Puisi Dwibahasa: Tetun Resmi-Indonesia*
![]() |
Foto: https://www.istockphoto.com |
IHA KRÚS LETEN
Autór: Yohanes Manhitu
Iha krús leten ne’ebá,
ita-nia Na’i tabelen
entre lalehan no rai
hanesan sala-na’in boot.
Iha krús leten ne’ebá,
ita-nia Na’i hakruuk
no hateke tun ba rai
be sofre manas globál.
Iha krús leten ne’ebá,
ita-nia Na’i hanorin
atu ita bele tahan terus
to’o dalan nia rohan.
Iha krús leten ne’ebá,
ita-nia Na’i hatudu
katak ksolok ne’e ita-nian
se ita la ta’uk dalan susar.
Kefa, Timór, Janeiru 2010
----------------------------
DI ATAS SALIB
Oleh: Yohanes Manhitu
Di atas salib itu,
Tuhan kita bergantung
di antara langit dan bumi
laksana perdosa besar.
Di atas salib itu,
Tuhan kita merunduk
dan menatap ke bumi
yang dilanda panas global.
Di atas salib itu,
Tuhan kita mengajari
agar kita tahan derita
sampai ke ujung jalan.
Di atas salib itu,
Tuhan kita menunjukkan
bahwa kebahagiaan itu milik kita
bila kita tak gentar akan jalan derita
Kefa, Timor, Januari 2010
---------------------------
*) Puisi dwibahasa ini terbit dalam buku LIRIK SANTALUM: Kumpulan Puisi Dawan dan Tetun dengan Terjemahan Indonesia (Yogyakarta: Penerbit Diandra Kreatif, Mei 2019; hlm. 222-223), yang ditulis dan diterjemahkan sendiri oleh Yohanes Manhitu. Selamat Memperingati Jumat Agung! (Ungaran, 18 April 2025)
No comments:
Post a Comment