Tabik! Puisi bisa ditulis di mana saja dan kapan pun (termasuk di dalam pesawat yang sedang terbang) bila inspirasi lahir dan terus mendesak. Berikut adalah sebuah puisi Tetun Nasional yang sempat saya tulis di pesawat Lion dalam penerbangan Kupang-Surabaya pada tanggal 16 Maret 2010. Terpaksa saya tulis pada kantong kebersihan karena kehabisan stok kertas. Selamat membaca dan salam sastra!
---------------------------------------KALOHAN HAMALUK HA’U
Autór: Yohanes Manhitu
Tuur iha aviaun laran,
dook hosi rain nia oin.
Iha kalohan nia klaran,
ha'u temi Na’i nia naran.
Tilun rona aviaun nia lian,
matan la hetan loromatan.
Maibé liuhosi janela oan,
ha'u haree ninia roman.
Lakleur aviaun sei tau ain
neineik iha nia to’o-fatin.
Ksolok mosu iha laran
tan Nia haraik bensaun.
Lion Air, Marsu 2010
-----------------------
AWAN MENEMANIKU*
Penulis: Yohanes Manhitu
Duduk di dalam pesawat,
jauh dari permukaan bumi.
Di tengah-tengah awan,
kusebut nama Tuhan.
Telinga mendengar suara pesawat,
mata tak menemukan matahari.
Tetapi lewat jendela kecil,
kulihat cahayanya.
Sebentar lagi pesawat mendarat
perlahan di tempat tujuannya.
Timbul kegembiraan di hati
karena Ia curahkan berkat.
--------------------------
*) Terjemahan Indonesia dibuat kemudian.
Foto: Dokumen pribadi oleh penulis
No comments:
Post a Comment