singkat ini adalah bagian sebuah naskah dalam proses "penelusuran"; karena ini entri, fam diletakkan di depan):
------------------------------------------------------------------
DA COSTA, DON ANTONIUS WILLIBRODUS raja (usif) kelima, penerus Dinasti da Costa di Noemuti (tepatnya di Kote), Kab. TTU, NTT. Ia lahir di Kote, Noemuti, 8 Oktober 1929, dan merupakan generasi ke-18 keluarga da Costa di Pulau Timor. Ia adalah pewaris tongkat kerajaan yg dahulu diterima dari Dona Maria II, ratu Portugal.
------------------------------------------------------------------
Foto Don Antonius W. da Costa (dengan tongkat kerajaan di tangan):
Yohanes Manhitu, Kote, Noemuti, TTU, NTT, 3 Desember 2017

Tuesday, August 16, 2022

BUKU-BUKU SAYA DALAM KATALOG PERPUSTAKAAN NASIONAL AUSTRIA YANG BERPUSAT DI WINA



Tabik! Kini dua buku saya (dengan Esperanto sebagai bahasa utama) terdapat dalam katalog/koleksi Österreichischen Nationalbibliothek (Perpustakaan Nasional Austria, yang berpusat di Kota Wina). Buku-buku tersebut adalah
  1. Feotnai Mapules—Princino Laŭdata (Kumpulan puisi Dawan-Esperanto; Antwerpen: Eldonejo Libera, Desember 2016) dan
  2. Multlingva Frazlibro (Buku percakapan 9 bahasa; Rotterdam: Universala Esperanto-Asocio [UEA], 2008).

Monday, August 15, 2022

SAINT MARTIN NAN INDAH

Foto: http://www.aonetourism.com

Oleh: S.M. Shahnoor*

Di muara Sungai Naf di bagian paling selatan Bangladesh,
Serombongan peniaga Arab menemukan sebidang tanah.
Dinamakannya Jinjira lantaran kelapanya nan melimpah.
Di sisi selatannya, terletak pulau yang bernama Chhera.
Tim survei tanah Inggris datang ke sini pada 1900 Masehi.
Survei itu dilakukan sebagai bagian dari India Britania.
Alamnya sangat permai, air lautnya kekal abadi.
Karena itu, disebut St. Martin, nama seorang suci Kristen.
Tiga keluarga dari Arakan adalah sepuluh pemukim perdana di Benggala.
Selain menangkap ikan untuk pencarian, mereka sedikit bertani.
Satu atau dua hari lagi, pulau ini berusia dua ratus tahun.
Martabatnya telah meningkat berkat sifat-sifat baiknya.
Luas wilayah 8 kilometer persegi dihuni 8 ribu orang,
Pekerjaan mayoritasnya adalah menangkap ikan dan bertanam padi.
Alangkah banyak burung yang bersahut-sahutan di atas pohon nyiur,
Bulan tersenyum pada malam hari di tengah dedaunan pandan laut.
Di pantai, ‘kan kausaksikan ribuan anak penyu dan ganggang hijau.
Akan kaulihat segala jenis karang dengan sepasang matamu.
Di sini, pikiran manusia selembut ikan laut.
Kelapa bakal setengah terendam di air laut.
Akan kaulihat dinding karang, langit biru, dan ombak laut biru.
Tak seorang pun bakal melupakan St. Martin nan berpasir.
Pulau indah St. Martin amat elok dipandang.
Keindahannya tiada berkesudahan.
Ini ibarat Tilottama Bangladesh yang lain.

Diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh Yohanes Manhitu (dari 
versi Inggris puisi ini, berjudul "BEAUTIFUL SAINT MARTIN"); 
Ungaran, Jawa Tengah, Indonesia, 7 Agustus 2022
----------------------------------------------

Versi asli puisi ini (dalam bahasa Bengali/Bangla):


