Tuesday, December 31, 2024

Pri la tradicia danco "likurai"

Bildo: myindonesiann.blogspot.com

Likurai estas timora militdanco, kiu estas formo de respekto al la herooj, kiuj defendis la landon. Tiu ĉi tradicia danco estas farita de belaj virinoj uzante tamburetojn kaj akompanataj de kelkaj virdancistoj. (Esperanto-vortoj: Yohanes Manhitu, 2024)

Sekilas Tentang Kata Penyerta "Para"




Beberapa hari ini, tampaknya isu "para" (kata penyerta) cukup menguat di media sosial. Tanpa (perlu) mempersoalkan dari mana datangnya, entah dari sawah atau dari kali, saya mengajak para peminat bahasa Indonesia - bahasa nasional dan bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) - untuk memperhatikan hal ini sejenak. Baik juga untuk menyegarkan ingatan gramatikal kita.

Kata penyerta "para" biasanya terletak di depan kata benda dan berfungsi sebagai penanda bentuk jamak (kelompok orang). Contoh: Para petani di desa ini sangat giat bekerja.

Bentuk jamak pun dapat dibuat tanpa menggunakan "para", yaitu dengan pengulangan (reduplikasi) kata benda. Contoh: 1. Petani-petani di desa ini sangat giat bekerja. 2. Gadis-gadis itu sungguh cantik.

Catatan:
  1. Kata benda (untuk orang) setelah "para" tidak mengalami pengulangan. Contoh: Para tamu sudah hadir. (Bukan para tamu-tamu!)
  2. Kata penyerta "para" tidak lazim diikuti kata benda yang sudah mengandung makna jamak, misalnya "tetamu" dan "hadirin". Jadi, tidak lumrah menggunakan "para tetamu" dan "para hadirin".
  3. Kata penyerta "para" tidak dapat diulang untuk menunjukkan bentuk jamak, seperti dalam contoh-contoh berikut: 1. Para-para guru sungguh berjasa bagi banyak orang. 2. Para-para ibu sangat sibuk berarisan.
  4. Kata "para-para" itu sendiri bersinonim dengan rak (yang terbuat dari bambu dll. dan digunakan untuk berbagai keperluan).
Silakan lihat tangkapan layar (oleh saya) dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Kamus Dewan (kamus bahasa Melayu terbitan Malaysia). Semoga apa yang disampaikan di sini berguna. Salam mesra bahasa dan sastra kepada semua!

Ungaran, Jawa Tengah, 22 Desember 2024

Thursday, October 31, 2024

Kunjungan dan Perjumpaan Literasi di Kampus STPN Yogyakarta, Kamis, 15 September 2024

Kunjungan dan perjumpaan literasi di kampus Sekolah Tinggi Ilmu Pertanahan Nasional (STPN) Yogyakarta ini terjadi dua tahun silam dalam suasana yang akrab dan hubungan komunikasi masih terjaga hingga kini. Berita tentang acara ini dapat dibaca di BernasNews. Semoga literasi anak bangsa semakin maju demi mencerdaskan kehidupan bangsa. Terima kasih banyak kepada Bung Yoseph Nai Helly, pustakawan, penulis, dan pegiat literasi. Titip salam hormat buat Bapak YB Margantoro, jurnalis senior yang terus giat berkarya.

Puisi Bisa Ditulis di Mana Saja dan Kapan Pun

Tabik! Puisi bisa ditulis di mana saja dan kapan pun (termasuk di dalam pesawat yang sedang terbang) bila inspirasi lahir dan terus mendesak. Berikut adalah sebuah puisi Tetun Nasional yang sempat saya tulis di pesawat Lion dalam penerbangan Kupang-Surabaya pada tanggal 16 Maret 2010. Terpaksa saya tulis pada kantong kebersihan karena kehabisan stok kertas. Selamat membaca dan salam sastra!

---------------------------------------

KALOHAN HAMALUK HA’U

Autór: Yohanes Manhitu

Tuur iha aviaun laran,
dook hosi rain nia oin.
Iha kalohan nia klaran,
ha'u temi Na’i nia naran.

