Wednesday, May 30, 2018

SEKILAS SAJA TENTANG ARTI "TAIM HINE": NAMA SEBUAH YAYASAN DI TIMOR BARAT, INDONESIA


"Istilah Taim Hine, dijelaskan lebih lanjut, diadopsi dari perbendaharaan bahasa timor yang artinya rumah belajar." (Kutipan dari kupang.tribunnews.com)

SECARA pribadi, saya sambut baik kehadiran Yayasan Taim Hine Aleta Baun dengan "visi alam NTT yang hijau, lestari dan masyarakat yang berdaulat dari sisi lingkungan adat dan budaya". Ini patut diapresiasi dan didukung. Yang menggangu bagi say---sebagai penutur bahasa Dawan---adalah arti nama "Taim Hine" yang tercantum di kupang.tribunnews(.)com

Penutur bahasa Dawan mana pun---tidak harus saya---akan terganggu dengan "rumah belajar" sebagai terjemahan Indonesia untuk nama Dawan "taim hine", yang sesungguhnya berarti "mencari ilmu/pengetahuan" (bandingkan dengan "buka matenek" dalam bahasa Tetun). Cobalah menggali lebih dalam tentang arti sebuah nama, apalagi dalam bahasa daerah, jika hendak menjelaskannya, terutama kepada masyarakat di kampung halaman bahasa tersebut. Jika kita menghargai bahasa daerah sebagai kekayaan budaya bangsa, marilah kita tunjukkan itu secara nyata, termasuk melalui informasi di media massa.

Semoga bahasa-bahasa kita lestari. Salam mesra budaya! 🙏

Catatan: Tulisan singkat ini saya tulis di dinding Facebook saya pada tanggal 22 Mei 2018 dan telah ditanggapi Ibu Aleta Baun, ketua yayasan tersebut.

Foto: Yohanes Manhitu (Kapan, 18 Januari 2018)

Iman Tak Akan Hangus

Foto: www.google.com

Pergi ke kota ditemani si om,
akhirnya dapat sepatu bagus.
Rumah ibadat dihantam bom,
tetapi iman tak akan hangus.
 

Penulis: Yohanes Manhitu
Yogyakarta, 13 Mei 2018

Nama Saya Disebut di Situs Multibahasa untuk "A Cabeleira", Karya Claudio Rodríguez Fer

Foto sampul: www.google.com

Hmmm... Ternyata nama saya tercatat bersama-sama dengan nama berbagai penerjemah antarbangsa dari berbagai bahasa (60 bahasa) di situs acabeleira sebagai penerjemah "A Cabeleira", karya Claudio Rodríguez Fer, seorang penyair tersohor dari Galisia, Spanyol. Silakan baca terjemahan saya sendiri di acabeleira-indonesio. Puisi terjemahan Indonesia itu tersedia juga di buku dengan judul yang sama, "A Cabeleira", yang terbit di Spanyol pada tahun 2016. (Jogja, 16-05-2018)

Catatan: Puisi asli "A Cabeleira" ditulis dalam bahasa Galisia.

Musikalisasi Puisi Tetun oleh Abe Barreto Soares, Penyair Timor-Leste


Musikalisasi puisi berbahasa Tetun oleh Abe Barreto Soares (bernama pena Jenuvem Eurito; sastrawan, musisi, dan penerjemah dari Timor-Leste) di sela-sela perbincangan tadi malam, yang bertopik "Perkembangan dan Wajah Sastra di Timor-Leste". Perbincangan menarik dan akrab tersebut diikuti sejumlah anggota Forum Batu Tulis Nusantara Yogyakarta.

Foto: Dokumen pribadi (RG COFFEE, Yogyakarta, 7 Mei 2018)

Kumpulan Cerpen "Eroi Loromatan" (karya Cancio Ximenes) Diterima di Yogyakarta


Senang menerima buku kumpulan cerpen "Eroi Loromatan" (2018) karya penulis Timor-Leste Cancio Ximenes sebagai oleh-oleh dari Timór Lorosa'e. Terima kasih banyak kepada Bung Cancio Ximenes (sang penulis) dan Bung Jenuvem Eurito (penulis dan musisi yang telah menyampaikannya setelah diskusi tadi malam (7 Mei 2018) di RG COFFEE, Mrican, Yogyakarta). Salam sastra! (Yogyakarta, 8 Mei 2018)

Catatan: Nama saya disebut pada hlm. iv buku tersebut. Obrigadu!

Tibanya Antologi Multibahasa "DACĂ" (karya Elena Liliana Popescu) dari Bukares, Rumania


Tabik! Sekadar informasi sastra mancanegara. Akhirnya sore ini, tiba juga di alamat saya di Yogyakarta, buku puisi multibahasa (80 bahasa, terjemahan dari puisi "DACĂ", karya penyair Rumania, Elena Liliana Popescu) yang diterbitkan oleh Pelerin di Bukares, Rumania, Oktober 2017. Dalam buku itu, terdapat 4 terjemahan saya ke bahasa Indonesia, Dawan, Tetun Resmi (Timor-Leste), dan Melayu Kupang. Terjemahan-terjemahan ini (masing-masing berjudul "ANDAI", "KALU", "SE", dan "KALO") telah dibuat berdasarkan versi Spanyol, Prancis, Portugis, Italia, dan Inggris. Maklum, kemampuan bahasa Rumania saya belum memadai untuk menerjemahkan langsung dari versi asli. Semoga ketika sudah cukup belajar, hal mengasyikkan itu bisa dilakukan. (Jogja, 4 Mei 2018)

Foto sampul buku puisi "DACĂ": Dokumen pribadi

Rampungnya Penerjemahan "Gitanjali" (karya Rabindranath Tagore) ke Bahasa Dawan


Tabik! Dua tahun lalu, saya sempat informasikan rampungnya penerjemahan "Gitanjali" ke bahasa Dawan---bahasa Timor yang terbesar. Tetapi maaf, berhubung kesibukan saya dengan beberapa urusan penulisan dan penerjemahan urgen, penerbitan buku puisi dwibahasa Dawan-Inggris tersebut belum bisa terwujud. Meskipun demikian, teman-teman yang berminat untuk membeli karya terjemahan langka ini dapat menyebutkan nama di kotak komentar dan akan saya catat dalam daftar. Begitu buku puisi ini terbit (dengan swadana), akan saya kabari. Semoga bisa terbit dalam tahun ini. OK? Terima kasih atas perhatian yang diberikan.

Catatan: Antologi "Gitanjali" yang terdiri atas 103 puisi adalah karya hebat Rabindranath Tagore---penyair besar dari India---yang diterjemahkannya sendiri dari bahasa Bengali (Bangla) ke bahasa Inggris (ragam "King James' Bible") pada tahun 1912 dan kemudian berhasil menjadikannya pemenang Nobel Sastra tahun 1913. Tagore adalah orang Asia pertama yang menerima hadiah prestisius tersebut. "Gitanjali" telah tersedia dalam berbagai bahasa. (Tegalyoso, Yogyakarta, 2 Mei 2018)

Foto: Tampilan sementara sampul depan (karya sendiri).