Bidadari atau katai bermain musik?…
Menyerempet dalam pepohonan pinus
bayangan dan angin sepoi-sepoi halus
yang ber-irama musik.
Mengalun bagai di tikungan
jalan-jalan yang kutak tahu di mana
atau laksana seseorang di antara pepohonan
bisa saja menampakkan diri atau bersembunyi.
Ia sosok di kejauhan dan samar
yang belum pernah kukenal…
begitu kudengar dan nyaris menangis.
Untuk apa menangis kutak tahu.
Melodi yang begitu redup
yang begitu kutahu kalau ia ada
atau kalau itu hanyalah senjakala,
pepohonan pinus dan aku sedih.
Tapi berhenti ia, bagai angin sepoi-sepoi
ia lupa akan bentuk keluh-kesahnya;
dan saat ini tak ada lagi musik
kecuali irama pepohonan pinus.
Diterjemahkan oleh Yohanes Manhitu,
Yogyakarta, 12 Januari 2004
Canção
Por: Fernando Pessoa
Silfos ou gnomos tocam?...
Roçam nos pinheirais
Sombras e bafos leves
De ritmos musicais.
Ondulam como em voltas
De estradas não sei onde
Ou como alguém que entre árvores
Ora se mostra ou esconde.
Forma longínqua e incerta
Do que eu nunca terei...
Mal oiço e quase choro.
Por que choro não sei.
Tão tênue melodia
Que mal sei se ela existe
Ou se é só o crepúsculo,
Os pinhais e eu estar triste.
Mas cessa, como uma brisa
Esquece a forma aos seus ais;
E agora não há mais música
Do que a dos pinheirais.
*) Lahir di Lisabon, Portugal, 1888, dengan nama Fernando Antonio Nogueira Pessoa.
Selain sebagai penyair, ia juga penerjemah dan tokoh Modernisme Portugis.
Sebagian besar puisi di masa awal kepenyairannya ditulis dalam bahasa
Inggris, bahasa yang lebih dari sekadar bahasa keduanya.
Ia meninggal dunia di Lisabon pada tahun 1935.
Selain sebagai penyair, ia juga penerjemah dan tokoh Modernisme Portugis.
Sebagian besar puisi di masa awal kepenyairannya ditulis dalam bahasa
Inggris, bahasa yang lebih dari sekadar bahasa keduanya.
Ia meninggal dunia di Lisabon pada tahun 1935.
No comments:
Post a Comment