Karya: Yohanes Manhitu
seorang siswa lulus berkat arus kuat bawa meja
seorang guru gemar sarankan judul buku wajib
seorang petani gagal menjual setumpuk gabah
seorang mahasiswa kritis diberi lampu merah
seorang dosen inovatif dicibir bibir orde uzur
seorang tukang becak harus berhenti mengayuh
seorang bayi menderita kekurangan susu bubuk
sepasang lumba-lumba mendadak mati keracunan
sekawanan kijang malang cari suaka di rimba lain
sekelompok nuri putuskan untuk mogok mengoceh
sekonvoi truk panjang menyusuri hujan bola merah
sekelompok hutan cendana wariskan simbol tropis
sekelompok penulis sedih lihat ritual balik nama
setumpuk pundi-pundi tangisi kepergian rohnya
seorang perawan ratapi seribu keelokan berlalu
sekelompok cendawan asap hiasi dusun membara
sepasang insan belia harus pilih merdeka atau mati
seorang tabib menyatakan sembuh tanpa diagnosis
segala hal di atas terjadi karena salah prosedur.
seorang guru gemar sarankan judul buku wajib
seorang petani gagal menjual setumpuk gabah
seorang mahasiswa kritis diberi lampu merah
seorang dosen inovatif dicibir bibir orde uzur
seorang tukang becak harus berhenti mengayuh
seorang bayi menderita kekurangan susu bubuk
sepasang lumba-lumba mendadak mati keracunan
sekawanan kijang malang cari suaka di rimba lain
sekelompok nuri putuskan untuk mogok mengoceh
sekonvoi truk panjang menyusuri hujan bola merah
sekelompok hutan cendana wariskan simbol tropis
sekelompok penulis sedih lihat ritual balik nama
setumpuk pundi-pundi tangisi kepergian rohnya
seorang perawan ratapi seribu keelokan berlalu
sekelompok cendawan asap hiasi dusun membara
sepasang insan belia harus pilih merdeka atau mati
seorang tabib menyatakan sembuh tanpa diagnosis
segala hal di atas terjadi karena salah prosedur.
Pugeran Timur-Yogyakarta, 16 Agustus 2004
No comments:
Post a Comment