Oleh: Yohanes Manhitu
“Dingin...” bisik tubuhku yang diterpa dingin
malam.
“Kubutuh kehangatan...” pinta kulitku yang
menggigil.
Tapi kehangatan tak kunjung tiba hingga datang
fajar.
Wahai dingin, mengapa kau siksa tubuh tak
bersalah?
O kehangatan, kenapa kau
enggan merangkul manja?
Mengapa pula kau biarkan
malam lepas tak berbekas?
“Berapa harga sekilo
kehangatan di toko antidingin?”
Tanya seorang pria kesal yang tersiksa dingin
malam.
“Sekilo seharga satu ton
cinta,” kata seorang pelayan.
Sang pria tutup seonggok dompet tak berisikan
cinta.
Lalu pergi tinggalkan toko penuh sejuta kata
kecewa.
“Kenapa kehangatan sangat
mahal?” gerutu sang pria.
Wahai sang kehangatan,
penebus sejati di kala dingin,
Jangan pernah kau biarkan
tubuh kurus ini membeku!
Liputilah ragaku tanpa berhitung dolar ataupun
rupiah!
Baciro-Yogyakarta, 25 Agustus 2003
No comments:
Post a Comment