![]() |
Foto: eturbonews.com |
Bilingual Poem: Indonesian-English
-----------------------------------
SAINT MARTIN NAN INDAH
Oleh: S.M. Shahnoor*
Di muara Sungai Naf di bagian paling selatan Bangladesh,
Serombongan peniaga Arab menemukan sebidang tanah.
Dinamakannya Jinjira lantaran kelapanya nan melimpah.
Di sisi selatannya, terletak pulau yang bernama Chhera.
Tim survei tanah Inggris datang ke sini pada 1900 Masehi.
Survei itu dilakukan sebagai bagian dari India Britania.
Alamnya sangat permai, air lautnya kekal abadi.
Karena itu, disebut St. Martin, nama seorang suci Kristen.
Tiga keluarga dari Arakan adalah sepuluh pemukim perdana di Benggala.
Selain menangkap ikan untuk pencarian, mereka sedikit bertani.
Satu atau dua hari lagi, pulau ini berusia dua ratus tahun.
Martabatnya telah meningkat berkat sifat-sifat baiknya.
Luas wilayah 8 kilometer persegi dihuni 8 ribu orang,
Pekerjaan mayoritasnya adalah menangkap ikan dan bertanam padi.
Alangkah banyak burung yang bersahut-sahutan di atas pohon nyiur,
Bulan tersenyum pada malam hari di tengah dedaunan pandan laut.
Di pantai, ‘kan kausaksikan ribuan anak penyu dan ganggang hijau.
Akan kaulihat segala jenis karang dengan sepasang matamu.
Di sini, pikiran manusia selembut ikan laut.
Kelapa bakal setengah terendam di air laut.
Akan kaulihat dinding karang, langit biru, dan ombak laut biru.
Tak seorang pun bakal melupakan St. Martin nan berpasir.
Pulau indah St. Martin amat elok dipandang.
Keindahannya tiada berkesudahan.
Ini ibarat Tilottama Bangladesh yang lain.
Diterjemahkan ke bahasa Indonesia dari versi Inggris (berjudul "BEAUTIFUL SAINT MARTIN") oleh Yohanes Manhitu; Ungaran, Jawa Tengah, Indonesia, 7 Agustus 2022
---------------------------------------
Versi sumber (the source poem):
BEAUTIFUL SAINT MARTIN
by S M Shahnoor
At the mouth of the Naf River in the far south of Bangladesh,
A group of Arab merchants found a piece of land.
Jinjira named it after the abundance of coconuts,
To the south of it, the island is named Chhera.
The British land survey team came here in 1900 AD.
The survey was conducted as part of British India.
The nature is very beautiful, the sea water is immortal.
That is why St. Martin was named after a Christian saint.
Three families of Arakan are the first ten settlements in Bengal.
Apart from fishing for subsistence, they did little farming.
One day or two, the age of the island is two hundred years.
His self-esteem has increased 8 sq km area inhabited by 8 thousand people,
The majority occupations are fishing and paddy farming.
How many birds call on the palm tree,
The moon smiles at night in the middle of the keya leaves.
On the beach you will see thousands of turtle cubs, green algae.
You will see all kinds of corals with two eyes.
Here the human mind is as soft as a fish.
Coconut will be soaked in water.
You will see the coral wall, the blue sky, the waves of the blue sea.
No one will forget the sandy St. Martin.
The beauty island St. Martin is very beautiful to look at.
There is no end to her beauty.
This is like another Tilottama Bangladesh.
------------------------------------------------
SAINT MARTIN NAN INDAH
Oleh: S.M. Shahnoor*
Di muara Sungai Naf di bagian paling selatan Bangladesh,
Serombongan peniaga Arab menemukan sebidang tanah.
Dinamakannya Jinjira lantaran kelapanya nan melimpah.
Di sisi selatannya, terletak pulau yang bernama Chhera.
Tim survei tanah Inggris datang ke sini pada 1900 Masehi.
Survei itu dilakukan sebagai bagian dari India Britania.
Alamnya sangat permai, air lautnya kekal abadi.
Karena itu, disebut St. Martin, nama seorang suci Kristen.
Tiga keluarga dari Arakan adalah sepuluh pemukim perdana di Benggala.
Selain menangkap ikan untuk pencarian, mereka sedikit bertani.
Satu atau dua hari lagi, pulau ini berusia dua ratus tahun.
Martabatnya telah meningkat berkat sifat-sifat baiknya.
Luas wilayah 8 kilometer persegi dihuni 8 ribu orang,
Pekerjaan mayoritasnya adalah menangkap ikan dan bertanam padi.
Alangkah banyak burung yang bersahut-sahutan di atas pohon nyiur,
Bulan tersenyum pada malam hari di tengah dedaunan pandan laut.
Di pantai, ‘kan kausaksikan ribuan anak penyu dan ganggang hijau.
Akan kaulihat segala jenis karang dengan sepasang matamu.
Di sini, pikiran manusia selembut ikan laut.
Kelapa bakal setengah terendam di air laut.
Akan kaulihat dinding karang, langit biru, dan ombak laut biru.
Tak seorang pun bakal melupakan St. Martin nan berpasir.
Pulau indah St. Martin amat elok dipandang.
Keindahannya tiada berkesudahan.
Ini ibarat Tilottama Bangladesh yang lain.
Diterjemahkan ke bahasa Indonesia dari versi Inggris (berjudul "BEAUTIFUL SAINT MARTIN") oleh Yohanes Manhitu; Ungaran, Jawa Tengah, Indonesia, 7 Agustus 2022
---------------------------------------
Versi sumber (the source poem):
BEAUTIFUL SAINT MARTIN
by S M Shahnoor
At the mouth of the Naf River in the far south of Bangladesh,
A group of Arab merchants found a piece of land.
Jinjira named it after the abundance of coconuts,
To the south of it, the island is named Chhera.
The British land survey team came here in 1900 AD.
The survey was conducted as part of British India.
The nature is very beautiful, the sea water is immortal.
That is why St. Martin was named after a Christian saint.
Three families of Arakan are the first ten settlements in Bengal.
Apart from fishing for subsistence, they did little farming.
One day or two, the age of the island is two hundred years.
His self-esteem has increased 8 sq km area inhabited by 8 thousand people,
The majority occupations are fishing and paddy farming.
How many birds call on the palm tree,
The moon smiles at night in the middle of the keya leaves.
On the beach you will see thousands of turtle cubs, green algae.
You will see all kinds of corals with two eyes.
Here the human mind is as soft as a fish.
Coconut will be soaked in water.
You will see the coral wall, the blue sky, the waves of the blue sea.
No one will forget the sandy St. Martin.
The beauty island St. Martin is very beautiful to look at.
There is no end to her beauty.
This is like another Tilottama Bangladesh.
------------------------------------------------
* S.M. Shahnoor (menurut EYD; ejaan asli: S M Shahnoor) lahir di Desa Ballvavpur pada tanggal 6 September 1969. Ia adalah seorang penyair dan peneliti sejarah kawasan yang terkenal di Bangladesh. Sejak kecil, ia telah menulis puisi dan cerita. Buku puisi perdananya, Smritir Michile, diterbitkan di Ekushey Book Fair pada tahun 2005. Hingga sekarang, ia telah menerbitkan 14 buku yang meliputi penelitian, perjalanan, biografi, sejarah-tradisi, dan puisi.