তিলোত্তমা সেন্টমার্টিন🖊️ এস এম শাহনূর

বাংলাদেশের সর্ব দক্ষিণে নাফ নদীর মোহনায়
একদল আরব্য বণিক একচিলতে ভূমি খুঁজে পায়।
নারিকেলের আধিক্যে তার নাম দিলো জিঞ্জিরা
তার দক্ষিণে আছে দ্বীপ নাম হলো তার ছেঁড়া।
১৯০০ খ্রিষ্টাব্দে হেথায় আসলো ব্রিটিশ ভূ জরিপ দল
ব্রিটিশ ভারতের অংশ হিসেবে করলো জরিপ সাগর-সমতল।
প্রকৃতি অতি সুন্দর,দেখলো সাগরের পানি অমলিন
তাই খ্রিষ্টান সাধুর নামানুসারে নাম দিলো সেন্টমার্টিন।
আরাকানের তিন পরিবার বঙ্গ দেশের দশ প্রথম বসতি
জীবিকার তরে মাছ শিকার ভিন্ন ছিলো সামান্য রায়তি।
এক দিন দুূদিন করে আজ বয়স হলো দুশো বছর
নিজের গুণে লোকের কাছে বেড়েছে তার কদর।
৮বর্গ কিঃমিঃ আয়তনে ৮হাজার লোকের বসবাস
সংখ্যাধিক্যের পেশা মৎস্য শিকার আর ধান চাষ।
ঝাউ বন নারিকেল পাম গাছে কত পাখি ডাকে,
জোছনা রাতে চাঁদ হাসে কেয়া পাতার ফাঁকে।
সৈকতে অযুত নিযুত কাছিম ছানা,সবুজ শৈবাল
দেখবে তুমি দুচোখ ভরে হরেক রকম প্রবাল।
মানুষের মন মাছের মত,আপ্যায়নের নেইকো অভাব;
পরম সোহাগে নিজ হাতে পেড়ে দেবে গাছের কচি ডাব।
প্রবাল প্রাচীর,নীলাকাশ, নীল সাগরের ঢেউ
বালিয়াড়ির সেন্টমার্টিন ভুলিবেনা কেউ।
সৌন্দর্য দ্বীপ সেন্টমার্টিন দেখা হলো বেশ,
রূপের যে তার নেইকো শেষ
এ যেন আরেক তিলোত্তমা বাংলাদেশ।
--------------------------------------
*) S.M. Shahnoor adalah penyair dan peneliti Bangladesh.

Sunday, July 31, 2022

PANTUN MELAYU KUPANG (05)

Foto: wealthofgeeks.com

Pancing dapa karna su mujur.
Bawa pulang, ikan son mati.
Kalo karjá lu tetap jujur,
Sonde ada beban di hati.

Yang tulis: Yohanes Manhitu

Empat Buku Puisi Saya dalam Bahasa Dawan

Syukur kepada Sang Pujangga Mahaagung! Ternyata dalam kurun waktu 10 tahun (2009-2019), telah hadir empat buah buku puisi saya dalam bahasa Dawan (Uab Metô, Molok Metô), baik karya asli (dengan terjemahan) maupun karya terjemahan (dari bahasa asing), yaitu
  1. Nenomatne Nbolen (Yogyakarta: Genta Press, 2009);
  2. Feotnai Mapules‒Princino Laŭdata (Kumpulan Puisi Dawan-Esperanto; Antwerpen, Belgia: Eldonejo Libera, 2016);
  3. Lirik Santalum (Yogyakarta: Diandra Kreatif, 2019); dan
  4. Gitanjali (Sítnatas), terjemahan dari "Gitanjali" (1913) karya Rabindranath Tagore (Yogyakarta: Diandra Kreatif, 2019). 
Semoga lebih banyak lagi karya sastra lahir dan hadir dalam bahasa Dawan (bahasa Timor terbesar, berdasarkan jumlah penutur asli) dan bahasa lain. Menulis adalah aksi nyata peradaban. Mari menulis!





Sunday, July 17, 2022

"La Espero" kun Indonezia, Tetuma kaj Davana Tradukoj en “Multlingva Frazlibro” (2021)

Bildo: Eldonejo Libera (2021)

"La Espero" estas bela poemo verkita de L.L. Zamenhof (1859–1917), la kreinto de Esperanto (la lingvo internacia), la plej sukcesa planlingvo sur la tero (ekde 1887). La poemo estis komponita laŭ marŝritmo kaj kantita kiel himno en la Esperanto-movado tra la tuta mondo.