Tilun rona aviaun nia lian,
matan la hetan loromatan.
Maibé liuhosi janela oan,
ha'u haree ninia roman.

Lakleur aviaun sei tau ain
neineik iha nia to’o-fatin.
Ksolok mosu iha laran
tan Nia haraik bensaun.

Lion Air, Marsu 2010
-----------------------

AWAN MENEMANIKU*

Penulis: Yohanes Manhitu

Duduk di dalam pesawat,
jauh dari permukaan bumi.
Di tengah-tengah awan,
kusebut nama Tuhan.

Telinga mendengar suara pesawat,
mata tak menemukan matahari.
Tetapi lewat jendela kecil,
kulihat cahayanya.

Sebentar lagi pesawat mendarat
perlahan di tempat tujuannya.
Timbul kegembiraan di hati
karena Ia curahkan berkat.

--------------------------
*) Terjemahan Indonesia dibuat kemudian.

Foto: Dokumen pribadi oleh penulis

Sunday, September 29, 2024

Puisi "Te Apropii" oleh Elena Liliana Popescu Telah Diterjemahkan ke Empat Bahasa Austronesia

Foto: https://www.crushpixel.com

Sebuah puisi berbahasa Rumania dengan judul "Te Apropii" (sebuah puisi panjang yang terbagi ke dalam 12 bagian) telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia, Dawan, Tetun Resmi, dan Melayu Kupang dan kini tercantum dalam sebuah kumpulan puisi multibahasa yang akan terbit di Bukares, Rumania, dalam waktu dekat. Penerjemahan itu memerlukan waktu yang cukup lama dan baru bisa rampung dan dikirim pada tanggal 21 September 2024. Undangan untuk menerjemahkan puisi itu ke bahasa-bahasa Austronesia itu datang dari si penyair sendiri, yakni Elena Liliana Popescu*.

Berhubung (sejujurnya!) pengetahuan bahasa Rumania saya belum memadai (maklum, masih belajar) untuk bisa menerjemahkan puisi itu langsung dari bahasa Rumania (bahasa turunan Latin terbesar di Eropa Timur), terjemahan-terjemahan saya itu dibuat berdasarkan versi-versi Spanyol, Prancis, Portugis, dan Italia yang telah dibuat secara langsung dari versi asli puisi itu. Kali ini, tanpa rujukan versi bahasa Inggris.

Sebagai informasi, saya telah menerjemahkan sejumlah puisi Prof. Elena ke empat bahasa tersebut di atas dan terdapat dalam beberapa buku kumpulan puisi multibahasa yang terbit di Rumania. Beliau pun telah menerjemahkan sejumlah puisi saya ke bahasa Rumania, dari puisi-puisi asli saya dalam bahasa Inggris dan Spanyol. Pernah ada terjemahan Rumania dari puisi-puisi saya itu yang terbit di New York.

Sejatinya, ini adalah sebuah kesempatan bagus untuk lebih banyak belajar, Ya, masih perlu belajar dan terus belajar. 💖
------------------------------------
*) Prof. Dr. Elena Liliana Popescu adalah seorang matematikawan dan penyair terkemuka di Rumania (https://www.margutte.com).

Puisi "Agua Florida" oleh Nidia Marina González Telah Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia

Foto: Dari Alfredo Pérez Alencart

Awal September ini, saya diundang lagi oleh penyair Alfredo Pérez Alencart dari Universidad de Salamanca (Universitas Salamanca), Spanyol, untuk ikut serta menerjemahkan puisi Spanyol. Kali ini, yang diterjemahkan (ke bahasa Indonesia saja*) adalah puisi "AGUA FLORIDA" karya Nidia Marina González, penyair Kosta Rika yang memenangi XI Premio Internacional de Poesía 'Pilar Fernández Labrador', sebuah penghargaan sastra bergengsi di dunia Hispanik. Terjemahan saya berikut itu (berjudul "AIR BUNGA") bakal diikutkan dalam sebuah antologi puisi multibahasa internasional (berjudul "Atrapanieblas") yang akan terbit di Salamanca, Spanyol, bulan depan (Oktober 2024). Selamat membaca kepada semua! 💖

