Tuesday, January 30, 2018

"Feotnai baiboki" yang tampak menawan


Senang melihat bunga anggrek liar yang telah "dijinakkan" ini berbunga dan tampak begitu indah, terutama di pagi hari. Kira-kira 10 tahun silam, anggrek ini saya sendiri pindahkan dari hutan di belakang rumah ke kebun di samping rumah kami di Noemuti, TTU. Pada masa silam, di Desa Sunu, Amanatun Selatan, pada generasi kakek saya, Simon Petrus Tunliu (dari garis ibu), bunga anggrek dijuluki "feotnai baiboki" (bahasa Dawan, putri yang berayun). Nama yang sangat indah. Masuk akal! Anggrek liar itu indah, namun tak terjangkau, karena bergelantung memesona di atas pohon. Foto anggrek jepretan saya sendiri telah menghiasi sampul antologi puisi Dawan-Esperanto saya Feotnai Mapules—Princino Laŭdata (Antwerpen, Belgia: Eldonejo Libera, 31 Desember 2016). Salam bunga anggrek dari Nusa Cendana!

Foto: © Yohanes Manhitu (Noemuti, 20 Januari 2018)

1 comment:

  1. Setiap kali mendengar kata "feotnai" rasanya ingin berkubang lagi di masa lalu, dengan dongeng-dongeng dari nenek sebelum tidur. Sailumat mesê 🙏🙏🙏

    ReplyDelete