Mi tradukis la faman poemon "La Espero" en la indonezian, la oficialan tetuman (de Orienta Timoro) kaj la davanan en 2009 kaj enkondukis la tradukojn en mia libro Multlingva Frazlibro, temas pri frazlibro en 9 lingvoj (Roterdamo: UEA, 2009). Nun la tradukoj aperas denove kun kelkaj necesaj revizioj en la nova, reviziita kaj pligrandigita eldono: Multlingva Frazlibro (reviziita kaj pligrandigita eldono), temas pri nova frazlibro en 10 lingvoj (Antverpeno: Eldonejo Libera, 2021).

Bonan legadon kaj literaturajn salutojn al ĉiuj!

---------------------------------


LA ESPERO

De: L.L. Zamenhof

En la mondon venis nova sento,
Tra la mondo iras forta voko;
Per flugiloj de facila vento
Nun de loko flugu ĝi al loko.

Ne al glavo sangon soifanta
Ĝi la homan tiras familion:
Al la mond' eterne militanta
Ĝi promesas sanktan harmonion.

Sub la sankta signo de l' espero
Kolektiĝas pacaj batalantoj,
Kaj rapide kreskas la afero
Per laboro de la esperantoj.

Forte staras muroj de miljaroj
Inter la popoloj dividitaj;
Sed dissaltos la obstinaj baroj,
Per la sankta amo disbatitaj.

Sur neŭtrala lingva fundamento,
Komprenante unu la alian,
La popoloj faros en konsento
Unu grandan rondon familian.

Nia diligenta kolegaro
En laboro paca ne laciĝos,
Ĝis la bela sonĝo de l' homaro
Por eterna ben' efektiviĝos.
-----------------------------

HARAPAN

Oleh: L.L. Zamenhof

Telah datang ke dunia sebuah perasaan baru,
Bergema sebuah seruan di seluruh dunia;
Dengan sayap-sayap angin sepoi-sepoi,
Kini biarlah ia terbang dari tempat ke tempat.

Tidak kepada pedang yang haus darah,
Ia menyeret keluarga manusia:
Kepada dunia yang terus berperang,
Ia menjanjikan kerukunan yang suci.

Di bawah tanda pengharapan yang suci,
Berhimpun para pejuang perdamaian;
Dan lekas bertumbuh gerakan ini
Melalui karya orang-orang yang berharap.

Berdiri tangguh tembok-tembok seribu tahun
Di antara para bangsa yang bercerai-berai;
Tapi perintang-perintang keras itu ‘kan runtuh,
Hancur lebur karena cinta yang suci.

Berlandaskan sebuah bahasa yang netral,
Dengan saling memahami satu sama lain,
Para bangsa ‘kan seia-sekata membentuk
Sebuah lingkaran keluarga yang besar.

Perhimpunan kita yang giat bekerja
Tak ‘kan lelah dalam karya damai,
Hingga impian indah umat manusia itu
Terwujud untuk berkat yang abadi.

Indonezia traduko: Yohanes Manhitu
---------------------------------------

ESPERANSA

Autór: L.L. Zamenhof

Sentimentu foun ida mai ona iha mundu laran,
Bolun maka’as ida to’o ba mundu tomak;
Ho liras sira-ne’ebé anin-hirin nian,
Agora husik nia semo hosi fatin ba fatin.

La’ós ba surik ne’ebé hamrook raan,
Nia dada família ema-moris nian:
Ba mundu ho funu rohan-laek,
Nia promete moris-dame lulik ida.

Iha esperansa nia tadak lulik okos,
Lutadór dame sira libur hamutuk,
No hahalok ida-ne’e sai boot lailais
Liuhosi espera-na’in sira-nia knaar.

Baki sira hamriik metin tinan rihun ba rihun
Entre nasaun sira-ne'ebé nakfahe-namkari;
Maibé barreira toos sira-ne’e sei naksobu,
Ho domin lulik, sira sei nakbaku rahun.

Iha dalen neutru ida nia baze leten,
Ho komprende malu entre maluk,
Nasaun sira sei lia-ida harii
Sírkulu família boot ida.

Ita-nia kolega-lubun ne’ebé badinas
Sei la sente isin-kole iha knaar ba dame,
To’o ema sira tomak nia mehi furak ida-ne’e
Sai realidade atu ita hetan bensa rohan-laek.

