Foto: tallengestore.com |
Siang-siang, mandi di kali.
Bilang nanti setan baganggu.
Tiap menit katóng son hargai,
Waktu lewat sonde batunggu.
Panulis: Yohanes Manhitu
Yogyakarta, 2006‒2011
Nació la palabra en la sangre, creció en el cuerpo oscuro, palpitando, y voló con los labios y la boca. (The word was born in the blood, grew in the dark body, beating, and flew through the lips and the mouth.) Pablo Neruda, La palabra
Foto: tallengestore.com |
Setelah menerjemahkan puisi "A Cabeleira (Fragmentos)" karya Claudio Rodríguez Fer (sastrawan dan profesor dari wilayah Galisia; https://en.wikipedia.org/wiki/Claudio_Rodriguez_Fer) dan terbit (2016), tampaknya saya pun terdaftar sebagai anggota milis (mailing list) dan sering mendapat kiriman "newsletter" puisi dalam bahasa Galisia, sebuah bahasa turunan Latin yang boleh dikatakan berada di antara bahasa Spanyol dan Portugis, tetapi lebih mirip dengan bahasa Portugis. Terjemahan Indonesia saya, "Rambut (Fragmen-Fragmen)", tercakup dalam sebuah antologi 60 bahasa yang terbit di Galisia, Spanyol (Juli 2016). Semoga lebih banyak puisinya bisa diterjemahkan atas kerja sama sastrawi antarbangsa yang berguna. Salam sastra,