--------------------------------------

AIR BUNGA

Oleh: Nidia M. González

Keajaiban yang tak terselami,
sukar dipahami, tak tampak
dari hal-hal yang kecil.
Aroma air bunga yang mengalir lewat tangan ibuku
dan mengendap di kulitku, kini tanpa ibu,
denyaran napasnya.
Air bunga di udara pekat malam hari.
Kesahajaan bunga berwarna hijau-biru.
Kurangi getaran, redakan yang berkobar.
Rentangkan masa lampau ke masa kini,
jahitlah itu dengan bidal dan benang
untuk menghasilkan selembar kanvas
dengan seluruh kancing dari stoples,
termasuk semua yang telah rusak.

Terjemahan Indonesia: Yohanes Manhitu
Ungaran, Jateng, 7-8 September 2024
--------------------------------------

Versi asli (berbahasa Spanyol):

AGUA FLORIDA

Por: Nidia M. González

El milagro inescrutable,
inasible, invisible
de las pequeñas cosas.
El aroma del agua florida recorre las manos de mi madre
y deposita en mi piel, ya sin mi madre,
el destello de su aliento.
Agua florida en el aire pesado de la noche.
La simplicidad de las flores en verde agua.
Disminuir el temblor, aliviar lo que arde.
Tirar del tiempo antiguo hasta el tiempo presente,
coserlos con dedal e hilo
hacer un solo lienzo
con todos los botones del frasco
incluyendo todo lo que se ha roto.

-----------------------------------------
*) Kali ini tidak ada permintaan khusus untuk menerjemahkan puisi pemenang ini ke bahasa Dawan, Tetun, dan Melayu Kupang. Semoga akan ada lagi kesempatan nan berharga dan tergolong langka ini. Adalah penting untuk terus belajar.

Saturday, August 31, 2024

Pembacaan puisi "BENDERA MENGHIAS ANGKASA"

 

Pembacaan puisi "BENDERA MENGHIAS ANGKASA"
pada malam perenungan dan syukuran peringatan hari kemerdekaan RI ke-79 di wilayah RT 11/RW 06 Bandarjo, Ungaran, Kabupatan Semarang, Provinsi Jawa Tengah,
adalah bentuk partisipasi sebagai WNI.

"KIU ESTAS MI?" de Yoseph Nai Helly

Bildo: https://www.123rf.com


KIU ESTAS MI?

de Yoseph Nai Helly*

Kiu estas mi?
Eble vi scias.
Aŭ vi scias,
sed ne multe.

Rigardu min
per via mensa okulo.
Imagu pli longe,
pli malproksime.

Fakte,
vi ne scias multe.
Eĉ se vi scias,
nur preterpase.

Eĉ mi mem ne scias,
des malpli vi, kiu nur preterpasis
transirante la savanon
belan, plenan je trompoj

Vi ne bezonas scii
ĉar ankaŭ mi ne volas, ke vi sciu;
ĉar mi mem ne konas
la profundon de la oceano.

Tio sufiĉas!
Nur lasu la venton blovi.
Nur aŭskultu la kantadon
de la kanario, kiu dancas
por inciteti sian partneron.

Esperanta traduko: Yohanes Manhitu
Ungaran, la 12an de aŭgusto 2024
------------------------------------
*) Yoseph Nai Helly (okcident-timorano loĝanta en Yogyakarta) estas indonezia poeto, verkisto kaj bibliotekisto. Nuntempe li estas la estro de la biblioteko de la Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN) Yogyakarta (indonezialingve, Nacia Tera Kolegio de Yogyakarta). Li ankaŭ estas membro de la redakcio de la Majalah Pendidikan Literasi Guru (indonezialingve, Revuo pri Instruista Legoscio-Eduko). En decembro 2023, sia indonezialingva libro Kuubah Duniaku, Antara Imajinasi dan Kenyataan (Mi ŝanĝas mian mondon, inter imago kaj realo) estis eldonita de Lembaga Ladang Kata en Yogyakarta.
------------------------------------------

Originala versio (en la indonezia):

SIAPAKAH AKU?