Tetuma traduko: Yohanes Manhitu
-------------------------------------

FNEKAN

Atuis: L.L. Zamenhof

Tninas feü-es némen neu pah-pinan i,
Boin ameptes natefan pah-pinan.
Nèk anin-amalulet in ninkin,
Oras i mauthe in natpén neu bale-bale.

Ka neu fa sunî amusit-aöpan nâ,
In a-nhel mansiane in umenanan:
Neu pah-pinan lê nok makenat piuta,
In a-ntaën he nèk monit-dame kninô.

Nbi fnekan ini ‘takaf kninô ‘pinan,
Atoinmeo dame-sin nabuabok,
Ma moët lê nane nânae lab-láb
Natuin tuaf afnekan sin mepu.

Tembok-sin a-nhaek namepan ton nifun-nifun
Nbi to’úfin lê mabatî-masanâ sini tnankin;
Me aëkâ ameptin lê nane lof natselan,
Tèk manekat kninô, sin lof natkuan.

Nbi uab netral-es in fanderen tunan,
Natuin a-nmahinen lekleok es nok es,
To’úfin lof hanaf mesê nahakeb nan
Umenanan mesê lê manua-‘naek.

Hit biâ-benû pukan lê a-nmakoe
Lof ka nhae fa nbi mepu neu dame,
Tala mansian ok-okê in nanait amaste
Nateabon henait tapèn tetus abalbalat.

Davana traduko: Yohanes Manhitu

Saturday, July 9, 2022

Ekrigardo pri indoneziaj proverboj*


De: YOHANES MANHITU

Yang elok budi, yang indah bahasa.

PROVERBOJ estas integra parto de ĉiu homa lingvo, inkluzive de la indonezia—la nacia kaj oficiala lingvo de la Respubliko de Indonezio (Republik Indonesia). Troviĝas multege da indonezialingvaj proverboj. Unu proverbaro eĉ enhavas kolekton de 10.000 originalaj indoneziaj proverboj. Sed verdire, oni ankoraŭ ne certas pri la totala nombro de la indoneziaj proverboj.

Kio estas proverbo?

Jen kelkaj definoj de proverbo akiritaj el diversaj fontoj:

  1. Proverbo estas grupo de vortoj aŭ frazo kun fiksita strukturo, kutime enhavanta analogion de iu intenco. (Kamus Besar Bahasa Indonesia [Granda Indonezialingva Vortaro][1])
  2. Proverbo estas hereda frazo aŭ frazfragmento uzata por plifortigi la intencon de verkado, doni konsilojn, instruadojn aŭ vivliniojn. (Harimurti Kridalaksana[2] en Kamus Linguistik [Lingva Vortaro] [1993])[3]
  3. Proverbo estas frazo aŭ grupo de vortoj kun fiksita strukturo, kiu enhavas unu specifan celon. (Ernawati Waridah en Kumpulan Majas, Pantun dan Peribahasa plus Kesusasteraan [Kolekto de Figuroj de Parolado, Pantuno kaj Proverboj plus Literaturo] [2014])[4]
  4. Proverbo estas konata frazo aŭ frazero, kiu donas konsilon aŭ diras ion ĝenerale. (The Oxford Advanced Learner's Dictionary [Oksforda Vortaro por Altnivelaj Lernantoj])[5]
  5. Proverbo estas mallonga aserto esprimanta popularajn konsilojn, komunan sencon, aŭ empirian observon, kiu fariĝis ordinara uzo. (Dictionnaires français Larousse [Franca vortaro "Larousse"])[6]
  6. Proverbo estas frazo ĝenerale konata, kiu en fiksita formo esprimas sperton, konsilon aŭ admonon per koncizaj kaj facile memoreblaj vortoj. (Vikipedio, la libera enciklopedio)[7]
  7. Proverbo estas mallonga, ĝenerale konata frazo de la popolo, kiu enhavas saĝon, veron, moralon, kaj tradiciajn vidpunktojn en formo metafora, fiksita kaj memorebla kaj estas transdonita de generacio al generacio. (La proverba klerulo Wolfgang Mieder)[8]

Funkcioj de proverboj

Arum Sutrisni Putri[9] asertis, ke proverboj havas kelkajn sociajn funkciojn, inkluzive de:

  1. doni konsilojn,
  2. observo de la mondo kaj cirkonstancoj,
  3. kiel parolantidenteco en etna grupo,
  4. beligi la parolan lingvon. 

