Tuesday, May 31, 2016

Diwawancarai Wartawati "Media Indonesia" Jakarta

Foto: Dokumen Pribadi

Sedang diwawancarai oleh Mbak Putri, wartawati cantik dari koran "Media Indonesia" Jakarta, tentang alasan, tantangan, proses, dan harapan dari penyusunan "Kamus Portugis-Indonesia, Indonesia-Portugis" (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 14 Desember 2015). Semoga beritanya bisa muncul besok atau lusa di media tersebut. Ditunggu saja ya. 

Salam mesra,

Pose Pascapenyerahan Kamus oleh Pihak Gramedia

Foto: Dokumen Pribadi

Berpose setelah penyerahan kamus oleh pihak Gramedia (diwakili oleh Ibu Widya Kirana, M.A.) pada acara peringatan Hari Internasional Bahasa Portugis dan juga peluncuran kamus saya tersebut di auditorium Gedung IV, kampus Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Depok, Jakarta (Senin, 9 Mei 2016).. Dari paling kiri ke kanan: Senhor João (dosen bahasa Portugis UI), Ibu Widya Kirana (editor senior Gramedia), Dubes Portugal untuk Indonesia (yang berjas), saya, dan wakil dari FIB UI. Salam mesra,

Kata Sambutan pada Acara Peluncuran Kamus

Foto: Dokumen Pribadi

Di luar mata acara yang tersusun, tanpa diduga-duga, saya diberi kesempatan untuk berbicara sebagai penulis Kamus Portugis-Indonesia, Indonesia-Portugis (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 14 Desember 2015) pada acara peringatan Hari Internasional Bahasa Portugis dan juga peluncuran kamus saya tersebut di auditorium Gedung IV, kampus Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Depok, Jakarta (Senin, 9 Mei 2016). Kata sambutan saya dalam bahasa Inggris di hadapan para duta besar dan atase kebudayaan negara-negara berbahasa Portugis serta civitas akademika UI ini disampaikan tanpa persiapan alias secara spontan. Tetapi puji Tuhan, bisa berjalan dengan lancar dan mendapat sambutan baik. Salam mesra,

Map of Timor: Dutch Interpretation of Timor's Boundaries (1911)

Source/Sumber/Fonte/Un: www.philatelicdatabase.com

Map of Timor: Dutch Interpretation of Timor's Boundaries (1911)
Peta Timor: Interpretasi Belanda tentang Batas-Batas Timor (1911)
Timor in Peta: Belanda in Interpretasi ntomneu Timor in Naktin (1911)
Mapa Timór: Interpretasaun Olandeza kona-ba Baliza Timór sira (1911)

"L’Astrolabe" Singgah di Kupang, Timor Belanda

Foto: http://www.martingrund.de
"Astrolabe" (bahasa Prancis: L’Astrolabe) adalah sebuah kapal tongkang yang diubah menjadi kapal eksplorasi Angkatan Laut Prancis. Kapal ini sebelumnya bernama "La Coquille" dan kemudian menjadi terkenal karena ekspedisi Jules Dumont d'Urville (1790–1842), seorang pelaut dan laksamana AL Prancis yang termasyhur. "Astrolabe" bertolak dari Toulon, Prancis, pada tanggal 22 April 1826 menuju Samudra Pasifik untuk sebuah ekspedisi mengelilingi dunia yang direncanakan berlangsung selama tiga tahun. Kapal ini singgah di Kupang, Timor Belanda, pada tahun 1840, dan seorang juru gambar yang bernama Louis Auguste de Sainson (disingkat: M. de Sainson) di atas kapal tersebut sempat membuat sketsa Pelabuhan Kupang dan Pasar Kupang yang kemudian terbit di buku "Voyage Pittoresque autour du Monde" (vol. II. Paris: Furne et Cie, Libraires-Editeurs, 1839).

(Bagian dari sebuah catatan menarik saya yang belum tuntas)

Nicolas Baudin Tiba di Kupang, Timor Belanda

Foto: alchetron.com
Nicolas Baudin (1754–1803) adalah seorang pelaut berkebangsaan Prancis, nakhoda "Naturaliste", sebuah kapal ekspedisi Prancis yang tiba di Kupang, Timor Belanda, pada tanggal 21 September 1801, atas perintah Napoleon Bonaparte (1769–1821), sang kaisar Prancis yang adidaya. Dilaporkan bahwa 12 orang awak kapalnya meninggal dunia di Kupang karena serangan malaria.

(Bagian dari sebuah catatan menarik saya yang belum tuntas)

Porselin Cina di Timor

Foto: Piring Cina kuno, http://id.aliexpress.com
"Hsing-ch’a-sheng-lan" (Survei Menyeluruh tentang Rakit Bintang) adalah sebuah berita/laporan Cina yang ditulis oleh Fei Xin (Fei Shin), seorang anggota militer dalam armada pimpinan Laksamana Zheng He yg diutus Dinasti Ming (1368–1644). Fei Xin (± 1385–setelah 1436) menulis pada tahun 1436 dalam laporannya tersebut bahwa barang-barang yang diimpor (dari Cina ke Timor) adalah emas, perak dan barang-barang tembikar (porselin). Tidak dapat disangkal bahwa di Pulau Timor masih dapat ditemukan barang-barang porselin Cina berupa piring dan mangkok yang banyak tersimpan di berbagai rumah adat sebagai barang pusaka suku. Ada yang bentuknya sangat unik dengan gambar naga yang siap mencakar musuhnya. Umumnya porselin yang telah menjadi pusaka suku tertentu dan tersimpan dengan rapi di rumah adat (Tetun: uma-lulik; Dawan/Meto: uem-leü), tidak dapat dilihat atau dipindahkan tanpa upacara yang pantas, apalagi untuk diperjualbelikan secara sepihak. 

(Bagian dari sebuah catatan menarik saya yang belum tuntas)
-------------------------------------------------------------
Silakan baca "Sejarah Pemerintahan Raja-Raja Timor" (hlm. 132) oleh A.D.M Parera, editor Drs. Gregor Neonbasu, SVD (Jakarta: PT Yanense Mitra Sejati, 1994) dan "Untaian Manik-Manik Nusantara" (hlm. 59) oleh Drs. Hamzuri dan Dra. Tiarma Rita Siregar (Jakarta: Direktorat Permuseuman, 1997).