Oleh: Yoseph Nai Helly

Siapa aku?
Mungkin kau tahu
Atau kau kenal
Tapi tidak tahu banyak

Pandanglah aku
dengan mata batinmu
Bayangkan lebih lama
Lebih jauh nun di sana

Sebenarnya,
Kau tak banyak tahu
Kalau pun kau tahu,
Sekadar mengenal sepintas

Aku saja tak tahu,
Apalagi kau yang hanya berlalu
Melintasi padang sabana
Indah, penuh tipuan

Tak perlu kau tahu
S’bab aku pun tak ingin kau tahu
Karena aku sendiri tak tahu
Dalamnya samudera

Sudahlah!
Biarkan saja angin berhembus
Dengarkan saja kicauan burung kenari
Sedang menari, menggoda pasangannya.

Yogyakarta, 5 Agustus 2021

Wednesday, July 31, 2024

Belajar menyanyi dalam bahasa yang dipelajari

Gambar: https://www.redbubble.com

KETIKA belajar suatu bahasa baru, kita perlu belajar juga untuk bisa menyanyi dalam bahasa itu. Mulailah dengan lagu yang mudah dihafal dan dinyanyikan. Tak harus lagu yang panjang. Nikmatilah kegiatan yang asyik tersebut. Itu adalah sebuah cara yang tepat untuk bisa merasakan keindahan bahasa yang dipelajari. Salam mesra bahasa dan sastra! 💖

Buku-buku puisi saya yang telah terbit (Juli 2024)

SELAIN sejumlah puisi asli dan terjemahan saya yang sudah terbit dalam antologi dan media lain di sejumlah negara (Amerika Serikat, Spanyol, Portugal, Rumania, dll.), berikut ini adalah buku-buku antologi/kumpulan puisi saya yang telah terbit dalam bahasa Indonesia, Dawan/Uab Metô, Tetun Nasional/Resmi (Timor-Leste), Inggris, Prancis, dan Esperanto, baik di dalam maupun di luar negeri (nama buku diurutkan dari terbitan terbaru).

  1. Dahaga Pengembara, kumpulan puisi berbahasa Indonesia, tanpa terjemahan (Yogyakarta: Diandra Kreatif, 2024);
  2. Lirik Santalum, kumpulan puisi Dawan dan Tetun Resmi (Timor-Leste) dengan terjemahan Indonesia oleh penulis sendiri (Yogyakarta: Diandra Kreatif, 2019);
  3. A Walk at Night‒Une promenade de nuit, kumpulan puisi asli dalam bahasa Inggris (65 puisi) dan bahasa Prancis (45 puisi) (Antwerpen, Belgia: Eldonejo Libera, 2017);
  4. Feotnai Mapules‒Princino Laŭdata, kumpulan 100 puisi Dawan-Esperanto (Antwerpen: Eldonejo Libera, 2016);
  5. Sub la Vasta Ĉielo, antologi puisi asli dalam bahasa Esperanto (Candelo, Australia: Mondeto, 2010); dan
  6. Nenomatne Nbolen (Matahari Telah Terbit), antologi puisi asli berbahasa Dawan (Yogyakarta: Genta Press, 2009).
Semoga daftar ini bertambah panjang dan karya-karya yang terbit bermanfaat seluas-luasnya. Salam bahasa dan sastra!