Tipoj de indoneziaj proverboj

Laŭ Mutia Dwi Pangesti[10], indoneziaj proverboj havas la jenajn tipojn:

  1. Pepatah (Aforismo): proverbo, kiu enhavas konsilojn aŭ instruojn de gepatroj. Ekzemple: Tong kosong nyaring bunyinya. (Malplena barelo laŭte resonas. Signifo: Persono, kiu multe parolas, kutime estas stulta aŭ ne havas scion.)
  2. Ungkapan (Esprimo): grupo de vortoj aŭ kombinaĵo de vortoj, kiu esprimas specialan signifon. Ekzemple: Besar kepala (Granda kapo. Signifo: Aroganta)
  3. Bidal (Diro): proverbo aŭ diraĵo, kiu enhavas konsilojn, avertojn, sugestojn, ktp. Ekzemple: Malu bertanya, sesat di jalan. (Timema por demandi, oni erarvagos survoje. Signifo: Se oni ne scias, ne timu demandi por saviĝi aŭ trovi helpon.)
  4. Perumpamaan (Komparo): komparo inter homoj aŭ aferoj kaj aliaj aferoj per vortoj bagai, bagaikan, bak, laksana, ktp. (kiuj signifas “kiel”). Ekzemple: Bagai anak ayam kehilangan induk. (Kiel kokidoj perdantaj sian patrinon. Signifo: Konfuzitaj kaj dividitaj pro perdo de gvidanto/zorganto.)
  5. Ibarat/Tamsil (Parabolo): proverbo, kiu ofte uzas la vorton ibarat (kiel) kaj havas la celon fari komparon rilatan al iu afero aŭ kazo. Ekzemple: Ibarat ayam, tiada berkais, tiada makan. (Kiel koko, neniu kraĉado, neniu manĝaĵo. Signifo: Malriĉulo, se li ne laboras, li ne manĝas.)
  6. Semboyan (Devizo, Moto): vortoj aŭ mallongaj frazoj uzataj kiel vivprincipo. Ekzemple: Bhinneka Tunggal Ika (La nacia devizo de Indonezio. Signifo: Unueco en diverseco)

Kelkaj karakterizaĵoj de proverboj[11]

  1. La uzataj vortoj estas organizitaj, sonas agrable, kaj havas signifon.
  2. Proverboj estas kreitaj surbaze de tre zorgema vidpunkto kaj komparo de la naturo kaj eventoj okazantaj en la komunumo.
  3. Proverboj estas kutime uzataj por fari aludojn aŭ beligi la lingvon.
  4. Proverboj estas ofte uzataj metafore kaj estas per la komprenado de sia metafora naturo, ke ni povas malplekti ĝian signifon.
  5. Proverboj estas pasigitaj per la tempo kun malmulta ŝanĝo en formo.
  6. Proverboj formiĝas kun solidaj kaj belaj lingvaj ligoj, kiuj algluiĝos al la komunumo dum generacioj.
  7. Proverboj ofte uzas gramatikajn kaj retorikajn rimedojn, kiuj helpas memorigi ilin, inkluzive de aliteracio, rimo, paralela strukturo, ripetado de ŝlosilaj vortoj aŭ frazoj, kaj fortaj bildaĵoj.

