![]() |
Foto: https://x.com/RomoKristiadipr |
Requiescat in pace ad vitam aeternam (Semoga ia beristirahat dalam damai menuju kehidupan abadi).
Nació la palabra en la sangre, creció en el cuerpo oscuro, palpitando, y voló con los labios y la boca. (The word was born in the blood, grew in the dark body, beating, and flew through the lips and the mouth.) Pablo Neruda, La palabra
![]() |
Foto: https://x.com/RomoKristiadipr |
Requiescat in pace ad vitam aeternam (Semoga ia beristirahat dalam damai menuju kehidupan abadi).
HAKRAIK AN BA HA'U-NIA DOBEN*
Sebenarnya, sulit untuk membuat tulisan ini pada saat duka seperti ini. Berat rasanya untuk menulis sebagai bagian dari rumpun keluarga Fernandes-Manhitu yang lagi berduka, tetapi saya merasa perlu menulis sesuatu, entah cukup atau tidak, sebagai ungkapan hati. Untuk kurang-lebihnya, saya mohon maaf sebelumnya. Harap maklum.
![]() |
Bildo: https://sezonoj.ru/2021/03/corsetti-3 |
Ripozu en paco, kara Majstro Renato Corsetti (29-an de marto 1941 – la 1-an de februaro 2025). Via foriro certe estas granda perdo por Esperanto kaj Esperantujo. Koran dankon pro via afabla atento kaj subteno por miaj verkoj en Esperanto, la lingvo internacia. Via boneco kaj bonfaroj vivos eterne.
BARANGKALI banyak orang belum mengenal bahasa Esperanto, bahasa rancangan yang paling sukses di muka bumi ini. Saya mulai belajar bahasa karya hebat Ludwik Lejzer Zamenhof (1859-1917) ini pada awal Januari 2001 dan baru berhasil menulis puisi pertama saya dalam bahasa nan indah ini pada bulan Juni 2006. Puisi yang berjudul "Sub la vasta ĉielo" (Di kolong langit luas) itu merupakan hasil perenungan saya tentang akibat gempa bumi dahsyat yang melanda Yogyakarta pada tanggal 27 Mei 2006. Puisi perdana tersebut terbit dua kali di Jepang dalam Esperanto en Azio, buletin KAEM (Komisiono de UEA pri Azia Esperanto-Movado), no. 54 (September 2006) dan no. 56 (Mei 2007). "Sub la vasta ĉielo" kemudian menjadi judul kumpulan puisi pertama saya dalam bahasa Esperanto yang diterbitkan oleh penerbit Mondeto di Candelo, New South Wales, Australia, pada tahun 2010. Resensinya ditulis oleh dua sastrawan terkemuka dalam dunia sastra Esperanto, yaitu Trevor Steele dari Australia dan Jorge Camacho dari Spanyol. Informasi tentang kumpulan puisi ini tersebar luas di jagat penutur bahasa Esperanto, baik melalui media cetak maupun elektronik (termasuk sebuah radio Esperanto di Toulouse, Prancis). Semoga karya lain dalam bahasa hebat ciptaan Ludwik Lejzer Zamenhof ini segera menyusul. Mari kita menulis dalam bahasa apa pun, termasuk bahasa daerah! Bila kita menulis, kita pun (akhirnya) akan dibaca. Salam sastra! (Baca lebih lanjut di ymanhitu-works.blogspot.com)
Saluton el Indonezio! Antaŭ naŭ jaroj (je 31an de decembro 2016), aperis en Antverpeno, Belgio, mia davana-esperanta poemaro Feotnai Mapules—Princino Laŭdata, eldonita de Eldonejo Libera. Ĉi tiu libro de 250 paĝoj enhavas 100 originalajn poemojn en la davana (ĉiuj estas miaj propraj verkoj) kaj 100 tradukitajn poemojn en Esperanto (ĉiuj estas miaj propraj tradukoj). Por aĉeti tiun ĉi dulingvan poemaron, bonvolu viziti: katalogo.uea.org aŭ amazon.com.
![]() |
Bildo: myindonesiann.blogspot.com |
Likurai estas timora militdanco, kiu estas formo de respekto al la herooj, kiuj defendis la landon. Tiu ĉi tradicia danco estas farita de belaj virinoj uzante tamburetojn kaj akompanataj de kelkaj virdancistoj. (Esperanto-vortoj: Yohanes Manhitu, 2024)
Tabik! Puisi bisa ditulis di mana saja dan kapan pun (termasuk di dalam pesawat yang sedang terbang) bila inspirasi lahir dan terus mendesak. Berikut adalah sebuah puisi Tetun Nasional yang sempat saya tulis di pesawat Lion dalam penerbangan Kupang-Surabaya pada tanggal 16 Maret 2010. Terpaksa saya tulis pada kantong kebersihan karena kehabisan stok kertas. Selamat membaca dan salam sastra!
---------------------------------------![]() |
Foto: https://www.crushpixel.com |
Sebuah puisi berbahasa Rumania dengan judul "Te Apropii" (sebuah puisi panjang yang terbagi ke dalam 12 bagian) telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia, Dawan, Tetun Resmi, dan Melayu Kupang dan kini tercantum dalam sebuah kumpulan puisi multibahasa yang akan terbit di Bukares, Rumania, dalam waktu dekat. Penerjemahan itu memerlukan waktu yang cukup lama dan baru bisa rampung dan dikirim pada tanggal 21 September 2024. Undangan untuk menerjemahkan puisi itu ke bahasa-bahasa Austronesia itu datang dari si penyair sendiri, yakni Elena Liliana Popescu*.
![]() |
Foto: Dari Alfredo Pérez Alencart |
Awal September ini, saya diundang lagi oleh penyair Alfredo Pérez Alencart dari Universidad de Salamanca (Universitas Salamanca), Spanyol, untuk ikut serta menerjemahkan puisi Spanyol. Kali ini, yang diterjemahkan (ke bahasa Indonesia saja*) adalah puisi "AGUA FLORIDA" karya Nidia Marina González, penyair Kosta Rika yang memenangi XI Premio Internacional de Poesía 'Pilar Fernández Labrador', sebuah penghargaan sastra bergengsi di dunia Hispanik. Terjemahan saya berikut itu (berjudul "AIR BUNGA") bakal diikutkan dalam sebuah antologi puisi multibahasa internasional (berjudul "Atrapanieblas") yang akan terbit di Salamanca, Spanyol, bulan depan (Oktober 2024). Selamat membaca kepada semua! 💖