Saturday, September 6, 2025

Cappuccino di Hutan Karet

Foto: Yohanes Manhitu (2 Sept. 2025)

Karya: Yohanes Manhitu

Deretan warung berdiri
di antara pepohonan
di pinggir jalan desa.
Senja hampir tiba.

Aku duduk di sini
di sebuah warung
ditemani Cappuccino.
Magrib kian mendekat.

Anganku kini terbang jauh
ke kota-kota yang memanas,
ke gedung-gedung jadi puing,
kepada yang korban hayatnya.

Ini Cappuccino rasa kopi pahit.
Bukan karena bahan dasarnya,
melainkan karena suasana hati.
Untung, ini bukan hasil korupsi.

Janji boleh semanis Cappuccino,
tetapi faktanya kopi superpahit.
Itulah yang menumpuk kecewa
dan menggerakkan aksi insani.

Di perkebunan karet sore ini,
kuteringat pada si Multatuli
dan pada gila masa kolonial.
Semoga itu tidak terulang.

Cappuccino ini sudah habis,
tetapi anganku tetap awas.
Baiklah kulewati jalan desa
untuk pulang ke kota sana.

Dsn. Mendiro, 2 Sept. 2025