Foto: http://image16.webshots.com |
Karya: Octavio Paz*
Untuk jejaki diriku, Puisi,
dalam dirimu kuselidik:
bintang laut terkuak,
terkenang dalam hayatku.
Untuk mencarimu, Puisi,
dalam diriku kutenggelam.
Lalu seorang diri kucari engkau
dengan menghindari sosokku:
rimbunnya bayang-bayang,
tempat diriku tersesat!
Tapi kemudian berulang-kali
kukembali menatap diriku:
di wajah tetapku yang terkenang
dalam kehampaan yang sama;
lautan bening tak beda rupa
yang tak boleh kuteguk;
dan di tepian kaca itu,
korban dahaga yang sama.
Diterjemahkan oleh Yohanes Manhitu
Yogyakarta, 26 Desember 2004
--------------------------
El Sediento
Por: Octavio Paz
Por buscarme, Poesía,
en ti me busqué:
deshecha estrella de agua,
se anegó en mi ser.
Por buscarte, Poesía,
en mí naufragué.
Después sólo te buscaba
por huir de mí:
¡espesura de reflejos
en que me perdí!
Mas luego de tanta vuelta
otra vez me vi:
el mismo rostro anegado
en la misma desnudez;
las mismas aguas de espejo
en las que no he de beber;
y en el borde del espejo,
el mismo muerto de sed.
--------------------------------
*) Lahir di Mexico City, 1914, belajar di Universidad Nacional de Méjico. Pada tahun 1990, ia menjadi orang Meksiko pertama yang memenangi hadiah Nobel Sastra. Sebelumnya ia menjadi duta besar Meksiko di beberapa belahan dunia, yaitu di Prancis, Swiss, Jepang, dan
No comments:
Post a Comment