Tuesday, July 31, 2018

Rona Múzika Kalan Nian



Hakerek-na'in: Yohanes Manhitu

Kleur ona ha’u gosta kalan be hamaluk ha’u
ho nonook naruk be halo ha’u hakmatek,
ho múzika kapás be haksolok tebes.
Karik ha’u fuan-monu ba rai-kalan.

Ema dehan katak rai-kalan besik ho nakukun
no buat oioin be dala ruma fó laran-taridu.
Maibé rai-kalan ne’e tempu furak ida
hodi hetan an iha fulan nia okos.

Durante rai-loro, susar hodi rona múzika furak
be mosu moos hosi raiklaran tarutu nian.
Se ó hakarak rona natureza nia lian,
hamaluk de’it fulan ho fitun-lubun.

Yogyakarta, fulan-Jullu 2007
------------------------------

Menyimak Musik Malam

Penulis-penerjemah: Yohanes Manhitu

Telah lama kusukai malam yang menemaniku
dengan keheningan panjang yang membuatku tenang,
dengan musik indah yang amat menyenangkan.
Barangkali kujatuh cinta pada malam hari.

Kata orang, malam itu akrab dengan kegelapan
dan berbagai hal yang terkadang merisaukan.
Tapi malam hari itu suatu saat yang indah
untuk temukan diri di bawah rembulan.

Selama siang, sulit ‘tuk menyimak musik indah
yang timbul dengan jelas dari dunia kebisingan.
Jika kauingin mendengarkan suara alam,
temani saja rembulan dan galaksi.

Yogyakarta, Juli 2007
--------------------------
*) Puisi Tetun ini terbit di "Jornál Semanál Matadalan", mingguan berbahasa Tetun di Dili, ibu kota Timor-Leste (Edisi 107, 09–15 September 2015).

No comments:

Post a Comment