Wednesday, March 28, 2007

Some Poems of Rabindranath Tagore with Indonesian Translations by Yohanes Manhitu



Rabindranath Tagore lahir di Kalkuta, India, 1861, tokoh terpenting dalam sastra modern India. Dengan karya-karyanya, ia telah memberi pengaruh yang kuat kepada para pengarang India dari segenap bahasa, juga kepada pengarang-pengarang Barat. Pada tahun 1913, ia menjadi satu-satunya pengarang non-Eropa yang menerima hadiah Nobel untuk Sastra berkat terjemahan puisinya sendiri yang berjudul Gitanjali. Sebagian terbesar karyanya ditulis dalam bahasa Bengali dan kemudian diterjemahkan ke bahasa Inggris. Tampaknya bahasa terjemahannya semasa dengan yang digunakan dalam Alkitab King James Version. Sebagai pendidik, ia berhasil mendirikan sebuah universitas yang bernafaskan humanisme, Visva-Bharati, di Santiniketan, pada tahun 1918. Sang Gurudeva (guru yang terhormat) meninggal dunia pada bulan Agustus 1941.

==========

HANYA DIKAU

Bahwa dikau kudambahkan, hanya dikau…
biarkanlah hatiku mengalun selamanya.
Seluruh hasrat yang mengusikku, siang dan malam,
sesungguhnya palsu lagi hampa.

Walau bila malam selubungi doa akan cahaya dengan suramnya,
di relung-relung ketaksadaranku muncul pekikan:
"Kudambakan dikau, hanya dikau".

Meski ketika badai masih mencari tujuannya dalam damai
dan menerjang kedamaian dengan seluruh kuasanya,
dan durhakaku melanda cintamu,
pekikan itu masih tetap sama:
"Kudambakan dikau, hanya dikau".

Diterjemahkan di Jogja
24 Desember 2004


ONLY THEE

That I want thee, only thee---let my heart repeat without end.
All desires that distract me, day and night,
are false and empty to the core.

As the night keeps hidden in its gloom the petition for light,
even thus in the depth of my unconsciousness rings the cry
---`I want thee, only thee'.

As the storm still seeks its end in peace
when it strikes against peace with all its might,
even thus my rebellion strikes against thy love
and still its cry is
---`I want thee, only thee'.


==========

KESABARAN

Bila dikau tak bersabda, ‘kan kuisi hatiku dengan sunyimu dan kutanggung. Aku ‘kan tetap diam dan menanti bagai malam bersiagakan bintang-bintang dan kepalanya yang merunduk rendah penuh kesabaran.

Pagi niscaya ‘kan tiba, kegelapan ‘kan berlalu, dan suaramu ‘kan tercurah dalam berkas keemasan yang menembus cakrawala.

Dan sabdamu bersayapkan kidung-kidung dari tiap sarang burung-burungku, dan gitamu ‘kan bersorak dengan tiba-tiba dalam bunga-bunga di belukar hutanku.

Diterjemahkan di Jogja
24 Desember 2004


PATIENCE

If thou speakest not I will fill my heart with thy silence and endure it. I will keep still and wait like the night with starry vigil and its head bent low with patience.

The morning will surely come, the darkness will vanish, and thy voice pour down in golden streams breaking through the sky.

Then thy words will take wing in songs from every one of my birds' nests, and thy melodies will break forth in flowers in all my forest groves.
 

==========

BUNGA

Petiklah bunga kecil ini dan ambillah, jangan kautunda! Kutakut jangan-jangan ia ‘kan layu dan jatuh ke dalam debu.

Mungkin tiada ruang bagiku di karang bungamu, tapi hormatilah dia dengan satu sentuhan perih di tanganmu dan petiklah. Kutakut kalau-kalau kiamat tiba sebelum kusadari, dan saat untuk persembahan berlalu begitu saja.

Walau mungkin pudar warnanya dan tak sedap aromanya, pakailah bunga ini dalam penyelenggaraanmu dan petiklah selagi ada masa.

Diterjemahkan di Jogja
24 Desember 2004


FLOWER


Pluck this little flower and take it, delay not! I fear lest it droop and drop into the dust.

I may not find a place in thy garland, but honour it with a touch of pain from thy hand and pluck it. I fear lest the day end before I am aware, and the time of offering go by.


Though its colour be not deep and its smell be faint, use this flower in thy service and pluck it while there is time.

==========

SAHABAT

Akankah dikau bertolak di malam berbadai ini dalam penjelajahan cintamu, sahabatku? Langit berkeluh bagai insan patah hati.

Tiada bisa kuletakkan kepalaku malam ini. Berkali-kali kubuka pintu dan tengok ke arah gelapnya malam, sahabatku!

Tiada yang tampak di hadapanku. Kubertanya-tanya ke mana arah langkahmu!

Lewat sisi redup sungai hitam pekat yang mana, Lewat tepi luar hutan menyusut yang mana, Melalui kedalaman suram simpang siur yang mana dikau urutkan jalanmu kemari, sahabatku?

Diterjemahkan di Jogja
25 Desember 2004


FRIEND

Art thou abroad on this stormy night on thy journey of love, my friend?
The sky groans like one in despair.


I have no sleep tonight.
Ever and again I open my door and look out on the darkness, my friend!

I can see nothing before me.
I wonder where lies thy path!

By what dim shore of the ink-black river, by what far edge of the frowning forest, through what mazy depth of gloom art thou threading thy course to come to me, my friend?

 

==========

TIDUR

Di malam letih ini biarkanku terbaring dalam damai, istirahatkan percayaku padamu.

Jangan biarkan aku paksakan semangat lesuhku ‘tuk buat persiapan tak apik bagi sembahmu.


Dikaulah yang menarik selubung malam di pucuk mata letih sang hari, ‘tuk perbaharui pandangananya dalam sukacita kesadaran nan lebih segar.

Diterjemahkan di Jogja
25 Desember 2004


SLEEP

In the night of weariness let me give myself up to sleep without struggle, resting my trust upon thee.


Let me not force my flagging spirit into a poor preparation for thy worship.

It is thou who drawest the veil of night upon the tired eyes of the day to renew its sight in a fresher gladness of awakening. 


==========

SERULING KECIL

Aku telah kaujadikan abadi, begitulah kesenanganmu. Bejana rapuh ini kaukosongkan berulang kali, dan selalu kauisi dengan hidup segar.

Seruling buluh kecil ini telah kaubawa menyusuri bukit dan lembah, dan kauembusi alunan yang senantiasa baru.

Sentuhan abadi tanganmu membuat hati kerdilku larut dalam sukacita dan lahirkan ucapan tak terlukiskan.

Anugerahmu yang tak terhingga padaku hanya berlabuh di kedua tangan kecilku. Abad-abad berlalu, dan masih kaucurahkan, dan tetap ada ruang untuk diisi.

Diterjemahkan di Jogja
10 Januari 2004


LITTLE FLUTE

Thou hast made me endless, such is thy pleasure. This frail vessel thou emptiest again and again, and fillest it ever with fresh life.


This little flute of a reed thou hast carried over hills and dales, and hast breathed through it melodies eternally new.

At the immortal touch of thy hands my little heart loses its limits in joy and gives birth to utterance ineffable.

Thy infinite gifts come to me only on these very small hands of mine.
Ages pass, and still thou pourest, and still there is room to fill.

No comments:

Post a Comment