![]()  | 
| Foto: Herminio M. Lelan | 
Sekadar kisah. Saya tak pernah menyangka bahwa hingga hari ini, saya 
tetap akrab dan berurusan aktif dengan bahasa Tetun (dasar bahasa Tetun 
Resmi), yang pertama kali saya kenal semasa bocah SD di pedalaman 
Enklave Oekusi-Ambeno (di Timor-Leste) puluhan tahun silam. Inilah 
bahasa Timor yang saya gunakan secara aktif di samping bahasa Dawan 
walaupun tinggal di Jawa. Di tempat nostalgis itu, untuk pertama kalinya
 saya mengenal bahasa Portugis, terutama lewat buku-buku Portugis tebal
 yang bergambar indah, milik orang tua teman yang sering dibawa ke 
sekolah, dan juga obrolan kaum terdidik di daerah itu. Terasa asyik dan 
menyenangkan menyimak omongan mereka walau saya tak mengerti bahasanya. 
Di kampung itu juga, saya menjadi bocah yang akrab dengan bunyi-bunyi 
bahasa Dawan, Tetun, Indonesia, dan Portugis; itu jauh sebelum 
bersentuhan dengan bahasa Inggris. Kata-kata Latin (seperti Gloria in 
excelsis Deo dll.) hanya terdengar ketika menghadiri misa besar. Salam,

No comments:
Post a Comment