Sunday, August 28, 2022

"Di Pelosok-Pelosok Balkan", Bacaan di Bangku SD


Buku ini (
Di Pelosok-Pelosok Balkan 1 dan seri-seri yang lain oleh Karl May) saya baca dengan penuh semangat ketika masih duduk di kelas 2-3 SD di pedalaman Timor, tempat bapak saya bekerja sebagai guru SD. Saya bersyukur bahwa kebiasaan membaca buku dimulai lebih dini dan bertahan hingga kini. Kebiasaan ini sungguh bagus dan berguna. Salam literasi,
 
PERINCIAN PRODUK

Judul: Di Pelosok-Pelosok Balkan 1
Pengarang: Karl May (dari Jerman)
Edisi: Ke-4 (Sebuah terjemahan)
Penerbit: Pradnyaparamita
Kota: Jakarta, tahun 1980
Deskripsi fisik: 106 hlm.

Thursday, August 18, 2022

Hari ini, 77 tahun silam




Tabik! Hari ini, 77 tahun silam (18 Agustus 1945), bahasa Indonesia secara resmi ditetapkan sebagai bahasa negara. Pada Bab XV Pasal 36 Undang-Undang Dasar 1945, disebutkan bahwa bahasa negara ialah bahasa Indonesia. Hal itu terjadi setelah bahasa Indonesia---yang sebelumnya bernama bahasa Melayu---dinyatakan secara bersama sebagai bahasa persatuan, bahasa nasional, pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Sebagai warga Indonesia dan pengguna serta pencinta bahasa yang amat mengagumkan ini, mari kita melakukan apa yang kita bisa untuk terus memantapkan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara di tengah dunia ini seraya turut mengambil bagian aktif dalam upaya memelihara bahasa-bahasa daerah/Nusantara kita sebagai pembentuk mosaik kebudayaan Indonesia, dan tak lupa menjalin persahabatan antarbangsa melalui berbagai bahasa insani. Dirgahayu bahasa Indonesia! Dirgahayu bahasa negara RI! Semoga berjaya! Salam bahasa dan budaya!

Foto-foto: Dokumentasi pribadi penulis

Wednesday, August 17, 2022

SELAMAT JALAN, TUA AMU NO TONI DA COSTA (1929-2022)! BERISTIRAHATLAH DALAM DAMAI


ORANG TUA yang ramah dan kaya akan pengalaman hidup serta kisah sejarah tiga zaman (Belanda, Jepang, dan Indonesia Merdeka) itu kini telah pergi menghadap Sang Khalik. Selamat jalan, Tua Amu! Sungguh, masih terkenang beberapa obrolan menarik dan bernas kami di Kote, Noemuti, baik di gereja maupun di kediaman beliau. Saya yang masih "hijau" dan perlu lebih banyak menyimak serta membaca (sejarah) ini merasa bersyukur atas kesempatan bagus yang diberikan kepada saya untuk menyimak dan bertanya, dan nantinya membaca-baca lagi.
Terima kasih banyak atas kisah-kisah penting dan menarik yang pernah Tua Amu bagikan. Dari jauh, saya berdoa dengan penuh iman agar Tua Amu memperoleh istirahat dan damai surgawi dan nantinya mendoakan kami, terutama orang-orang "Kaesmetan", yang masih mengembara di muka bumi ini. Semoga segenap keluarga Da Costa di Noemuti dan tempat lain diberi keteguhan iman dan penghiburan.
Berikut ini adalah catatan singkat/entri saya tentang beliau, sebelum wafatnya (catatan singkat ini adalah bagian sebuah naskah dalam proses "penelusuran"; karena ini entri, fam diletakkan di depan):
------------------------------------------------------------------
DA COSTA, DON ANTONIUS WILLIBRODUS raja (usif) kelima, penerus Dinasti da Costa di Noemuti (tepatnya di Kote), Kab. TTU, NTT. Ia lahir di Kote, Noemuti, 8 Oktober 1929, dan merupakan generasi ke-18 keluarga da Costa di Pulau Timor. Ia adalah pewaris tongkat kerajaan yg dahulu diterima dari Dona Maria II, ratu Portugal.
------------------------------------------------------------------
Foto Don Antonius W. da Costa (dengan tongkat kerajaan di tangan):
Yohanes Manhitu, Kote, Noemuti, TTU, NTT, 3 Desember 2017

Tuesday, August 16, 2022

BUKU-BUKU SAYA DALAM KATALOG PERPUSTAKAAN NASIONAL AUSTRIA YANG BERPUSAT DI WINA



Tabik! Kini dua buku saya (dengan Esperanto sebagai bahasa utama) terdapat dalam katalog/koleksi Österreichischen Nationalbibliothek (Perpustakaan Nasional Austria, yang berpusat di Kota Wina). Buku-buku tersebut adalah
  1. Feotnai Mapules—Princino Laŭdata (Kumpulan puisi Dawan-Esperanto; Antwerpen: Eldonejo Libera, Desember 2016) dan
  2. Multlingva Frazlibro (Buku percakapan 9 bahasa; Rotterdam: Universala Esperanto-Asocio [UEA], 2008).

