Wednesday, February 19, 2020

Puisi "SOUVENONS NOUS" dikutip dalam novel "Les germes étouffés" karya Esso-Wêdéo Agba

Foto: http://www.spla.pro

INFO SASTRA: Puisi asli saya dalam bahasa Prancis, berjudul SOUVENONS NOUS (Yogyakarta, 17 Agustus 2004), tentang perjuangan dan jasa para pahlawan Indonesia, telah dikutip (dari http://francais.agonia.net) ke dalam novel berbahasa Prancis, yang berjudul Les germes étouffés (Abidjan: Editions Eburnie; Lomé: Editions Graines de Pensées, 2005; ISBN 2847701001, 9782847701005). Novel yang terbit di ibu kota Pantai Gading (Côte d'Ivoire), Afrika, ini adalah karya Esso-Wêdéo Agba, seorang novelis yang berasal dari Togo (République togolaise), sebuah negara di Afrika.

Puisi yang dikutipnya tersebut telah terbit di buku kumpulan puisi asli Inggris an Prancis saya yang berjudul A WALK AT NIGHT--Une promenade de nuit (Antwerpen, Belgia: Eldonejo Libera, 12 Desember 2017). 

Berikut adalah puisi Prancis yang dikutip tersebut.

SOUVENONS NOUS

Par: Yohanes Manhitu

Aux semeurs de germe de liberté


Que la route soit plus courte
et qu’on ait une longue vie
pour avoir une nouvelle terre
et pour voir un nouveau ciel.

Le vent souffle encore du ciel
et amène à la fête les drapeaux
ornant le jour et la nuit de joie.
L’océan de la vie est plus clair.

Les pierres tombales des héros
restent fidèles à sa patrie aimée.
Là-bas, sont étendus sur ses lits
les semeurs de germe de liberté.

Aujourd’hui, souvenons nous
les mérites des âmes eternelles
et les os si blancs dans les murs
qui aiment leur terre et leur ciel.

Yogyakarta, le 17 août 2004

Thursday, February 13, 2020

Tatiana Terebinova, penyair kondang dari Rusia


Tak dapat dipungkiri bahwa puisi berkekuatan dahsyat untuk menghubungkan orang tanpa melihat asal-usulnya. Lewat puisi pula, kini saya mengenal Tatiana Terebinova, seorang penyair hebat dari Rusia yang tinggal di Moskow. Ia lulusan Academy of Culture and Arts Moskow dan pemenang Moscow International Festival (1996). Ini profil singkatnya dalam bahasa Inggris:

Tatiana Terebinova is a poet, lives in the city of Otradny, Samara Region and in Moscow. Works in the technique of syllabic-tonic verse, visual verse, free-play, hockey, tank. In 1989 she graduated from the Academy of Culture and Arts in Moscow. Poet Laureate of the Moscow International Festival (1996). Published in the Anthology of Russian vers libre (Moscow, PROMETHEUS, 1991), in the Almanac ARION (Moscow), in the journal "ZHUR-NAL STO-LITSA" (Moscow, 2018-2019), in the magazine Poetry (Moscow, 2018-2019) and others. Her name is mentioned in the Samara Historical and Cultural Encyclopedia (1995).

Buku "Multlingva Frazlibro" di "Germana Esperanto-Biblioteko" (di Aalen, Jerman)

Foto: https://eo.wikipedia.org

INFO LITERASI. Ternyata, buku Multlingva Frazlibro (Rotterdam, Belanda: Universala Esperanto-Asocio [UEA], 2009; sebuah buku percakapan dalam bahasa Esperanto [sebagai bahasa pengantar], Indonesia, Dawan, Tetun Resmi, Melayu Kupang, Inggris, Prancis, Spanyol, dan Portugis) karya saya telah dikoleksi oleh Germana Esperanto-Biblioteko (Perpustakaan Institut Esperanto Jerman; http://geb-aa.square7.ch/aus-gmx/kat/neu_2010.htm) yang berpusat di Aalen, Jerman. Buku percakapan sembilan bahasa ini, yang kini terdapat di beberapa perpustakaan Esperanto, tidak dicetak ulang oleh UEA. Semoga bisa diterbitkan ulang di Eropa oleh penerbit lain. Salam mesra,

Semboyan Latin "Sapientia et Veritas" di Indonesia (Unimor) dan Timor-Leste (UNTL)


Setelah saya telusuri, ternyata ada ± 12 perguruan tinggi di Indonesia yang menggunakan moto dalam bahasa Latin. Di antaranya adalah Universitas Timor (Unimor) di Kefamenanu, NTT, yang motonya berbunyi Sapientia et Veritas (Kebijaksanaan dan Kebenaran). Ini menunjukkan bahwa bahasa Latin (bahasa iptek Eropa pada abad-abad silam dan bahasa resmi Gereja Katolik Roma hingga kini) masih menjadi pilihan bagi moto atau semboyan lembaga akademik. Ternyata, Universidade Nacional Timor Lorosa'e (UNTL) di Dili, Timor-Leste, pun menggunakan Sapientia et Veritas sebagai moto. Jadi, kini dua universitas di Pulau Timor mempunyai moto yang sama. Jejak sejarah menunjukkan bahwa Universitas Timor Timur (UNTIM) yang pernah ada di Dili (pada masa Provinsi Timor Timur) juga memakai moto Latin tersebut. ✍️

Saturday, February 1, 2020

Rabindranath Tagore's "Gitanjali" (1913) is now available in the Dawan language (2019)


Gitanjali (Sítnatas) (Yogyakarta: Diandra Kreatif, May 2019) is the very first translation of a Nobel Prize-winning work ever made into Dawan (Uab Meto), the most widely spoken native language of Timor (based on the number of native speakers). The translation project was planned and undertaken single-handedly by Yohanes Manhitu, a Dawan native speaker, writer and translator, from January 2006 to May 2016, and was finally published in May 2019. In the book, you will find the Dawan translations (103 poems) on the left side and those of Rabindranath Tagore himself (103 poems translated in 1912 from Bengali originals and published for the first time in the same year) on the right side, making it easy to compare. The Dawan translation was made from the edition published by The Macmillan Company (New York, 1913). Should you intend to know more about the translation, please let me know by Facebook inbox or email (ymanhitu@gmail.com). Information in the Indonesian language is available on my multilingual blog.

Note: Rabindranath Tagore (1861-1941) became the first non-European (from Calcutta, India) to win the Nobel Prize in Literature (in 1913).

Image: Diandra Kreatif (Yogyakarta, May 2019)