Karya: Yohanes Manhitu
Untuk dia yang telah berjanji
Tak pernah kusangka bahwa kaulupa,
Lupa memelihara janji di setiap waktu.
Alangkah mudahnya mengucap janji
Ketika hasrat memenuhi jiwa-ragamu.
Kata-katamu lincah di mulut berbusa
Walau maknanya setipis serat buram.
Biarpun di prasasti, kata-kata kauukir,
Hujan kelupaan akan menghapusnya.
Apakah kaumasih jua pandai berdalih
Bahwa beban dunia terlampau berat
Sehingga kau tak sempat merekam
Dan meresapi makna kata-katamu?
Aku sama sekali tak akan keberatan
Mendengar kaupatri surga dan bumi
Asalkan kautiru cara bicara malaikat
Dan tak undang nestapa ke wajahku.
Yogyakarta, 3 April 2008
Untuk dia yang telah berjanji
Tak pernah kusangka bahwa kaulupa,
Lupa memelihara janji di setiap waktu.
Alangkah mudahnya mengucap janji
Ketika hasrat memenuhi jiwa-ragamu.
Kata-katamu lincah di mulut berbusa
Walau maknanya setipis serat buram.
Biarpun di prasasti, kata-kata kauukir,
Hujan kelupaan akan menghapusnya.
Apakah kaumasih jua pandai berdalih
Bahwa beban dunia terlampau berat
Sehingga kau tak sempat merekam
Dan meresapi makna kata-katamu?
Aku sama sekali tak akan keberatan
Mendengar kaupatri surga dan bumi
Asalkan kautiru cara bicara malaikat
Dan tak undang nestapa ke wajahku.
Yogyakarta, 3 April 2008
.
Pos Kupang Minggu, 11 Mei 2008, halaman 6
No comments:
Post a Comment