Oleh: Yohanes Manhitu
beberapa malam ini ada
bulan
yang lembut bersinar di
atas sana
walau dari siang hingga
tiba petang,
titik-titik hujan sebesar biji sorgum,
dan sekerdil jewawut yang mandul
sibuk membasuh wajah kota kami
sinar bulan begitu cerah, indah
lembar-lembar daun melati putih
dan pucuk-pucuk pohon rambutan,
tak ketinggalan kaca-kaca Kijang,
tampak bangga
memancarkannya
kota kami telah lama dibuai
mimpi
yang diantar dengan alunan musik
gubahan kelompok tikus remaja kota
dan konser sepasukan jangkrik musisi
yang telah lama impikan alam basah
bumi kami telah lama rindukan bulan
yang kuasa korbankan sinar kepolosan,
yang resapkan percikan cahaya takzim,
yang dinginkan api di rongga dada kami,
yang terangi labirin gelap di kepala kami.
wahai bulan, ingin kami berteriak lantang
dari balkon-balkon hati yang tak beratap
lihatlah wahai dunia, habemus lunam!
Pugeran Timur-Yogyakarta
28 November 2004