Listo de diversaj proverbaj libroj eldonitaj en Indonezio

a. Proverbaroj

  1. 10.000 Pribahasa Asli Indonesia (de Rudyant Synd, 2011)
  2. 1100 Peribahasa Indonesia & 160 Peribahasa Inggeris (de L.DT. Bagindo Nagari kaj Z. ST. Nagari, 1980)
  3. 1500 Peribahasa Indonesia dan Inggris (de R. Wahyu Nugroho, 1985)
  4. 3700 Peribahasa Indonesia (de Nur Arifin Chaniago & Bagas Pratama, 1998)
  5. Buku Pintar Peribahasa Indonesia (de Tim Agogos, 2012)
  6. Buku Super Peribahasa Indonesia (de Annisa Mutia, 2010)
  7. Bunga Rampai Peribahasa dan Pantun (de M. Syamsul Hidayat, 2004)
  8. Embun di Ujung Rumput Kumpulan Peribahasa Indonesia (de Dipo Udi T., 2004)
  9. Himpunan Lengkap Peribahasa Nusantara (de Sudaryanto, 2015)
  10. Kitab Peribahasa dan Pantun Terbaru (de Eko Sugiarto, 2019)
  11. Kitab Peribahasa Terlengkap dan Terupdate (de Immawati Fitri Lestari, 2020)
  12. Kumpulan Majas, Pantun, & Peribahasa Plus Kesusastraan Indonesia (de Ernawati Waridah, 2014)
  13. Kumpulan Peribahasa & Pantun Indonesia Terlengkap (de Tim Redaksi Cemerlang, 2019)
  14. Kumpulan Peribahasa Indonesia (de Tim Rexa Pustaka, 2014)
  15. Kumpulan Peribahasa Indonesia dari Aceh sampai Papua (de Iman Budhi Santosa, 2009)
  16. Kumpulan Peribahasa, Majas, dan Ungkapan Bahasa Indonesia (de Yettik Wulandari, 2019)
  17. Kumpulan Peribahasa, Pantun & Puisi (de MB. Rahimsyah AR., 2009)
  18. Peribahasa Indonesia 1 (de Giri Prastowo, 2011)
  19. Peribahasa Indonesia Jilid 2 (de Ade Husnul, 2008)
  20. Peribahasa Nusantara (de Iman Budhi Santosa, 2016)

 b. Vortaroj

  1. Kamus 2000 Peribahasa Indonesia (de Heroe Kasida Brataatmadja, 1982)
  2. Kamus Lengkap Peribahasa Indonesia (de Reni Fitriani, 2014)
  3. Kamus Lengkap Peribahasa Indonesia (de Syahrul Ramadhan, 2002)
  4. Kamus Peribahasa (de J.S. Badudu, 2008)
  5. Kamus Peribahasa (de Sarwono Pusposaputro [redaktoro], 1987)
  6. Kamus Peribahasa (Mohd. Tajuddin Hj. Abd. Rahman, 2013)
  7. Kamus Peribahasa Indonesia (de Hari Wibowo, 2010)
  8. Kamus Peribahasa Indonesia (de Sugeng Panut, 2003)
  9. Kamus Peribahasa Indonesia (de Wulandayani N.B., 2018)
  10. Kamus Peribahasa Indonesia (de Yose Rizal, 2006)


*) Ĉi tiu mallonga enkonduko troviĝas en Indonezia-Esperanta Proverbaro (Antverpeno: Eldonejo Libera, 2022; paĝo ix-xii)

[1] Vidu je https://kbbi.web.id/peribahasa.

[2] Li estas indonezia lingvisto, kiu jam verkis vortarojn kaj aliajn eldonaĵojn en la kampo de indonezia lingvistiko. Legu pri li anglalingve ĉe https://en.wikipedia.org/wiki/Harimurti_Kridalaksana.

[3] Vidu je https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/16/163444169/apa-itu-peribahasa-ciri-ciri-fungsi-jenis-dan-contohnya?.

[4] Vidu je https://brainly.co.id/tugas/27003037.

[5] Vidu je https://www.oxfordlearnersdictionaries.com/definition/english/proverb?q=proverb.

[6] Vidu je https://www.larousse.fr/dictionnaires/francais/proverbe/64642?q=proverbe#63918.

[7] Vidu je https://eo.wikipedia.org/wiki/Proverbo.

[8] Vidu je https://en.wikipedia.org/wiki/Paremiology.

[9] Vidu je https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/16/163444169/apa-itu-peribahasa-ciri-ciri-fungsi-jenis-dan-contohnya?

[10] En sia libro Buku Pintar Pantun dan Peribahasa Indonesia (2015) kaj citita de Arum Sutrisni Putri ĉe https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/16/163444169/apa-itu-peribahasa-ciri-ciri-fungsi-jenis-dan-contohnya?

[11] Vidu je http://www.readwritethink.org/files/resources/lesson_images/lesson184/proverb_definition.pdf kaj https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/16/163444169/apa-itu-peribahasa-ciri-ciri-fungsi-jenis-dan-contohnya?