Monday, August 15, 2022

SAINT MARTIN NAN INDAH

Foto: http://www.aonetourism.com

Oleh: S.M. Shahnoor*

Di muara Sungai Naf di bagian paling selatan Bangladesh,
Serombongan peniaga Arab menemukan sebidang tanah.
Dinamakannya Jinjira lantaran kelapanya nan melimpah.
Di sisi selatannya, terletak pulau yang bernama Chhera.
Tim survei tanah Inggris datang ke sini pada 1900 Masehi.
Survei itu dilakukan sebagai bagian dari India Britania.
Alamnya sangat permai, air lautnya kekal abadi.
Karena itu, disebut St. Martin, nama seorang suci Kristen.
Tiga keluarga dari Arakan adalah sepuluh pemukim perdana di Benggala.
Selain menangkap ikan untuk pencarian, mereka sedikit bertani.
Satu atau dua hari lagi, pulau ini berusia dua ratus tahun.
Martabatnya telah meningkat berkat sifat-sifat baiknya.
Luas wilayah 8 kilometer persegi dihuni 8 ribu orang,
Pekerjaan mayoritasnya adalah menangkap ikan dan bertanam padi.
Alangkah banyak burung yang bersahut-sahutan di atas pohon nyiur,
Bulan tersenyum pada malam hari di tengah dedaunan pandan laut.
Di pantai, ‘kan kausaksikan ribuan anak penyu dan ganggang hijau.
Akan kaulihat segala jenis karang dengan sepasang matamu.
Di sini, pikiran manusia selembut ikan laut.
Kelapa bakal setengah terendam di air laut.
Akan kaulihat dinding karang, langit biru, dan ombak laut biru.
Tak seorang pun bakal melupakan St. Martin nan berpasir.
Pulau indah St. Martin amat elok dipandang.
Keindahannya tiada berkesudahan.
Ini ibarat Tilottama Bangladesh yang lain.

Diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh Yohanes Manhitu (dari 
versi Inggris puisi ini, berjudul "BEAUTIFUL SAINT MARTIN"); 
Ungaran, Jawa Tengah, Indonesia, 7 Agustus 2022
----------------------------------------------

Versi asli puisi ini (dalam bahasa Bengali/Bangla):


তিলোত্তমা সেন্টমার্টিন🖊️ এস এম শাহনূর

বাংলাদেশের সর্ব দক্ষিণে নাফ নদীর মোহনায়
একদল আরব্য বণিক একচিলতে ভূমি খুঁজে পায়।
নারিকেলের আধিক্যে তার নাম দিলো জিঞ্জিরা
তার দক্ষিণে আছে দ্বীপ নাম হলো তার ছেঁড়া।
১৯০০ খ্রিষ্টাব্দে হেথায় আসলো ব্রিটিশ ভূ জরিপ দল
ব্রিটিশ ভারতের অংশ হিসেবে করলো জরিপ সাগর-সমতল।
প্রকৃতি অতি সুন্দর,দেখলো সাগরের পানি অমলিন
তাই খ্রিষ্টান সাধুর নামানুসারে নাম দিলো সেন্টমার্টিন।
আরাকানের তিন পরিবার বঙ্গ দেশের দশ প্রথম বসতি
জীবিকার তরে মাছ শিকার ভিন্ন ছিলো সামান্য রায়তি।
এক দিন দুূদিন করে আজ বয়স হলো দুশো বছর
নিজের গুণে লোকের কাছে বেড়েছে তার কদর।
৮বর্গ কিঃমিঃ আয়তনে ৮হাজার লোকের বসবাস
সংখ্যাধিক্যের পেশা মৎস্য শিকার আর ধান চাষ।
ঝাউ বন নারিকেল পাম গাছে কত পাখি ডাকে,
জোছনা রাতে চাঁদ হাসে কেয়া পাতার ফাঁকে।
সৈকতে অযুত নিযুত কাছিম ছানা,সবুজ শৈবাল
দেখবে তুমি দুচোখ ভরে হরেক রকম প্রবাল।
মানুষের মন মাছের মত,আপ্যায়নের নেইকো অভাব;
পরম সোহাগে নিজ হাতে পেড়ে দেবে গাছের কচি ডাব।
প্রবাল প্রাচীর,নীলাকাশ, নীল সাগরের ঢেউ
বালিয়াড়ির সেন্টমার্টিন ভুলিবেনা কেউ।
সৌন্দর্য দ্বীপ সেন্টমার্টিন দেখা হলো বেশ,
রূপের যে তার নেইকো শেষ
এ যেন আরেক তিলোত্তমা বাংলাদেশ।
--------------------------------------
*) S.M. Shahnoor adalah penyair dan peneliti Bangladesh.