-------------------------------------------------------------

Foto teks sampul belakang: Diandra Kreatif, Juli 2024

Kesan kuat dari menulis puisi

Foto: https://www.planetspark.in

TIADA hal yang begitu mengesankan bagi saya dari menulis puisi, kecuali jam tidur yang kadang kala terpangkas agar menuai puas, secangkir kopi yang mengepul mengundang lidah untuk mengencani api, indra yang lambat laun terasah basah, kepedulian pada mesra dan selingkuhnya kata-makna, penjelajahan interteks di dalam dan di luar jagat puisi, lebih sering tersenyum pada penganyam kata, dan nikmatnya kebebasan sebagai buah pembebasan. (Kutipan dari teks sampul belakang buku Dahaga Pengembara, sebuah kumpulan puisi berbahasa Indonesia (Yogyakarta: Diandra Kreatif, 2024).

Dahaga Pengembara: Sebuah Kumpulan Puisi

Foto: Diandra Kreatif, Juli 2024

Kabar gembira! Telah terbit buku saya, Dahaga Pengembara: Sebuah Kumpulan Puisi (Yogyakarta: Diandra Kreatif, Juli 2024). Ini adalah buku saya yang ke-13, kumpulan puisi saya yang ke-6, dan kumpulan puisi perdana saya dalam bahasa Indonesia.

Buku kumpulan puisi asli berbahasa Indonesia ini terbit dalam edisi terbatas dan akan dicetak ulang sesuai dengan permintaan/pemesanan. Buku ini (edisi cetak dan elektroniknya) akan tersedia dan dijual di “Marketplace” Penerbit Diandra Kreatif dalam waktu dekat. Yang berminat untuk membeli edisi cetak buku ini dari saya, boleh langsung mengontak saya melalui kotak pesan (inbox) Facebook untuk memesan. Harga buku cetak yang tercantum di sini belum mencakup ongkos kirim ke alamat pemesan. Semoga karya ini bisa berguna.

CATATAN: Puisi-puisi dalam kumpulan terbaru ini sudah pernah diperkenalkan kepada publik melalui situs puisi, blog, Facebook, antologi bersama, dan surat kabar (antara lain Pos Kupang dan Koran Sindo). Salam sastra buat yang sempat mengapresiasi.
------------------------------------------------

KETERANGAN PRODUK

Penerbit: Diandra Kreatif, Yogyakarta
ISBN cetak: 978-623-240-983-5
ISBN digital: 978-623-240-984-2
Ukuran buku: 14,5 X 20,5 cm
Tanggal terbit: 22 Juli 2024
Jumlah halaman: 202 (setelah xviii)
Bahasa: Indonesia (tanpa terjemahan)
Tipe jilid: Sampul tipis (Paperback)
Harga buku cetak: Rp 90.000,00
Harga buku elektronik: Rp 70.000,00
---------------------------------------
Keterangan foto sampul: Foto Dermaga Atapupu pada sampul buku ini adalah karya Yohanes Manhitu; diambil pada tanggal 15 Desember 2017 dari arah jalan raya Atambua‒Dili, Atapupu, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sunday, June 30, 2024

CASTELUL UNUI VISĂTOR

Image: https://www.wallpaperflare.com

de Yohanes Manhitu

Visez la un castel alezat lângă râul grației,
construit din iubire pură pe pământul adevăratei bogății.
Zidurile puternice din jurul ei sunt ale mântuirii.
Acoperișul său este din binecuvântări curgătoare ale cerului.
Are trei camere: credință, speranță și iubire.
Bucătăria este plină de pâinea vieții.
Ușile sale sunt dintr-o comoară fără sfârșit.
Ferestrele sale sunt din ploaia milostivirii.
Ventilatoarele sunt din cântece frumoase.
Plafoanele sunt ale victoriei și gloriei.
Locuitorii sunt din paradis.
Aici este castelul unui visător.

Traducere de Elena Liliana Popescu
București (România), 29 aprilie 2024

Pantun Malayu Kupang: Son Lupa Kulit

Foto: www.prochiz.com

Ana kici pung nama Rinto.
Sonde suka makanan pait.
Mau di kampong ato maranto,
Son jadi kacang yang lupa kulit.

Panulis: Yohanes Manhitu
Noemuti, 6 Oktober 2019